Jakarta -
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menerima kunjungan delegasi Mufti Perlis Malaysia. Ketua Mufti Perlis Malaysia Sahibus Samahah Prof. Dato' Arif Perkasa Dr. Mohd Asri Bin Zainul Abidin menyampaikan kunjungan ini merupakan upaya untuk meningkatkan silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan antara Malaysia dan Indonesia.
Pria yang akrab disapa Dato' Maza ini berharap dapat ilmu serta pengalaman menyangkut ketatanegaraan yang selama ini berjalan di Indonesia.
"Kami berharap hubungan antara Indonesia Malaysia semakin baik. Apalagi pimpinan kedua negara (PM Anwar Ibrahim dan Presiden Prabowo) sudah lama saling mengenal dan bersahabat satu sama yang lain. Kami mengapresiasi pidato Presiden Prabowo menyangkut pemberantasan korupsi, hingga masalah pemerataan kemakmuran. Semoga isi pidato tersebut bisa direalisasikan untuk kejayaan bangsa Indonesia. Itu adalah pidato yang bagus dan memberi harapan," kata Dato' Maza dalam keterangannya, Kamis (24/10/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini disampaikannya saat melakukan pertemuan dengan HNW di Ruang Rapat Pimpinan MPR, pada Rabu (23/10/2024).
Dato' Maza mengungkapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Indonesia lebih matang dibanding negara-negara sekitar, termasuk Malaysia. Terlebih menyangkut hubungan antara Islam dan negara. Oleh karena itu, lanjutnya, tak heran negara-negara sekitar kerap berguru dan menimba pengalaman kepada Indonesia dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya.
Sementara itu HNW menyambut hangat ajakan untuk mempererat tali silaturahmi diantara kedua bangsa dan negara. Ia juga mengapresiasi keinginan Mufti Perlis Malaysia untuk dapat bertemu dan berdialog secara rutin, termasuk dengan negara-negara tetangga lainnya.
"Alhamdulillah, inilah nikmatnya persaudaraan dalam berislam. Kita merasakan keberkahannya, dengan berislam kita jadi lebih mudah bertemu dan berkolaborasi dengan siapapun, termasuk saudara-saudara yang berasal dari negara-negara atau organisasi-organisasi yang berbeda. Demikian harusnya hubungan antar muslim, karena Islam menganjurkan saling berukhuwah, bersilaturahmi dan berta'awun. Bukan malah terpecah-belah, berhadap-hadapan, bersuudzon, apalagi saling membinasakan," kata HNW.
Politisi senior PKS ini pun menjelaskan saat ini Indonesia tengah dalam masa transisi antara pemerintahan yang lama dengan yang baru. Hal ini bisa dilihat dari penataan yang tengah dilakukan, baik oleh lembaga eksekutif maupun legislatif, termasuk MPR RI.
HNW menambahkan, MPR merupakan rumah kebangsaan dan rumah konstitusi. MPR banyak menerima tamu dan para tokoh baik dari dalam maupun luar negeri. Bahkan belum lama ini, MPR baru menyelesaikan tugas konstitusionalnya, melantik Presiden dan Wakil Presiden terpilih dalam Pemilu 2024.
"Seperti yang disampaikan Dato' Maza, kami dari PKS juga berbahagia mendengar pidato presiden dan juga ketua MPR. Di mana keduanya menegaskan posisi bangsa dan negara Indonesia yang tetap mendukung bangsa Palestina. MPR dan Presiden RI tegas menolak penindasan serta penjajahan Israel dan mendukung kemerdekaan Palestina," imbuh HNW.
Lebih lanjut, HNW mengungkapkan di Indonesia, Islam berkembang dengan baik dan mampu bersinergi dengan kelompok lain, termasuk menentukan arah tujuan berbangsa dan bernegara. Adapun hal ini dapat dilihat dari sila-sila dalam Pancasila.
Pada sila pertama hingga kelima Pancasila, kata HNW, mengandung nilai-nilai keislaman bahkan terminologi-terminologi yang berasal dari Al-Qur'an dan as Sunnah, seperti ungkapan adil, adab, hikmat, musyawarah, serta rakyat.
Selain itu, 9 panitia yang menyepakati Pancasila dalam Piagam Jakarta juga terdapat empat tokoh umat Islam yang sangat dihormati.
"Bahkan menurut Buya Hamka, Pancasila itu ibaratnya angka 10.000. Jika angka pertamanya hilang maka angka berikutnya tinggal kosong-kosong. Dan yang pertama itu adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, yang juga bermakna tauhid, dimaknai sebagai tauhid oleh Ki Bagus Hadikusumo (Ketua PB Muhammadiyah, anggota PPKI). Jadi salah besar bila ada oknum yang membenturkan Islam dengan Pancasila," pungkas HNW.
(prf/ega)