Waka DPR Tegaskan Pentingnya Pesantren Bangun Karakter Santri

3 weeks ago 18

Jakarta -

Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menegaskan pentingnya pembangunan karakter santri dalam peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2024. Ia juga mendorong pesantren mengembangkan pendidikan vokasi agar santri siap menghadapi tantangan zaman dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi.

"Saya atas nama pribadi dan DPR mengucapkan selamat Hari Santri Nasional 2024 kepada seluruh santri dan komunitas pesantren di Indonesia. Kontribusi santri sangat besar dalam pembangunan bangsa," kata Cucun dalam keterangan tertulis, Selasa (22/10/2024).

Pada peringatan HSN ke-10 ini, Cucun menilai ada banyak hal yang dapat direnungkan kembali terkait kontribusi santri di Tanah Air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menjadi panggilan bagi kita semua untuk meneladani semangat perjuangan yang telah diwariskan oleh para ulama dan santri-santri terdahulu," tutur pimpinan DPR yang tumbuh besar di lingkungan pesantren itu.

Menurut Cucun, ada banyak tantangan yang dihadapi dunia santri saat ini baik yang bersifat sosial, ekonomi, budaya, maupun politik. Salah satunya adalah munculnya banyak isu negatif terkait oknum di pesantren yang belakangan marak terjadi.

"Maka pendidikan karakter (character building) sangat penting bagi para santri kita," ungkap Cucun.

Pembangunan karakter bukan hanya inti dari tujuan pendidikan nasional, tetapi juga menjadi inti dalam pendidikan Islam. Ulama dan cendekiawan Mesir, Muhammad Athiyah al-Abrasyi, menekankan bahwa 'sesungguhnya pendidikan akhlak adalah ruh pendidikan Islam'.

Cucun menyatakan bahwa metode pembangunan karakter harus menjadi prioritas dalam pembelajaran santri agar tujuan dari Undang-Undang No 18 tahun 2019 tentang Pesantren dapat tercapai, yaitu menjalankan fungsi pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat secara efektif.

"Banyaknya isu berkaitan dengan masalah krisis moral oknum di pesantren harus menjadi catatan bagaimana implementasi UU 18/2019 dan kehadiran Pemerintah dalam pembinaan dan evaluasi harus berjalan, sehingga entitas pesantren tidak jadi korban," paparnya.

Cucun menambahkan, UU No 18 Tahun 2019 harus menjadi sarana agar pesantren dapat menjadi wahana pendidikan karakter dan pembinaan moral di dalam masyarakat dan di sekitar lingkungan pesantren itu sendiri.

"Pola bimbingan dan character building di pesantren dapat menciptakan santri sebagai manusia yang memiliki kekuatan iman dan ilmu. Di dalam iman, termuat juga soal akhlak karena memiliki ilmu tanpa akhlak pastinya akan sia-sia," sebut Cucun.

Doktor administrasi publik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) itu berharap, para santri terus melanjutkan perjuangan pendahulunya dengan berpegangan pada iman dan ilmu. Cucun menyebut, santri memiliki tugas mulia lewat berbagai perannya, seperti berdakwah dan pemberdayaan masyarakat.

"Santri merupakan tunas-tunas bangsa yang akan menjadi andalan pembangunan nasional. Oleh karena itu santri harus bertumbuh menjadi individu yang memiliki manfaat untuk sesama dan bagi bangsa serta negara," ujarnya.

Cucun juga menekankan pentingnya pesantren menghadirkan pendidikan vokasi bagi santrinya selain pendidikan karakter. Menurutnya, pendidikan vokasi sangat dibutuhkan di tengah kemajuan zaman yang menuntut SDM dengan kemampuan di luar bidang akademik.

"Modal vokasi bisa meningkatkan daya saing santri di berbagai sektor kehidupan, terutama dalam bidang ekonomi, di mana santri juga memiliki peran membangun ekonomi kerakyatan," jelas Cucun.

Cucun mencontohkan beberapa pesantren yang telah menerapkan pendidikan vokasi, seperti Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Ittifaq di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat, yang fokus pada pertanian atau agribisnis.

Ponpes Al-Ittifaq tidak hanya mengajarkan pendidikan agama, tetapi juga pendidikan pertanian kepada santrinya. Hasil pertanian dari santri dan pengurus Ponpes Al-Ittifaq dijual ke pasar tradisional, supermarket, rumah sakit, dan restoran.

Ponpes ini memproduksi 120 jenis komoditas seperti wortel, tomat, kentang, sayur kale, pakcoy, dan lainnya. Cucun mengusulkan agar pola pendidikan seperti ini dikembangkan di pesantren-pesantren lain di Indonesia.

"Jadi pesantren tidak cuma memberikan pendidikan konvensional, tapi juga memberdayakan keunggulan yang dimilikinya sehingga menghasilkan manfaat bagi para santrinya dan masyarakat," ucapnya.

Cucun juga mengapresiasi beberapa pesantren lain yang telah mengembangkan pendidikan vokasi. Di antaranya adalah Ponpes Darussa'adah di Gunung Manik, Pacet, Kabupaten Bandung, yang memiliki konsep integrity farming melalui pertanian dan peternakan.

Selain itu, ada juga pesantren digital Ponpes Bina Insan Mulia di Cirebon, yang menyediakan pendidikan kejuruan di bidang broadcasting, Teknologi Informatika, hingga keperawatan. Ponpes Bina Insan Mulia bahkan memiliki Media Center Pesantren untuk memperluas pengenalan pesantren dan mempermudah komunikasi dengan wali santri.

"Kita juga bisa maksimalkan program Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Pesantren yang memiliki pendidikan vokasi dalam menyiapkan SDM anak bangsa ke depan. BLKK bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM di kalangan pondok pesantren, sekaligus memajukan ekonomi umat," terang Cucun.

Untuk mendukung kemampuan santri di tengah era globalisasi ini, Cucun pun menekankan pentingnya menciptakan santri-santri modern.

"Semua santri harus melek digital. Di dunia kemajuan teknologi, menjadi santri modern sudah jadi hal yang wajib. Santri bisa memanfaatkan teknologi untuk berdakwah dan menyebarkan ilmu Islam, karena pasti pesannya bisa lebih mudah sampai terutama di kalangan generasi muda," urainya.

Lewat teknologi, menurut Cucun, santri juga bisa menjalankan perannya sebagai agen pembangunan bangsa sekaligus penggerak ekonomi kerakyatan. Santri modern juga disebut sejalan dengan tema HSN ke-10 tahun 2024 ini yakni "Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan".

"Santri sebagai generasi penerus bangsa memiliki tanggung jawab berjuang demi masa depan bangsa sehingga harus bisa mengikuti perkembangan zaman. Selain bisa menyebarkan nilai-nilai Islam dengan memanfaatkan teknologi, santri juga bisa menumbuhkan ekonomi digital," tutup Cucun.

(anl/ega)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial