Rutin Bayar Iuran, Peserta Program JKN: Senang Bisa Membantu Sesama

4 weeks ago 10

Jakarta -

Menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri mengharuskan Misriati (38) membayar iuran rutin setiap bulannya. Namun, hal ini ternyata tidak memberatkan Misriati kendati dirinya juga membayar iuran anggota keluarganya.

"Alhamdulillah, menjadi peserta BPJS Kesehatan memang sudah saya niatkan sejak dulu untuk berkontribusi dan bergotong royong bagi sesama. Karena bagi saya dan anggota keluarga saya, terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan ini bukan berarti ketika kita membayar iuran kita harus merasakan manfaat penjaminannya juga," ungkap Misriati dalam keterangan tertulis, Jumat (18/10/2024).

Sudah sejak hampir sepuluh tahun yang lalu, Misriati dan keluarga menjadi peserta program JKN. Selama menjadi peserta, Misriati dan keluarganya mengaku tidak pernah keberatan akan iuran yang dibayarkan setiap bulan, meski ia tidak pernah mengakses pelayanan kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesuai dengan prinsipnya, Mistriati lebih mengutamakan bantuan ke sesama dan bergotong-royong dalam penyelenggaraan program JKN. Prinsip ini juga disampaikan ke anaknya yang ikut terdaftar bersamanya.

Ia ingin memberikan pemahaman kepada anaknya bahwa tetap penting untuk menjaga pola hidup sehat meski sudah terdaftar sebagai peserta program JKN. Serta, memastikan agar mereka membayar iuran setiap bulannya.

"Jujur, saya dan keluarga tidak pernah telat dalam melakukan pembayaran iuran BPJS Kesehatan ini. Hal ini yang terpenting bagi kami, komitmen kami sebagai peserta BPJS Kesehatan segmen mandiri yang sudah kami ketahui sejak awal. Kami sangat senang dengan iuran yang kami bayarkan kami mampu membantu sesama yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Memang apabila dilihat hanya iuran yang kami bayarkan saja, nominalnya tidak akan berarti apa-apa. Namun kalau dikumpulkan dengan peserta-peserta lain di luar sana yang jumlahnya puluhan hingga jutaan orang, tentu jumlahnya akan mampu membantu saudara kita yang membutuhkan pengobatan dengan biaya besar," ujarnya.

Misriati pun mengajak seluruh peserta agar merubah pola anggapan yang mengira akan rugi bila sudah terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan tetapi tidak pernah menggunakannya untuk berobat sama sekali.

Sebaliknya, peserta perlu bangga dan bersyukur apabila mampu membayar iuran secara rutin namun tidak menggunakannya untuk berobat.

"Sehat itu lebih penting dari apapun bagi saya, dan itu selalu saya tanamkan kepada seluruh anggota keluarga. Menjadi peserta BPJS Kesehatan, mampu membayar iuran secara rutin dan tidak pernah menggunakan itu semacam blessing tersendiri bagi kami. Jadi selama ini masih banyak yang beranggapan bahwa rugi kalau punya BPJS Kesehatan tapi tidak pernah menggunakan. Justru sebaliknya dong, tidak menggunakan BPJS Kesehatan untuk berobat berarti kita diberikan rezeki tersendiri yakni dengan nikmat sehat," jelas Misriati.

Oleh karena itu, Misriati mengajak seluruh peserta BPJS Kesehatan yang sehat dan tidak pernah menggunakan kepesertaannya untuk berobat ke fasilitas kesehatan, untuk terus meniatkan kontribusi tersebut. Ia berharap hal tersebut bisa menjadikan mereka yang membutuhkan, merasa nyaman dalam mengakses pelayanan kesehatan.

"Dengan kita berniat ikhlas untuk gotong royong dan menolong sesama, mudah-mudahan kita akan terus diberikan balasan berupa nikmat sehat dan kelancaran dalam segala urusan. Selain itu, kontribusi sekecil apapun dari setiap kita selaku peserta yang sehat, akan sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan, bagi mereka yang diuji dengan sakitnya. Apalagi banyak peserta yang sakit dan memerlukan biaya mahal," ujar Misriati.

(anl/ega)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial