Siapkan Kendaraan Mudik Anda

3 days ago 14

Jarak tempuh rata-rata mobil konvensional dengan tangki bensin penuh sangat bervariasi, tergantung pada beberapa faktor seperti jenis dan ukuran mobil, kapasitas tangki bensin, kondisi jalan serta gaya mengemudi dan kondisi mobil. Namun, sebagai perkiraan umum, mobil konvensional dengan tangki bensin penuh biasanya dapat menempuh jarak rata-rata di atas 400 km.

Sebagai contoh, Mitsubishi Xpander memiliki kapasitas tangki bensin 45 liter. Di dalam kota, konsumsi BBM mencapai 1 liter/11 km. Dengan mengisi penuh tangki, mobil bisa digunakan menempuh jarak 495 km. Sedangkan Honda Mobilio memiliki tangki bensin berkapasitas 42 liter. Konsumsi BBM Mobilio mencapai 1 liter/14 km dan bisa menempuh jarak 588 km. Untuk mendapatkan perkiraan yang lebih akurat, diperlukan informasi tentang spesifikasi pabrikan mobil atau dapat menggunakan aplikasi penghitung konsumsi bahan bakar.

Apa yang Harus Dicek Sebelum Mudik

Apa yang Harus Dicek Sebelum Mudik

Pastikan ban memiliki ulir yang aman. Jika permukaan sudah halus atau ada benjol, segera ganti ban demi keselamatan.

Kemacetan panjang akan membuat mesin bekerja lebih keras, maka pastikan air radiator terisi cukup. Tujuannya menjaga kestabilan suhu mesin.

Lihat indikator oli mesin pada dashboard mobil. Pastikan volume oli sesuai dengan standar. Cek kondisi oli, apabila sudah berubah warna dan tampak keruh, sebaiknya ganti oli mesin dengan yang baru.

Pastikan AC bekerja optimal

Pendingin udara atau AC akan memberikan kenyamanan berkendara, khususnya pada siang hari. Pastikan AC mobil berfungsi sebelum melakukan perjalanan.

Tune-up dan ganti komponen rusak

Sangat disarankan untuk melakukan servis menyeluruh di bengkel sebelum mudik. Jika ditemukan komponen yang sudah aus atau tidak layak, gantilah dengan yang baru.

Cek kinerja komponen pendukung

Bukan hanya kinerja mesin yang harus dipastikan baik, tetapi juga performa komponen mobil lainnya, seperti wiper, shock absorber , dan lampu.

Sistem pengereman tak kalah penting, jika dipakai perjalanan jauh saat mudik yang bebannya tidak ringan. Cek juga kondisi kampas rem sebagai bagian yang menanggung beban berat saat rem mobil beroperasi.


Perawatan Mobil

Mobil konvensional dengan mesin pembakaran internal memerlukan perawatan rutin agar tetap berfungsi dengan baik dan berumur panjang. Berikut adalah aspek-aspek penting dalam perawatan mobil konvensional.


Perawatan Rutin Mesin

  • Ganti oli mesin setiap 5-10 ribu kilometer sesuai rekomendasi pabrikan
  • Bersihkan atau ganti filter udara setiap 10-15 ribu kilometer untuk menjaga performa mesin.
  • Ganti busi setiap 20–40 ribu kilometer untuk memastikan pembakaran optimal.
  • Pastikan cairan radiator dalam kondisi cukup dan bersih untuk menghindari overheating .

Sistem Transmisi

  • Cek dan ganti oli transmisi secara berkala.
  • Pastikan pedal kopling tidak terlalu keras atau longgar, serta cek kondisi plat kopling.

Sistem Rem

  • Periksa ketebalan kampas rem setiap 10 ribu kilometer dan ganti jika sudah tipis.
  • Ganti minyak rem setiap dua tahun untuk menjaga kinerja sistem pengereman.
  • Pastikan tidak ada keausan berlebihan yang dapat mengurangi efektivitas pengereman.

Ban dan Keseimbangan Roda

  • Periksa tekanan ban secara rutin untuk menghindari keausan tidak merata.
  • Lakukan rotasi ban setiap 10 ribu km untuk memperpanjang usia pakai.
  • Pastikan roda dalam kondisi sejajar agar mobil tetap stabil dan nyaman dikendarai.

Sistem Kelistrikan dan Aki

  • Bersihkan terminal aki dari kerak dan pastikan daya aki masih optimal.
  • Pastikan semua lampu berfungsi dengan baik dan ganti sekring jika ada yang putus.
  • Pastikan alternator bekerja dengan baik agar pengisian daya aki berjalan normal.

Jarak tempuh mobil listrik saat baterai penuh bervariasi, tergantung kapasitas baterai, efisiensi mobil, kondisi jalan, serta cara berkendara. Secara umum, mobil listrik bisa melaju rata-rata sekitar 349 km dalam sekali pengisian, menurut data dari International Energy Agency (IEA).

Sebagai gambaran, Wuling Air EV Long Range dengan baterai 26,7 kWh bisa menempuh hingga 300 km sebelum perlu diisi ulang. Hyundai Ioniq 5 dengan baterai lebih besar, 72,6 kWh, punya daya jelajah yang lebih jauh, sekitar 481 km. Sementara Toyota bZ4X, salah satu pilihan mobil listrik yang tersedia di Indonesia, bisa mencapai hingga 500 km dalam kondisi optimal.

Tentu saja, jarak tempuh ini bisa berbeda tergantung medan yang dilalui, cuaca, dan gaya mengemudi. Jika ingin perkiraan yang lebih akurat, spesifikasi resmi pabrikan bisa menjadi acuan, atau bisa juga menggunakan aplikasi khusus untuk menghitung konsumsi energi mobil listrik.

Persiapan Mobil Listrik

Ingin perjalanan mudik Lebaran menggunakan mobil listrik aman dan nyaman sampai tujuan? Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan atau dicek sebelum melakukan perjalanan mudik.

Rencanakan perjalanan sebelum mudik. Pemilik kendaraan wajib mengetahui kapasitas baterai, jarak tempuh yang bisa dicapai saat kondisi baterai penuh, dan kapan waktu mengisi ulang baterai.

Selain itu, harus dihitung pula jarak dan waktu perjalanan yang akan ditempuh selama mudik. Bisa cek estimasi perjalanan di Google Maps, belum termasuk waktu istirahat sejenak di rest area .

Langkah paling penting sebelum mudik adalah mengecek seluruh kondisi mobil. Lakukan pemeriksaan terhadap tekanan angin ban, sistem pendinginan, hingga kondisi baterai mobil listrik. Pengecekan mobil listrik sebaiknya dilakukan di bengkel resmi yang terdekat dengan rumah.

Telusuri di mana saja lokasi SPKLU pengisian baterai, jenis soket pengisian daya (port charging) , seperti CHAdeMO, CCS, atau AC Charging.

Perhatikan Gaya Berkendara

Selama perjalanan, perhatikan kecepatan dan gaya berkendara. Berbeda dengan mobil konvensional, mobil listrik justru lebih boros energi ketika digunakan dalam kecepatan tinggi seperti di jalan tol. Sebab, mobil listrik mendapatkan torsi secara instan dengan semakin besarnya hambatan udara yang dihadapi kendaraan. Hindari menyetir mobil secara agresif dan jaga rata-rata kecepatan mobil tetap stabil di rentang 60-80 km per jam.

SPKLU di Rest Area

Tol Jagorawi

Rest Area KM 10A DC 60 kW
Rest Area KM 21B DC 50 kW
Rest Area KM 45A DC 60 kW

Tol Jakarta-Tangerang

Rest Area KM 13A DC 60 kW
Rest Area KM 14B AC & DC 82,5 kW

Tol Jakarta-Cikampek

Rest Area KM 6B AC 22 kW, DC 25 kW, DC 200 kW
Rest Area KM 19A DC 50 kW & DC 24 kW
Rest Area KM 19B DC 50 kW & DC 24 kW
Rest Area KM 39A DC 50 kW
Rest Area KM 42B DC 50 kW
Rest Area KM 57A AC 22 kW, DC 50 kW, DC 200 kW
Rest Area KM 62B AC 22 kW, DC 50 kW, DC 200 kW

Tol Cipularang

Rest Area KM 72A DC 50 kW & 24 kW
Rest Area KM 72B DC 50 kW & 24 kW
Rest Area Travoy KM 88A AC 22 kW, DC 200 kW, DC 50 kW, DC 24 kW, DC 100 kW
Rest Area Travoy KM 88B AC 22 kW, DC 200 kW, DC 50 kW, DC 24 kW, DC 100 kW
Rest Area KM 97B DC 60 kW
Rest Area KM 125B DC 120 kW

Tol Padeluenyi

Rest Area KM 147A DC 50 kW & DC 200 kW
Rest Area KM 149B DC 50 kW & 24 kW

Tol Palikanci

Rest Area Travoy KM 207A AC 24 kW, DC 24 kW, DC 50 kW, DC 66 kW, DC 100 kW
Rest Area KM 208B DC 50 kW, DC 24 kW

Tol Batang-Semarang

Rest Area Travoy KM 360B DC 50 kW
Rest Area Travoy KM 379A AC 7.4 kW, AC 22 kW, DC 66 kW, DC 100 kW, DC 200 kW
Rest Area Travoy KM 389B DC 50 kW, AC 7.4 kW, DC 100 kW, AC 22 kW
Rest Area Travoy KM 391A DC 50 kW

Tol Semarang Seksi A, B, C

Rest Area KM 424B DC 50 kW

Tol Semarang-Solo

Rest Area KM 429A DC 50 kW
Rest Area KM 439A DC 50 kW
Rest Area KM 444B DC 50 kW, DC 200 kW
Rest Area KM 456B AC 7.4 kW
Rest Area KM 487A DC 50 kW
Rest Area KM 487B DC 50 kW

Tol Solo-Ngawi

Rest Area Travoy KM 519A DC 24 kW, DC 50 kW
Rest Area Travoy KM 519B DC 24 kW, DC 50 kW
Rest Area Travoy KM 538A DC 50 kW, DC 22 kW
Rest Area Travoy KM 538B DC 50 kW, DC 22 kW
Rest Area Travoy KM 575A DC 50 kW, DC 22 kW, DC 100 kW, AC 22 kW
Rest Area Travoy KM 575B DC 50 kW, DC 22 kW

Tol Ngawi-Kertosono

Rest Area Travoy KM 597A DC 50 kW, DC 22 kW
Rest Area Travoy KM 597B DC 50 kW, DC 22 kW
Rest Area Travoy KM 626A AC 22 kW, DC 100 kW
Rest Area Travoy KM 626B AC 22 kW, DC 200 kW

Tol Surabaya-Mojokerto

Rest Area Travoy KM 725A DC 50 kW, DC 100 kW, AC 22 kW
Rest Area Travoy KM 726B: DC 50 kW

Tol Surabaya-Gempol

Rest Area KM 753B DC 50 kW
Rest Area KM 754A DC 50 kW

Tol Pandaan-Malang

Rest Area Travoy KM 66A DC 50 kW
Rest Area Travoy KM 66B DC 50 kW
Rest Area Travoy KM 84A DC 50 kW
Rest Area Travoy KM 84B DC 50 kW

Tol Gempol-Pasuruan

Rest Area Travoy KM 792A DC 50 kW
Rest Area Travoy KM 792B DC 50 kW

Perawatan Mobil Listrik

Pemeriksaan kabel, konektor, sensor, dan controller untuk memastikan tidak ada korosi atau keausan.

Monitoring tegangan dan arus tiap sel baterai untuk mencegah overcharge/undercharge . Pengecekan sistem pendingin agar suhu baterai stabil. Balancing sel baterai untuk menjaga performa optimal.

Motor Listrik & Drivetrain

Inspeksi fisik motor, termasuk bantalan dan sambungan kabel. Pemeriksaan controller guna memastikan sinyal yang diterima motor benar. Pengecekan transmisi satu gigi agar gir bekerja dengan lancar.

Evaluasi pengereman regeneratif agar tetap efisien. Pengecekan rem konvensional untuk memastikan kampas dan komponen lainnya dalam kondisi baik.

Komponen lebih sedikit, perawatan lebih sederhana. Efisiensi energi tinggi dengan gesekan mekanis rendah. Sedangkan tantangannya, perawatan dan penggantian baterai mahal. Diagnostik elektronik membutuhkan alat dan tenaga ahli khusus.

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial