Serangan udara Israel menghantam Rumah Sakit Eropa di Khan Yunis, Gaza, Selasa (13/5/2025). Serangan ini menewaskan sedikitnya 28 orang dan melukai puluhan lainnya. Serangan ini terjadi di tengah upaya gencatan senjata yang sedang berlangsung dan memicu kecaman internasional atas serangan terhadap fasilitas medis yang seharusnya dilindungi oleh hukum humaniter internasional.
Militer Israel mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan pusat komando Hamas yang terletak di bawah rumah sakit, dengan tujuan utama membunuh Mohammed Sinwar, pemimpin sayap militer Hamas. Namun, hingga kini, tidak ada konfirmasi resmi mengenai nasib Sinwar, dan Hamas membantah adanya fasilitas militer di bawah rumah sakit tersebut.
Serangan ini menyebabkan kerusakan parah pada kompleks rumah sakit, termasuk runtuhnya sebagian halaman dan terbentuknya kawah besar akibat bom penghancur bunker. Banyak korban yang terjebak di bawah reruntuhan, dan upaya penyelamatan terhambat oleh keberadaan drone Israel yang terus mengawasi area tersebut.
Di antara korban tewas adalah Hassan Aslih, seorang jurnalis Palestina yang sedang dirawat di rumah sakit tersebut akibat luka sebelumnya. Israel menuduh Aslih terlibat dalam serangan Hamas pada Oktober 2023, meskipun organisasi jurnalis internasional mengecam pembunuhan ini sebagai pelanggaran terhadap kebebasan pers.
Serangan ini merupakan yang kedua terhadap rumah sakit di Gaza pada hari yang sama, setelah sebelumnya Nasser Hospital juga menjadi sasaran, menewaskan dua orang termasuk seorang jurnalis. Total korban tewas di Gaza akibat serangan Israel pada 13 Mei mencapai lebih dari 50 orang, menambah jumlah korban sejak awal konflik menjadi lebih dari 52.000 jiwa.
Serangan terhadap fasilitas medis ini menuai kecaman dari berbagai pihak internasional. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut tindakan Israel sebagai "memalukan" dan menyerukan sanksi tambahan, sementara Koordinator Bantuan PBB Tom Fletcher menuduh Israel memberlakukan kondisi tidak manusiawi dan mendesak intervensi Dewan Keamanan untuk mencegah genosida. Sementara itu, Amerika Serikat terus mendorong pembicaraan damai dan pemulihan bantuan kemanusiaan ke Gaza.