Trump Tunda Kebijakan Tarif Bagi Kanada-Meksiko, Picu Ketidakpastian Pasar

1 week ago 13

Jakarta -

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menangguhkan tarif 25% yang diberlakukannya minggu ini terhadap sebagian besar barang dari Kanada dan Meksiko, pada Kamis (06/03). Keputusan ini adalah perubahan terbaru dalam kebijakan perdagangan yang fluktuatif, yang telah mengguncang pasar keuangan dan memicu kekhawatiran terkait inflasi serta perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Pengecualian ini, yang mencakup dua mitra dagang terbesar AS, akan berakhir pada 2 April, ketika Trump berencana menerapkan rezim tarif global timbal balik kepada semua mitra dagang AS.

Awalnya, pada Selasa (04/03), Trump memberlakukan tarif 25% terhadap impor dari kedua negara, kemudian pada Kamis (06/03), pengecualian untuk Kanada ditambahkan, setelah sebelumnya hanya mencakup Meksiko. Ketiga negara adalah anggota dari perjanjian perdagangan Amerika Utara (USMCA).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Reaksi Kanada dan Meksiko

Menteri Keuangan Kanada, Dominic LeBlanc, mengatakan bahwa negaranya akan menunda gelombang kedua tarif balasan senilai C$125 miliar (sekitar Rp1,43 triliun) atas produk-produk AS hingga 2 April mendatang. Sementara itu, Trump menandatangani amandemen yang juga mengecualikan beberapa komoditas seperti potash, namun tetap memberlakukan tarif 10% terhadap produk energi dari Kanada.

Pengenaan tarif ini dilakukan setelah Trump menyatakan keadaan darurat nasional pada 20 Januari, dengan alasan masuknya opioid fentanil dan bahan kimia prekursornya dari Cina ke AS melalui Kanada dan Meksiko. Sebagai tanggapan, Trump juga menerapkan tarif sebesar 20% pada semua impor dari Cina.

Ketidakpastian pasar

Pasar saham AS terus bergejolak, dengan indeks S&P 500 ditutup turun 1,8% pada Kamis (06/03), dan total penurunan mencapai hampir 7% sejak pertengahan Februari. Bill Sterling, seorang ahli strategi di GW&K Investment Management, menyatakan bahwa ketidakpastian yang diciptakan oleh kebijakan tarif inilah yang mengganggu pasar.

"Kita akan terus menghadapi ketidakpastian ini hingga tarif ditangani dengan jelas," kata Sterling. Ia pun menambahkan, "keputusan untuk menunda produksi atau investasi menjadi semakin sulit dengan kebijakan yang tak menentu."

Sementara itu, Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menegaskan bahwa Gedung Putih tidak terlalu terpengaruh oleh pergerakan pasar saham, dengan fokus utama pada peningkatan produksi dalam negeri.

Perundingan yang sulit

Negosiasi tarif antara AS, Kanada, dan Meksiko terus berlangsung dengan penuh ketidakpastian, membuat para pejabat dari kedua negara mitra AS merasa frustrasi. Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum melakukan panggilan telepon dengan Trump pada Kamis (06/03), di mana ia menyambut baik penundaan tarif, namun menyatakan keprihatinannya tentang dampak tarif terhadap rakyat Meksiko.

Dia menyoroti bahwa pemerintahnya telah meningkatkan patroli perbatasan, menindak kartel narkoba, dan menyerahkan 29 pemimpin kartel yang dicari oleh AS dalam beberapa minggu terakhir. Meskipun demikian, Trump tetap mempertahankan ancaman tarif dan hanya bersedia menunda implementasinya hingga 2 April.

Di sisi lain, hubungan antara AS dan Kanada tetap tegang. Sebuah panggilan telepon antara Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Trump dilaporkan berlangsung panas, dengan Trump menyuarakan keluhannya terhadap kebijakan industri susu Kanada.

Dampak ekonomi dan tantangan ke depan

Pengenaan tarif yang berubah-ubah oleh pemerintahan Trump telah menciptakan ketidakpastian ekonomi yang signifikan, tidak hanya bagi Kanada dan Meksiko, tetapi juga bagi Amerika Serikat sendiri.

Para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan proteksionisme ini dapat memicu lonjakan harga barang, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan mengganggu rantai pasokan global yang selama ini telah terintegrasi dengan erat.

Menurut laporan Yale University Budget Lab, kombinasi tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan Cina diperkirakan akan meningkatkan inflasi di AS sebesar satu poin persentase penuh. Hal ini berpotensi memperburuk situasi ekonomi domestik.

Lebih lanjut, tarif ini diperkirakan akan memangkas pertumbuhan ekonomi AS sebesar 0,5 poin persentase, yang berarti lebih sedikit lapangan kerja yang tercipta dan lebih rendahnya daya beli masyarakat.

Meski demikian, Trump bersikeras bahwa tarif adalah strategi yang tepat untuk memperkuat ekonomi domestik. Dalam pidatonya di depan Kongres pada Selasa (04/03) malam, ia menegaskan bahwa kebijakan ini akan membantu mengembalikan kekayaan dan kekuasaan ke Amerika Serikat.

Ia juga menepis kekhawatiran pasar dengan mengatakan bahwa meskipun akan ada "sedikit gangguan," dampaknya akan minimal dalam jangka panjang.

fr/rs (Reuters, AP)

(ita/ita)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial