Little China Town di Krendang

1 month ago 47

Kawasan bernuansa khas Pecinan di Jakarta bukan cuma milik Petak Sembilan di Glodok saja. Terdapat sebuah pemukiman padat penduduk di Jakarta Barat yang menjadi kampung bagi para pendatang Tionghoa dari Kalimantan Barat. Di kawasan bernama Krendang, mereka beralkulturasi dengan masyarakat setempat.

Mengutip laman Kelurahan Krendang, lingkungan ini dulunya adalah hamparan lahan kosong atau rawa-rawa. Setelah tahun 1945, orang Betawi mulai membuka sawah dan perkebunan. Kampung Krendang mulai diramaikan pendatang dari Banten, Jawa, dan terakhir orang Tionghoa dari Kalimantan Barat, khususnya Pontianak. Kedatangan mereka membawa dampak positif bagi perekonomian warga sekitar. Banyak keturunan Tionghoa Pontianak yang membuka bisnis rumah konveksi. Tak sedikit pula dari mereka yang menjadi pedagang makanan khas Kalimantan Barat.

Sebelum malam datang, detikX menyusuri sepanjang Jalan Krendang Selatan dan Jalan Krendang Raya yang jaraknya tak sampai 1 kilometer pada pekan lalu. Ruas jalannya tidak seberapa besar, sehingga membuat para pengendara motor, mobil, bajaj dan pejalan kaki mesti berbagi tempat. Perayaan Imlek masih menghitung hari tapi lagu ‘Gong Xi Gong Xi’ yang biasa disetel di hari Tahun Baru China sudah menggema dengan sangat lantang di sini. Krendang bisa menjadi salah satu opsi untuk berburu perlengkapan Imlek.

Ada beberapa toko yang menjual ornamen berwarna merah khas Imlek. Selain itu yang tak kalah penting penjaja makanan yang menjual kue khas Imlek. Jika Kue Keranjang sudah biasa, di sini terdapat dodol lapis legit beraneka rasa dan berwarna-warni yang merupakan gabungan antara kue keranjang dan kue lapis legit. Jenis kue satu ini biasanya hanya dapat ditemukan di Pasar Singkawang dan merupakan sajian khusus Imlek. Memakan kedua jenis kue ini di hari Imlek konon akan mendatangkan limpahan rezeki, karier, serta kehidupan yang lebih baik.

Wisata kuliner merupakan agenda wajib yang mesti dilakukan jika sudah berkunjung ke Krendang. Menemukan makanan Khas Kalimantan Barat otentik di daerah ini sangatlah mudah. Di setiap jengkal jalan, berbagai aroma sedap makanan bergantian membelai indera penciuman. Variasi makanan restoran dan pedagang kaki lima begitu banyak, memilih hanya sebagian di antaranya karena kapasitas perut yang tidak seberapa tentu bukanlah perkara mudah.

Pilihan pertama jatuh pada Pisang Goreng Wijen Aven-Jawai. Sebetulnya ada banyak pedagang pisang goreng di Jalan Krendang, tapi nampaknya kedai pisang goreng ini menjadi favorit warga sekitar Krendang. Di kota asalnya Pontianak, anak-anak muda suka nongkrong di warung tepi jalan sambil menikmati kopi dan pisang goreng ini. Banyak orang bisa membuat pisang goreng Pontianak tapi soal rasa tentu tidak bisa menggunguli aslinya. Jenis pisang yang digunakan tidak bisa sembarangan. Pisang goreng Pontianak menggunakan Pisang Kepok Kalimantan yang teksturnya halus dan memiliki perpaduan rasa manis dan asam yang pas. Proses penggorengan membuat lapisan luarnya renyah sementara bagian dalam masih terasa lembut. Taburan biji wijen dalam adonan tepung rupanya memberi sentuhan rasa dan aroma harum nan menggoda. Bila dimakan bersama kopi panas, tidak akan cukup makan sebiji, pasti ingin nambah lagi dan lagi.

Bagi orang-orang Hakka Singkawang yang bermukim di Jakarta, makanan di daerah Krendang bukan hanya sarana pemuas rasa lapar melainkan juga sebagai obat rindu akan kampung halaman. Kincipan Ajung mengingatkan masyarakat Singkawang saat bertahan di masa-masa sulit. Kincipan secara harafiah berarti kwetiaw ekonomis, makanan murah alias makanan yang dinikmati waktu kondisi dompet tengah cekak. Berbeda dengan kwetiaw sapi, kincipan tidak memiliki resep maupun metode masak yang khusus. Isinya hanya kwetiaw, sayur daun katuk, toge dan telor orak-arik yang digoreng bersama bawang putih dan kecap manis. Seperti kwetiaw goreng pada umumnya, rasa manis lebih dominan ketimbang rasa asinnya. Satu porsi Kincipan dijual dengan harga Rp 23 ribu.

Di Krendang ada kedai jajanan khas Pontianak yang belakangan sedang viral. Antrian tak berhenti mengular di SUHU Susu Tahu by Wendy. Pemiliknya sering dipanggil Wendy Boboho karena mirip biksu cilik berperawakan gemuk dengan kepala plontos, pemeran di film Shaolin Popey. Jajanan Pontianak yang dijual Wendy beraneka macam, mulai dari Choipan, Che Hun Tiau, Es Bongko, Cha Ko Kue, Kolak Pontianak hingga Bubur Gunting. Di antara semua menu, hampir semua orang yang makan di sini memesan Che Hun Tiau.

Makanan penutup ini berasal dari bahasa Tio Ciu. Che berasal dari kata chiu ce yang artinya ubi, sementara hun adalah tepung dan tiaw atau tiau artinya balok memanjang seperti mie. Seporsi Che Hun Tiau berisi ketan hitam, kacang merah, cincau, bongko pandan, santan, gula merah dan dipadukan dengan sejenis cendol berwarna putih serta berbentuk panjang seperti mie. Komponen di dalamnya memiliki tekstur legit, berpadu dengan cita rasa manis dan gurih yang dihasilkan santan dan gula merah. Meski Che Hun Tiau kental dengan nuansa Tionghoa, saat bulan Ramadhan, di kota asalnya, hidangan penutup ini kerap diburu sebagai takjil berbuka puasa.

Jika Che Hun Tiau paling dinikmat dikonsumsi segera, ada Roti Srikaya Tet Fai yang bisa dibawa pulang untuk dijadikan buah tangan. Meski memiliki embel-embel Srikaya, camilan ini sama sekali tidak menggunakan buah Srikaya dalam proses pembuatannya. Roti diberi olesan pertama yaitu margarin, selanjurnya olesan selai yang terbuat dari campuran gula, telur, susu dan daun pandan. Pilihan roti ada tiga jenis yaitu roti kukus original dan hijau serta roti goreng. Roti kukus memiliki tekstur lembut, sementara roti gorengnya legit ketika digigit. Satu biji roti Srikaya bisa dibawa pulang dengan membayar Rp 4 ribu.

Ketika malam menjelang, kawasan Krendang semakin ramai didatangi pengunjung yang ingin memuaskan rasa lapar. Krendang juga menjadi pusatnya aneka makanan non halal khas Kalimantan Barat seperti Bakmi Pontianak, Nasi Campur atau Bubur Pontianak. Cara paling mudah untuk berkunjung ke Krendang adalah dengan naik KRL dan turun di Stasiun Duri. Krendang dan Stasiun Duri dapat ditemuh hanya dengan berjalan kaki tak sampai 5 menit.

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial