TNI Gelar Malam Anugerah Pemenang Military Short Movie Festival 2024

1 week ago 9

Jakarta -

Malam penganugerahan Military Short Movie Festival 2024 dalam rangka memeriahkan HUT ke-79 TNI digelar hari ini di Djakarta Theater. Penganugerahan ini mengangkat tema 'TNI Prima Bersama Rakyat Menuju Indonesia Maju'.

"Alhamdulillah semua berjalan lancar, ini juga membuat kita bangga dan puncaknya adalah hari ini sehingga nanti diumumkan siapa-siapa pemenangnya," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen Hariyanto, di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (8/11/2024).

Peserta lomba digelar secara terbuka untuk masyarakat umum dan TNI di seluruh wilayah Indonesia dengan tahap pendaftaran pada 18 September hingga 30 Oktober 2024, dilanjutkan tahap penilaian pada 30-31 Oktober 2024, ada 715 film yang terdaftar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai 715 yang masuk, tidak dipungut biaya," ujar Hariyanto.

Hariyanto bersyukur atas antusias masyarakat dan TNI dalam Military Short Movie 2024. Dia mengatakan juara festival film ini tak hanya dari TNI melainkan juga dari masyarakat sipil.

"Ini sekali lagi sangat luar biasa ini bisa membangunkan generasi muda kita, tidak hanya militer, karena yang juara ini tidak hanya militer tapi ada juga yang sipil," ujarnya.

Harapannya festival film ini akan mendorong semangat dan kemampuan generasi muda di bidang perfilman. Hariyanto mengatakan TNI akan menggelar 'Military Short Movie Festival' lagi di tahun depan.

"Jadi harapan kita kepada semua masyarakat nanti kita ikuti, nanti kita akan rencanakan buat yang bagus-bagus, kita pasti dorong itu semua apalagi yang punya cita-cita membuat film," ujar Hariyanto.

"Bisa ikut sumbangsih apabila ada kegiatan-kegiatan Military Short Movie yang nanti akan kita rencanakan adakan kembali," imbuhnya.

Dewan juri Military Short Movie 2024 yakni aktris sekaligus produser, Marcella Zalianty, aktor Sultan Djorgy, dan sutradara sekaligus penulis, Rahabi Mandra. Marcella mengatakan ada 15 finalis dalam penganugerahan ini yang memberikan gambaran lebih dekat tentang kehidupan TNI.

"Melihat lebih dalam lagi bagaimana kehidupan TNI, yang biasa kita lihat dari luar ini kita melihat dari rumahnya," kata Marcella Zalianty.

Malam penganugerahan pemenang Military Short Movie Festival 2024 ini direncanakan akan dihadiri Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto. Kemudian, KSAD, Jenderal Maruli Simanjutak, KSAL, Laksamana Muhammad Ali, dan KSAU, Marsekal Mohamad Tonny Hardjono.

Terdapat tiga kategori pemenang dalam festival ini. Berikut rinciannya:

1. Kategori juara terbaik mendapatkan piala dan uang pembinaan sebesar:
- Juara 1: Rp 50 juta
- Juara 2: Rp 30 juta
- Juara 3: Rp 20 juta

2. Kategori juara favorite mendapatkan piala dan hadiah uang sebesar Rp 10 juta

3. Untuk 10 orang pemenang kategori juara reels mendapatkan piala dan hadiah masing-masing sebesar Rp 500 ribu

Teaser Film Believe

Pada malam penganugerahan ini, teaser film 'Believe-The Ultimate Battle' juga akan diputar. Film ini mengisahkan perjalanan hidup seorang prajurit veteran perang tahun 1975 yang menghadapi kenyataan pahit saat pengorbanannya di medan perang tak sepenuhnya dipahami keluarga.

Anak dari veteran itu dihadapkan oleh bayang-bayang ketidakhadiran ayahnya sehingga tumbuh menjadi anak yang kurang disiplin. Namun, kematian veteran itu membuka mata sang anak akan kebenaran dan pengorbanan yang telah dilakukan ayahnya tersebut.

Sang anak pun terinspirasi oleh ayahnya. Dia lalu mengikuti jejak ayahnya, terjun ke dunia militer dan menghadapi tantangan serta pergolakan batin.

Singkat cerita, akhirnya dia menemukan jalan yang mengubah kehidupannya. Film ini memberikan pesan ke penonton bahwa semua orang bisa menjadi hebat melalui keyakinan dan kemampuan diri sendiri, lingkungan dan terutama berkat Tuhan yang akan membawa kepada perubahan besar dalam hidup.

Perubahan berdasarkan film ini yakni mengisahkan seseorang dari bukan siapa-siapa menjadi seseorang yang diakui kemampuan dan keberadaanya. Bahkan bisa menjadi seseorang yang 'besar' di mata orang lain, namun tetap bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan bersikap rendah hati.

Film ini disutradarai oleh Rahabi Mandra dan Arwin T Wardhana. Lokasi syutingnya berada di Pangandaran, Garut, Bandung, Cimahi dan Jakarta.

Film yang mengisahkan keyakinan dan melibatkan prajurit TNI sebagai pemain ini akan tayang pada 2025 mendatang. Rahabi Mandra mengatakan pihaknya juga melakukan riset dengan keluarga veteran TNI.

Malam penganugerahan Military Short Movie Festival 2024 dalam rangka memeriahkan HUT ke-79 TNI digelar pada Jumat (8/11/2024), di Djakarta Theater. Penganugerahan ini mengangkat tema 'TNI Prima Bersama Rakyat Menuju Indonesia Maju'.Malam penganugerahan Military Short Movie Festival 2024 dalam rangka memeriahkan HUT ke-79 TNI digelar pada Jumat (8/11/2024), di Djakarta Theater. (Mulia Budi/detikcom)

"Kita melakukan riset mandalam, syutingnya juga baru akhir tahun ini. Kita udah mulai dari awal tahun, kita melakukan banyak riset itu bukan cuman tentang tokohnya aja, tokohnya iya tentu saja, yang masih hidup dan yang veteran, dan keluarganya juga kita lakukan," kata Rahabi.

Rahabi mengatakan riset juga dilakukan pada buku Believe yang menjadi dasar referensi produksi film ini. Dia mengatakan menghadirkan film Believe sebagai film otentik merupakan tantangan tersendiri.

"Lalu buku tentu saja, karena ini berangkatnya dari buku juga, buku Believe. Lalu kita juga ketemu langsung sama temen-temen dari TNI juga, ini adalah challenge-nya kita, oke, Mba Ayi, kalau kita mau bikin film perang kali ini mari kita bikin yang betul, yang semuanya otentik jadi ketika dilihat ya memang sejarahnya dulu seperti itu, dan bisa menjadi, orang jadi bisa nonton, ini yang terjadi waktu itu, pakaiannya memang begini, gaya bicaranya memang begini, gayanya memang begini, gaya nembaknya aja beda tahun berapa sama tahun berapa. Nah, itu kita sampai sedalam itu," ujarnya.

Dia mengatakan riset tetap dilakukan hingga saat ini selama pengambilan syuting film ini. Dia menuturkan pihaknya juga meminta tolong pendampingan ke pihak yang berhubungan langsung dengan operasi perang untuk memastikan otentik dan kebenaran jalan cerita film tersebut.

"Pada akhirnya ya misalnya ada ketidaktepatan, ketidaksesuaian kita crosscheck lagi, riset tidak berhenti ketika berangkat syuting, selama syuting pun kita akhirnya cek lagi, ini masih bener nggak, karena kan ada aja barang baru," katanya.

"Sampai kita minta tolong juga kalau bisa ada yang mendampingi yang memang di operasi itu, entah orang tuanya pernah ada di sana atau orangnya juga di sana kita datangi juga, benar nggak seperti ini, karena kan ini ada tempat-tempat yang kita nggak bisa syuting di tempat benerannya ya. Jadi harus merekayasa, merekayasanya juga harus semirip mungkin," tambahnya.

(mib/rfs)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial