Oknum atas namakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon diduga meminta jatah proyek ke PT Chengda, kontraktor utama proyek PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, hingga Rp 5 triliun. Gubernur Banten Andra Soni dibuat kecewa dengan ulah oknum Kadin Cilegon minta jatah proyek tanpa tender.
Ulah oknum Kadin Cilegon itu terungkap dari unggahan salah satu akun media sosial X. Sejumlah pihak yang diduga berasal dari Kadin Cilegon dan ormas bertemu dengan perwakilan Chengda Engineering Co, kontraktor dari proyek pembangunan pabrik CA-EDC.
"Tanpa ada lelang, porsinya harus jelas, Rp 5 triliun untuk Kadin, Rp 3 triliun untuk Kadin," ucap pria yang mengaku sebagai anggota Kadin Cilegon, dikutip Selasa (13/5).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie akan memberikan rekomendasi sanksi kelembagaan kepada oknum Kadin Cilegon jika terbukti bersalah. Kadin Indonesia akan menjatuhkan sanksi berupa peringatan tertulis hingga teguran keras.
"Peringatan tertulis dan teguran keras kepada pengurus Kadin daerah yang melanggar. Pembekuan sementara kewenangan organisasi hingga proses etik selesai. Rekomendasi pergantian atau pencabutan mandat organisasi bagi pengurus yang menyalahgunakan nama Kadin," kata Anindya dalam keterangannya, Selasa (13/5).
Anindya telah membentuk tim verifikasi dan etik untuk menampung keluhan serta pertanyaan dari masyarakat Cilegon. Rencananya Kadin Indonesia bersama dengan pemerintah, yakni Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) serta aparat penegak hukum turun langsung ke lapangan.
"Bahkan hari Rabu ya, itu Kadin bersama Gubernur Banten atau yang diutus, bersama BKPM dan juga penegak hukum akan melihat," ujarnya.
Gubernur Banten Kecewa
Gubernur Banten Andra Soni mengaku kecewa soal pengusaha Kadin Cilegon minta proyek Rp 5 triliun tanpa tender di proyek PT Chandra Asri Alkali (CAA). (M Iqbal/detikcom)
"Kadin kan organisasi resmi, ada pengurus di Pemprov, ada juga di tingkat pusat. Jadi tentu mereka harus melakukan pembinaan, menurut saya," kata Andra Soni di Kota Serang, Banten, Rabu (14/5).
Tak hanya itu, Andra Soni mengaku kecewa soal Kadin Cilegon minta proyek Rp 5 triliun tanpa tender. Andra bakal minta klarifikasi dari Kadin Cilegon soal peristiwa viral tersebut.
"Sebagai Gubernur Banten yang sedang berusaha menjadikan Banten yang ramah, saya kecewa dan saya harap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi," kata Andra Soni di Cilegon, Rabu (14/5).
Menurut dia, pemerintah saat ini sedang berupaya memberikan kemudahan dana rasa nyaman terhadap investor yang berinvestasi di Cilegon. Andra menyayangkan peristiwa itu terjadi di tengah upaya tersebut.
"Saya menyayangkan kejadian tersebut ya karena kita semua sedang berupaya bagaimana memberikan rasa nyaman kepada pelaku-pelaku industri pelaku usaha dan kemudahan investasi di Banten," tuturnya.
Andra mengajak semua pihak untuk mendukung investasi yang ada di Banten. Investasi, menurut dia, bukan hanya untuk kepentingan segelintir kelompok namun untuk seluruh masyarakat Banten.
"Yuk sama-sama kita dukung, karena investasi ini bukan terkait satu dua kelompok tapi investasi ini terkait seluruh masyarakat Banten. Sehingga investasi yang datang ke Banten kita sambut baik dan kita harapkan investasinya juga berdampak positif kepada seluruh masyarakat Banten," tuturnya.
Adanya investor yang menanamkan modalnya di Banten, menurut dia, akan mengurangi pengangguran dan menaikkan pajak daerah.
"Sehingga pengangguran semakin rendah, tingkat kemiskinan turun, dan pajak daerah dan lainnya semakin meningkat, itu yang kita harapkan," tuturnya.
Terkait peristiwa viral itu, Gubernur Banten secara resmi akan memanggil pengurus Kadin Cilegon untuk mengetahui duduk perkaranya. "Insyaallah, Insyaallah (akan dipanggil)," ujarnya.
Kadin Cilegon Sebut Selip Lidah
Video viral oknum Kadin Cilegon minta jatah proyek Rp 5 triliun tanpa tender. (Dok. Istimewa)
"Ceritanya kita jauh sebelum itu sekitar 1 bulan yang lalu beberapa minggu sebelum kejadian itu, Kadin Cilegon mengundang secara persuasif owner-owner dalam hal ini kan ada Chandra Asri sebagai induknya, ada CAA dan kita undang juga main kontraktor. Ini ada dua, satu Chengda joint operation dengan Total Persada, kedua PT PP JO dengan Seven Gate Indonesia, kalau nggak salah pertemuan itu ada 3-4 kali pertemuan itu, rangkaian sebelumnya sudah ada pertemuan," kata Isbat saat dimintai konfirmasi, Rabu (14/5).
Pada pertemuan sebelum viral itu, Kadin Cilegon menyatakan sikap mendukung penuh investasi yang ada di Cilegon. Namun, pihaknya berharap agar investasi yang ada di Cilegon melibatkan pengusaha lokal.
"Artinya, kita menyambut baik (investasi), cuma harapan kita agar libatkanlah pengusaha lokal yang kira-kira mampu, yang punya kualifikasi, tolong diakomodir supaya ada dampak multiplier effect-nya investasi yang Rp 15 triliun ini," katanya.
Seusai pertemuan dengan investor maupun kontraktor utama, Isbat menyebut komunikasi pengusaha lokal dengan PT Chengda sebagai kontraktor utama pada proyek itu mengalami kendala.
"Setelah komunikasi, memang pihak Chengda agak sulit, mungkin kendala komunikasi, kendala budaya kita nggak paham atau mungkin karena hal lain yang kita tidak ketahui, sehingga kita inisiatiflah ceritanya, Kadin untuk ke site, untuk sidak, sebenarnya bukan untuk menyetop pekerjaan, sebenarnya kita pengin lihat di lapangan seperti apa gitu loh," tuturnya.
Setibanya di lokasi proyek, tepatnya di site milik PT Chengda, sudah ada beberapa pengusaha yang berasal dari organisasi Hipmi, HIPPI, dan pengusaha lokal Cilegon.
Isbat mengatakan situasi saat itu sudah ramai karena beberapa pengusaha sudah masuk dalam obrolan. Situasi di ruangan tersebut riuh dan dinilai tak kondusif.
"Karena situasi itu rame, tidak terkondisi kemudian juga hanya Chengda saja di situ, komunikasi itu berjalan tidak sehat karena selalu yang namanya Chengda ini dia bilang saya nggak bisa mengambil keputusan karena harus berkomunikasi dengan CAA sebagai owner," ujar Isbat.
"Padahal CAA sudah ngobrol beberapa kali, katanya 'Oke kita mendukung', mengarahkan agar Chengda bekerja sama dengan pengusaha lokal. Jadi kayak dilempar-lempar gitu, kata CAA ke Chengda. Kata Chengda, saya harus berkoordinasi ke CAA, gitu," sambungnya.
Saat pertemuan berlangsung, lanjut Isbat, terjadi adu mulut antara para pengusaha tersebut dan pihak PT Chengda. Pihaknya menyimpulkan ada komunikasi yang kurang efektif pada pertemuan itu, sehingga salah satu anggotanya tersulut emosi.
"Akhirnya terjadilah adu mulut, terus ada kata-kata viral itu, memang itu bukan sikap resmi Kadin Kota Cilegon, itu luapan emosi dari salah satu pengurus kita yang mungkin kesal atau mungkin komunikasinya buruk atau mungkin kesal banget begitu sehingga adalah keluarlah. Saya menyebutnya selip lidahnya atau apalah, ya kita juga paham mana ada proyek yang 5 triliun tanpa tender," tuturnya.
Isbat mengatakan Kadin Cilegon menyadari proyek triliunan Rupiah tidak mungkin tanpa tender atau lelang. Pihaknya menghormati prosedur internal terkait mekanisme yang akan dilakukan untuk garapan pekerjaan di proyek tersebut.
"Artinya, kita menghargai SOP di internal main contractor ya kita ikutin, kalau misalkan tender, ayo kita tender, artinya kita mengikuti prosedur di internal. Tapi harapan kita ada keberpihakanlah ke pengusaha lokal, masa projek dengan nilai investasi Rp 15 triliun, masa pengusaha lokalnya nonton, nggak bagus juga, karena itu kan nggak tuntas video itu, yang viralnya justru Rp 5 T tanpa tender," katanya.
(rfs/wnv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini