Tunjangan Hari Raya dan Tantangan Pengendalian Inflasi

4 days ago 15

Jakarta -

Peraturan tentang Tunjangan Hari Raya (THR) harus dijalankan oleh seluruh pengusaha berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/2/HK.04.00/III/2025 tentang pencairan THR karyawan swasta paling lambat 24 Maret 2025. Bukan hanya karyawan swasta, Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, dan Polri serta pensiunan juga berhak atas pembayaran gaji dan tunjangan hari raya berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 23 Tahun 2025.

Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2024, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan ada 56,12 juta orang Indonesia yang berstatus sebagai buruh atau karyawan atau pegawai. Kelompok inilah yang berpeluang besar mendapatkan THR sesuai dengan aturan yang berlaku.

Mengawali Ramadhan dengan Deflasi

Perekonomian Indonesia akhir-akhir ini disorot seluruh kalangan karena dianggap mengalami periode suram akibat pesimisme pergerakan saham, melemahnya pergerakan ekonomi masyarakat, serta penurunan daya beli masyarakat. Deflasi bulanan terjadi secara berturut-turut selama Januari dan Februari 2025, masing-masing sebesar 0,76 dan 0,48 persen. BPS menyebutkan bahwa penyebab terbesar deflasi ini adalah diskon tarif listrik sebesar 50 persen untuk seluruh kelompok pelanggan listrik 450 -2200 Kwh yang diberikan selama Januari dan Februari 2025.

Selain itu, deflasi ini juga disebabkan oleh penurunan harga dan tarif beberapa komoditas lainnya, seperti komoditas pertanian dan tarif angkutan. Deflasi yang dialami selama Januari dan Februari selain mengindikasikan adanya penurunan harga, juga dapat menggambarkan melemahnya daya beli masyarakat. Kondisi ini juga dapat mendeskripsikan penurunan aktivitas ekonomi masyarakat. Deflasi karena penurunan harga sering disebabkan juga oleh melimpahnya pasokan barang, misalkan barang-barang hasil panen seperti sayur-mayur dan buah-buahan yang musiman.

THR dan Pengendalian Inflasi

Apakah deflasi ini akan terus terjadi pada Maret 2025? Bulan puasa biasanya menjadi suatu bulan yang secara musiman mengalami inflasi walaupun pada 2025 ini diawali dengan deflasi. Mengapa inflasi sering terjadi selama Ramadhan?

Secara teori, inflasi selama bulan puasa bersumber dari sisi permintaan (demand push inflation). Inflasi dari sisi harga akan perlahan mengalami peningkatan seiring dengan lonjakan perubahan permintaan di pasar. Pada kondisi ini akan tercipta ekuilibrium dengan kondisi tingkat harga dari sisi konsumen yang rela dibayarkan dengan tingkat harga dari sisi produsen pada tingkat toleransi profit tertentu, yang berdasarkan ekspektasi harga dan tingkat keuntungan di masa mendatang.

Jika tidak dibarengi dengan pengamanan dari sisi stok barang, lonjakan kenaikan harga dapat tidak terkendali. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah turun tangan dengan operasi pasar untuk mengendalikan harga, terutama pada barang-barang kebutuhan pokok masyarakat, seperti beras, minyak goreng, terigu dan sebagainya.

Demand factors
ini juga dipengaruhi oleh perubahan pola konsumsi masyarakat selama puasa dan menjelang lebaran. Faktor-faktor permintaan ini meliputi peningkatan pembelian kebutuhan pokok dan juga konsumsi makanan jadi, pembelian pakaian dan aksesoris, peningkatan pengeluaran untuk kendaraan dan juga melonjaknya pengeluaran untuk pembelian tiket moda transportasi.

Perubahan pola konsumsi masyarakat ini terjadi karena efek kultur, konsumerisme media, dan adanya ekspektasi masyarakat akan turunnya bonus atau THR. Faktor peningkatan pendapatan, baik dari hasil usaha maupun bonus THR inilah sebagai pendorong inflasi peningkatan pendapatan yang mendorong lonjakan permintaan pasar akan barang-barang. Penambahan uang yang dipegang akan menyebabkan perubahan keseimbangan money supply dan akan meningkatkan elasticity sehingga harga-harga secara otomatis akan bergerak naik untuk mencapai ekuilibrium baru.

Oleh karena itulah inflasi pada bulan puasa, terutama menjelang lebaran, sangat besar peluangnya untuk terjadi walaupun titik awal bulan puasa dimulai dengan deflasi. Inflasi ini dipengaruhi oleh dua hal, yaitu perubahan permintaan dan perubahan money supply.

THR bukan merupakan satu-satunya faktor yang menyebabkan pergeseran money supply. Selama bulan puasa, masyarakat juga sering mendapatkan dana segar dari pengambilan tabungan, pinjaman dari berbagai lembaga finansial, seperti bank, koperasi, dan pegadaian, juga peningkatan omset usaha. Oleh karena itu, inflasi yang sangat mungkin terjadi selama bulan puasa dapat bermakna ganda.

Makna positifnya adalah terjadinya pertumbuhan aktivitas perekonomian dan membaiknya daya beli masyarakat. Sebaliknya, hal negatif yang harus dikendalikan adalah kenaikan harga yang berada di atas batas ambang karena mempermainkan stok barang dan juga pola konsumerisme masyarakat yang berlebihan karena adanya ekspektasi tinggi terhadap peningkatan pendapatan THR.

Motif Ekonomi THR

THR yang diterima oleh sebagian masyarakat hendaknya tidak hanya mendorong demand dan money supply tetapi juga meningkatkan tabungan masyarakat. Hal ini menjadi perhatian pemerintah karena akhir bulan puasa tepat di akhir bulan dan lebaran jatuh di awal bulan, sehingga peluangmya inflasi tidak hanya mungkin terjadi pada Maret, tapi juga April 2025. Gejolak inflasi ini harus dapat diredam oleh pemerintah untuk menjaga kestabilan daya beli masyarakat hingga pascalebaran.

Pemerintah dapat menjamin ketersediaan stok kebutuhan masyarakat pada level aman dan sebisa mungkin dipenuhi oleh stok dalam negeri sehingga volatility nilai tukar tidak muncul sebagai faktor lain pendorong tingginya inflasi.

Motif ekonomi THR sebagai penambah dana segar masyarakat untuk memenuhi peningkatan kebutuhan selama bulan puasa dan lebaran akan sulit tercapai seandainya pola konsumsinya jauh melebihi ekspektasi terhadap THR yang diterima. Jika diharapkan THR dapat memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat, maka hal ini akan sulit diwujudkan karena untuk memenuhi konsumsinya yang berlebihan, masyarakat akan melakukan peminjaman dan terjadi peningkatan utang, atau dengan kata lain, lebih besar pasak daripada tiang. Tentu saja kondisi sangat berbahaya bagi kehidupan masyarakat di saat krisis ekonomi seperti saat ini.

THR juga diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk dapat meningkatkan rasa kepedulian kepada orang lain dengan memberikan zakat, infak, dan sedekah. Berkaitan dengan hal ini, THR dapat bermakna sosial untuk menurunkan kemiskinan. Ng Koek Hoe (2023), peneliti senior masalah sosial dari National University of Singapore, menyebutkan bahwa pemberian uang atau bantuan tunai kepada orang miskin berarti sekali bagi pemerataan pendapatan dan dapat secara cepat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan sosial. Pemberian bantuan secara tunai dinilai lebih efektif membantu kelompok miskin dibandingkan dengan pemberian berupa barang karena pemberian tunai ini meningkatkan income orang miskin dan langsung dapat dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.

Penerimaan THR yang akan mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga juga menjadi stimulus bagi pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran. Tentu saja ini terjadi jika proses perubahan pola konsumsinya tidak berlebihan atau bahkan menimbulkan utang baru. Masyarakat hendaknya diedukasi untuk menyisihkan sebagian THR-nya sebagai tabungan. Jika ini dapat dimplementasikan, maka pengendalian inflasi dapat terjadi secara otomatis karena tidak terjadi lonjakan peningkatan permintaan barang dan jasa serta terkendalinya jumlah uang beredar.

THR harus dimaknai secara ekonomi bukan hanya sebagai motif pemenuhan kebutuhan tetapi juga peningkatan tabungan. Memanfaatkan THR secara bijak menjadi PR bersama masyarakat dan pemerintah. Masyarakat hendaknya tidak berfoya-foya menghabiskan THR hanya untuk konsumsi tetapi juga untuk menabung, berinvestasi, dan membantu sesama. Untuk meningkatkan minat masyarakat berinvestasi dan menabung dengan THR-nya, maka pemerintah hendaknya dapat menciptakan iklim yang kondusif serta dapat dipercaya oleh masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asriana Ariyanti Statistisi Muda BPS Kota Bogor, alumni The Australian National University

(mmu/mmu)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial