Jakarta -
Superstar Fitness buka suara setelah dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan penipuan. Kuasa hukum Superstar Fitness, Daniel Hutabarat, secara terang-terang menyebut bahwa kliennya itu mengalami masalah keuangan.
"Jadi Superstar Fitness itu tutup karena masalah keuangan," kata Daniel kepada wartawan, Jumat (15/11/2024).
Daniel menjelaskan, Superstar Fitness memiliki kewajiban membayar sewa terhadap pihak mal. Selain itu, banyak kebutuhan lain yang harus dibayar setiap bulan, seperti urusan perawatan, listrik, hingga gaji karyawan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah, dari manajemen udah nggak kuat untuk ngebayar itu. Karena pemasukan mereka dari member-member itu udah nggak ada yang apa namanya, minatnya udah sedikit lah. Jadi lebih besar pasak daripada tiang," terang Daniel.
Daniel pun menyebutkan cabang-cabang Superstar Fitness di beberapa daerah akhirnya digembok lantaran sudah tak sanggup membayar sewa kontraktor untuk pembangunan tempat Gym tersebut. Hingga akhirnya, menurut dia, Superstar Fitness mengajukan pailit ke pengadilan niaga.
"Mereka ini enggak kuat lagi bayar kontrak, bayar maintenance dan listrik, tutup. Mereka mengajukan kepelitan. Kami digugat kepailitan," tutur Daniel.
Daniel menyatakan kondisi ini yang kemudian banyak disalahartikan sehingga muncul dugaan penipuan. Pihaknya berharap Superstar Fitness bisa segera melunasi utang-piutangnya.
"Kami berharap Superstar ini ngebayar utang-utangnya lah. Nah, inilah istilahnya usaha bisnis. Namanya kan mereka lagi goyang lah, masalah keuangan. Itu yang kondisi sebenarnya. Cuma ya mungkin dipelintir sebagian orang lah, dianggap penipu lah, kita memahami lah," ujar Daniel.
Daniel menjelaskan perkembangan Superstar Fitness hingga bisa memiliki beberapa cabang merupakan hasil uang yang diperoleh dari para member. Namun, menurut dia, alat-alat gym yang dibeli merupakan hasil dari sistem cicilan.
"Mereka dapet lah dari member ini untuk bayar sewa, bayar karyawan. Ada keuntungan, mereka buka lagi gym lagi di tempat lain. Terus sudah ada untung lagi, buka gym lagi. Mengembangkan, namanya usaha ya. Nah, itulah sampai delapan gym berhasil membuka pengembangan ekspansi dari keuntungan bikin usaha gym," ujarnya.
"Jadi keuangan itu nggak ditilep, ditelen enggak gitu. Mereka untuk bayar alat gym itu, kan mahal untuk bayar itu. Mereka bayar cicilan ini, cicilan itu, keuangannya sepengetahuan saya ya," lanjut Daniel.
Dia memastikan bahwa persoalan yang dialami Superstar Fitness merupakan masalah keuangan. Dia juga menyebutkan Superstar Fitness sudah kesusahan mendapatkan member lantaran nama perusahaan yang telanjur dinilai buruk.
"Kendala keuangan. Sedangkan sudah gonjang-ganjing gini, kita nih tetap berusaha aktif. Nah kita kan harus banyak merekrut lagi. Setelahnya siapa ini yang mau ikut gym lagi sama kita? Orang udah pada nggak percaya, Bang. Jadi nggak akan ada yang ini lagi ikuti kita. Udah rusak namanya," ujarnya.
Penutupan pusat kebugaran Superstar Fitness merugikan sejumlah member. Member pun melaporkan pihak Superstar Fitness ke Polda Metro Jaya atas dugaan penipuan.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan pihaknya telah menerima laporan dari sejumlah korban yang menjadi member Superstar Fitness. Saat ini Polda Metro Jaya tengah menyelidiki kasus tersebut.
"Benar. Untuk korbannya ini ada 4 orang yakni APS, RBRH, FCN, dan YMS, mereka adalah member dari Superstar Fitness," kata Ade Ary saat dihubungi detikcom, Jumat (15/11).
Laporan para korban diterima dengan nomor laporan LP/B/6911/XI/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA, tanggal 13 November 2024. Dalam hal ini, terlapor ada 4 orang.
"Terlapornya 4 orang berinisial MS, RC, HJ, dan MK," imbuhnya.
(eva/eva)