Surat Kop Kemendes Viral, Yandri Bersumpah Haul Ibunya Tak Pakai Duit Negara

3 weeks ago 12

Jakarta -

Menteri Desa dan Daerah Tertinggal Yandri Susanto disorot belakangan lantaran menggunakan kop Kemendes untuk acara haul sang ibu yang digabungkan dengan acara santri di salah satu pondok pesantren di Serang, Banten. Yandri mengklaim acara itu tidak mengandung unsur politik, terutama pilkada.

Awalnya Yandri menyebut acara itu digelar dengan mengundang puluhan kepala desa dan ribuan orang. Acara haul ibunya, digabung dengan Hari Santri Nasional yakni pada tanggal 22 Oktober.

"Jadi memang saya ini kan sudah tinggal 15 tahun di pondok pesantren yang kami buat acara kemarin. Jadi setiap tahun kami bersama istri tinggal di sana, menyelenggarakan hari santri nasional. Dan itu biasanya dibuat besar-besaran, ramai yang datang, ribuan. Karena dua tahun lalu emak saya atau ibu saya meninggal, kami juga buat acara haul orang tua saya itu, bagian dari bentuk dharma bakti pengabdian saya, rasa sayang saya sebagai anak, yang sudah dibesarkan dan alhamdulillah sudah berhasil kepada orang tua saya," ujar Yandri kepada wartawan di Istana Negara, Rabu (23/10/2024).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Maka kemarin itu ramai yang datang, yang datang dari mana saja? Banyak. Bukan hanya dari Serang, tapi dari Cilegon, Serang, Tangerang, Pandeglang, Jakarta, unsur-unsur yang datang juga banyak, ada akademisi, pejabat negara, alim ulama, masyarakat biasa. Memang salah satu yang kami undang sebagian kecil kepala desa, lebih kurang 30 atau 25 kades, tidak semuanya, karena punya ikatan emosional dengan keluarga kami," tambahnya.

Namun, acara haul ini disorot publik dan berbagai pihak lantaran undangannya menggunakan surat kop Kemendes. Yandri menyebut acara itu tak ada kaitannya dengan pilkada.

Diketahui, istri Yandri, Ratu Rachmatu Zakiyah menjadi salah satu peserta Pilbup Pandeglang 2024.

"Dan acara itu kenapa viral kelihatannya spertinya dikaitkan dengan kontestasi pilkada, sementara yang kami laksanakan kemarin murni 100% tidak ada kaitan dengan pilkada. Memang istri saya maju sebagai calon bupati Serang, sudah lama prosesnya kan jauh sebelum jadi menteri sekarang sudah masuk kampanye tinggal 1 bulan lagi," ujarnya.

"Dan selama kegiatan kemarin Bawaslu ada, kemudian unsur-unsur yang lain ada, dan saya pastikan saya tidak mungkin mencederai kekhidmatan hari santri nasional apalagi itu menyangkut emak saya almarhumah ibu saya dengan persoalan politik, nggak mungkin itu saya gak sanggup melakukan itu," sambungnya.

Lebih lanjut, Yandri turut berterima kasih atas kritik dan masukan atas hal ini. Dia juga mengatakan akan lebih berhati-hati dalam bertindak ke depannya.

"Nah persoalan administrasi ya tentu kami terima kasih kepada para pihak termasuk Pak Mahfud Md, semua yang sekarang sedang heboh di medsos kami terima kasih atas masukan dan sarannya untuk ke depan kami akan lebih hati-hati lagi," ujarnya.

Menurutnya, penggunaan kop Kemendes berawal dari diskusi kesekjenan. Dia menyebut dirinya kurang melakukan kontrol sehingga hal itu terjadi.

"Ya sebenarnya saya WA itu sudah lama karena santri nasional sudah tahu lama dengan WA biasa, kemudian haul emak saya juga udah tahu tanggalnya tanggal 20 Oktober pas meninggal emak hari santri juga 20 Oktober 2022 yang lalu. Tapi ada diskusi waktu itu di internal kesekjenan perlu ada surat itu ya saya karena sedang sibuk sedang banyak persiapan-persiapan pasca pelantikan ya saya memang mungkin kurang kontrol saja," tambahnya.

Yandri menyebut acara itu sama sekali tidak menggunakan anggaran Kemendes. "Tapi intinya dari acara itu tidak satu sen pun uang Kemendes yang saya gunakan demi Allah demi Rasul nggak, jadi itu murni persoalan administrasi saja. Dan insyaallah ke depan kami akan lebih hati-hati lagi dan tidak akan mengulangi lagi," katanya.

(azh/gbr)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial