Ilustrasi: Getty Images
Minggu, 30 Maret 2025
Aiko dan Jennie, dua kucing Persia betina sedang menunggu giliran naik pesawat di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Bersama dengan pemiliknya, Ledya Ayudila, mereka bakal pulang kampung menuju Takengon, ibu kota Kabupaten Aceh Tengah di Provinsi Aceh. Ledya lumayan risau, sebab ini merupakan kali pertama ia melakukan perjalanan jauh, selama 27 jam, bersama hewan peliharaannya.
“Sempat khawatir takut kenapa-kenapa, takut tiba-tiba mati di jalan. Tapi di depan mereka aku nggak mau menunjukan kalau aku stress, nanti takutnya mereka ikutan,” ucap perempuan berusia 29 tahun ini sambil menceritakan pengalaman mudik bersama kucing di tahun 2024. Sebelum conveyor belt mengangkut Aiko dan Jennie menuju ruang kargo yang terletak di bagian perut pesawat, Ledya membisikan ‘mantra’ kepada mereka. “kita mau mudik, kalian yang sehat-sehat, ya.”
Lebaran tahun lalu, Ledya terpaksa mengangkut anabulnya ke Kota Takengon karena ia tidak ingin lagi merantau di Jakarta. Perempuan yang sempat bekerja di industri farmasi ini memanfaatkan momen libur lebaran untuk kembali ke rumah orang tuanya. Pemilik hewan mungkin sudah tahu, membawa binatang kesayangannya menempuh perjalanan udara bukanlah perkara mudah. Begitu banyak tahapan dan dokumen yang mesti dipersiapkan. Tidak semua maskapai penerbangan mau mengangkut hewan di pesawatnya. Lulusan Universitas Andalas jurusan Farmasi ini sempat ingin menyerah. Terlintas di benak Ledya untuk memberikan Aiko dan Jennie kepada orang lain, namun ia tak sampai hati.
Ledya Ayudila bersama kucingnya saat di Bandara
Foto: Dok Pribadi
“Aku udah menganggap mereka (Aiko dan Jennie) seperti keluarga sendiri. Aku yang urus mereka dari masih 3 bulan, aku lagi stress nangis-nangis mereka yang temenin, aku udah terlanjur sayang. Perasaan ini cuma cat lover aja yang bisa ngerti, kalau bukan cat lover mungkin dikiranya aku alay,” kata Ledya.
Tahapan melengkapi dokumen pun Ledya lakukan dua bulan sebelum keberangkatan. Proses ini termasuk melakukan vaksin anti rabies, uji titer antibody rabies di Puskeswan atau UPT Laboratorium Kesehatan Hewan demi mendapatkan sertifkat karantina. Sertifikat ini yang wajib ditunjukkan Ledya kepada maskapai penerbangan. Di konter check in bandara, kedua kucing beserta masing-masing kandangnya ditimbang. Ledya membayar biaya Rp 540 ribu untuk mengangkut kedua kucingnya.
“Mau sebanyak apa dokumen yang harus diurus, dananya juga berapa ya aku lakukan aja. Aku udah nggak mikir lagi, rezeki pasti ada lagi. Uang yang aku keluarin memang sudah jalannya buat mereka,” tutur Ledya.
Dari Jakarta, Ledya dan kucing-kucingnya menempuh perjalanan udara selama 2 jam 30 menit menuju Bandar Udara Internasional Kualanamu. Selanjutnya, mereka masih harus menumpang bus selama 12 jam sebelum sampai di Kota Takengon. Untuk memastikan perjalanan yang aman dan nyaman bagi Aiko dan Jennie, Ledya melakukan beberapa strategi. Ia sengaja mengatur makan dan minum kucingnya agar tidak terlalu dekat dengan jadwal keberangkatan. Sepanjang perjalanan, Ledya hanya sesekali memberikan snack.
Kucing milik Ledya Ayudila ketika dibawa dalam perjalanan mudik selama 27 jam
Foto: Dok Pribadi
“Karena perjalanannya jauh, supaya mereka nggak sering-sering pup atau pipis. Sama aku kasih mereka catnip supaya lebih tenang dan nggak gampang stress. Capek dan stress pasti ada sedikit, jangankan kucing, kita aja manusia pasti capek menempuh perjalanan sampai selama itu,” imbuh Ledya. Begitu tiba di rumah orang tua Ledya, untungnya Aiko dan Jennie tidak menunjukkan tanda-tanda tertekan. Mereka langsung menghabiskan makanan dengan lahap.
17 Kucing Ikut Mudik
Tahun ini, perjalanan mudik Lely Fitriyah dari Surabaya ke Lamongan diwarnai keunikan. Perempuan berusia 31 tahun ini membawa serta kucing kesayangannya. Tak tanggung-tanggung, Lely memboyong 17 kucing yang terdiri dari 12 kucing dewasa dan 5 anak kucing berusia 3 bulan. Seluruh kucing ras Persia miliknya ia angkut menggunakan mobil. Dari rumahnya, Lely sengaja berangkat jam 6 pagi demi menghindari macet. Perjalanan melewati tol Surabaya-Gresik lumayan lancar, mereka hanya satu kali berhenti untuk mengisi bensin. Melihat pemandangan tidak biasa, mobil yang dinaiki Lely sontak menjadi pusat perhatian pengendara mobil lain.
“Mungkin mereka kaget ngelihat kucing sebanyak itu naik mobil. Mereka nggak dikandangin, aku bebasin aja di dalam mobil soalnya kasihan.” Kata ibu rumah tangga ini. Selama dua jam di dalam mobil, Lely heran melihat kucing-kucingnya anteng dan tak merepotkan. Padahal untuk sebagian besar kucing, ini merupakan pertama kali mereka melakukan perjalanan darat menggunakan kendaraan roda empat. “Kucingku macem-macem sifatnya, ada yang tipenya tidur terus, tapi ada juga yang aktif dan suka berburu. Tapi kemarin mereka di dalam mobil nggak ngereog. Aku kasih mainan bulu yang ada kerincingannya itu.”
Kucing-kucing milik Lely Fitriyah di dalam mobil
Foto: Dok Pribadi
Lely Fitriyah (tengah) dan kucing kesayangannya
Foto: Dok Pribadi
Lely mantap dengan keputusannya membawa 17 kucingnya mudik karena ia sempat trauma dengan jasa pengasuh kucing berbayar. Lebaran tahun lalu, Lely menggunakan pengasuh kucing yang ia bayar untuk mengurus kebutuhan makan, minum dan obat-obatan si kucing di rumah. Lely mempercayai jasa perawatan kucing ini karena dikelola oleh seorang dokter hewan. Meski sedang bepergian, aktivitas para anabul Lely pantau melalui kamera cctv. Tapi begitu libur lebaran usai, beberapa kucing Lely sakit, ada yang sakit mata dan ada yang mengalami diare. Oleh sebab itu, Lely tidak lagi mempercayakan kucing-kucingnya pada orang lain dan membawa serta mereka ke kampung halaman.
Selain itu, kedatangan kucing-kucing Lely ke rumah orang tuanya menambah kebahagiaan bagi keluarganya, apalagi mereka juga penyayang kucing. Ayah Lely yang menjemputnya beserta ke-17 kucingnya dari Surabaya ke Lamongan. Ayahnya bahkan juga membuatkan kandang sementara bagi kucing peliharaan Lely selama libur lebaran kali ini. “Soalnya Bapak pelihara kucing juga ada dua. Itu sebetulnya kucingku juga. Jadi total ada 19, tapi dua aku kasih ke Bapak,” pungkas Lely. Awalnya suami Lely memberikan sepasang kucing Persia sebagai hadiah untuk menemaninya di rumah. Lambat laun, kucing bernama Asep dan Mayang inipun beranak pinak hingga memiliki banyak keturunan.
Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho