Hari Cahaya Internasional 16 Mei: Sejarah dan Event 2025 dari UNESCO

8 hours ago 5

Jakarta -

Hari Cahaya Internasional atau International Day of Light diperingati setiap tahun pada tanggal 16 Mei. Pada Hari ini, UNESCO menyerukan untuk memperkuat kerja sama ilmiah dan memanfaatkan potensinya untuk mendorong perdamaian dan pembangunan berkelanjutan.

Berikut ini serba-serbi Hari Cahaya Internasional 2025.

Asal-usul Hari Cahaya Internasional

Dikutip dari situs UNESCO, Hari Cahaya Internasional bertepatan dengan hari peringatan keberhasilan operasi laser pertama pada tahun 1960 oleh fisikawan dan insinyur, Theodore Maiman. Studi tentang cahaya telah menghasilkan sumber energi alternatif, kemajuan medis yang menyelamatkan nyawa dalam teknologi diagnostik dan perawatan, internet dengan kecepatan cahaya, dan banyak penemuan lain yang telah merevolusi masyarakat dan membentuk pemahaman kita tentang alam semesta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut laman National Today, Hari Cahaya Internasional bertujuan untuk merayakan kontribusi cahaya dan teknologi berbasis cahaya pada berbagai bidang dan aspek kehidupan, termasuk seni dan budaya, pendidikan, kedokteran, komunikasi, sains, dan pembangunan berkelanjutan.

Hari Cahaya Internasional memperingati hari jadi operasi laser pertama yang berhasil dilakukan oleh fisikawan dan insinyur Theodore Maiman pada tahun 1960. Hari ini juga diperingati oleh PBB dan dikelola oleh Program Sains Dasar Internasional (IBSP) UNESCO.

Sejarah cahaya modern dimulai dengan penemuan bola lampu listrik. Bola lampu ditemukan jauh sebelum Thomas Edison mematenkannya. Edison hanya memungkinkan bola lampu diproduksi secara komersial.

Pada tahun 1802, Humphrey Davy menemukan lampu busur listrik, pendahulu awal bola lampu pijar, dengan menghubungkan tiang volta ke elektroda arang. Namun, lampu busur bukanlah sumber penerangan yang praktis karena terlalu terang untuk keperluan rumah tangga atau kantor, dan cepat padam. Penemuan ini menyebabkan terciptanya lampu keselamatan penambang pada tahun 1815 dan penerangan jalan di beberapa kota Eropa, termasuk Paris, selama tahun 1800-an.

Pada tahun 1850, Joseph Swan memecahkan salah satu masalah yang selama ini dihadapi oleh para penemu lampu listrik, yaitu efektivitas biaya filamen lampu. Sebagai pengganti filamen platinum, Swan menggunakan filamen kertas karbonisasi yang murah.

Lalu, pada tahun 1878, ia mematenkan lampu listriknya di Inggris dan mendemonstrasikannya dalam sebuah ceramah di Newcastle, Inggris. Penemuan Swan, seperti lampu busur Davy, tidak praktis untuk penggunaan sehari-hari karena pompa vakumnya tidak efisien.

Ketika Edison menemukan cacat pada lampu listrik Swan, ia melakukan perbaikan dan memperkenalkan bohlam lampunya pada bulan Desember 1879. Swan meniru perbaikan ini dan mendirikan perusahaan lampu listrik di Inggris.

Edison sempat mengajukan kasus pelanggaran paten terhadap Swan, tetapi kasus ini gagal. Edison dan Swan kemudian membentuk aliansi bernama Edison-Swan United, yang tumbuh menjadi produsen bola lampu terbesar di dunia.

Pada awal 1960-an, Nick Holonyak, seorang karyawan di General Electric, secara tidak sengaja menemukan lampu LED merah dan mematenkannya untuk digunakan sebagai lampu hias. Pada awal 1990-an, ilmuwan Jepang dan Amerika Isamu Akasaki, Hiroshi Amano, dan Shuji Nakamura menciptakan LED biru dan dianugerahi Penghargaan Nobel Fisika 2014 untuk penemuannya.

Hasilnya, para ilmuwan berhasil menciptakan LED putih. Pencahayaan menjadi lebih maju dan canggih, dengan kemampuan untuk menerangi rumah dan jalan secara nirkabel - menggunakan telepon pintar dan perintah suara AI. Bohlam lampu pijar juga mulai ditinggalkan, digantikan oleh alternatif halogen, LED, dan OLED.

Tentang Hari Cahaya Internasional 2025

Cahaya merupakan salah satu bagian paling mendasar dan penting dari alam semesta. Di sinilah perjalanan menuju sains kuantum, cabang sains yang mempelajari perilaku partikel terkecil di alam semesta, dimulai. Dari cahaya benda yang dipanaskan hingga perilaku partikel cahaya yang membingungkan, cahaya telah membantu kita menemukan cara kerja dunia kuantum.

Untuk merayakan Tahun Internasional Sains dan Teknologi Kuantum (IYQ) dan Hari Cahaya Internasional 2025 (16 Mei), UNESCO dan mitra terkait meluncurkan "Quantum light: A visual odyssey", seruan global untuk karya visual yang terinspirasi oleh persimpangan antara cahaya dan sains kuantum.

Bagikan karya visual Anda tentang cahaya dan sains kuantum. Karya yang terpilih akan dipamerkan di situs web UNESCO. Batas akhir pengiriman adalah tanggal 16 Juli 2025.

Siapa pun yang berminat silakan mengirimkan satu karya visual kreatif, bisa berupa satu hingga tiga gambar terkait. Karya dapat berupa foto, ilustrasi, komik, kolase, atau foto objek buatan tangan.

Kiriman yang memenuhi kriteria kelayakan akan memasuki tahap seleksi dan pemungutan suara publik, dan kiriman terbaik, sebagaimana ditentukan oleh juri dan audiens, akan ditampilkan di situs web UNESCO. Untuk informasi lebih lengkap, silakan akses situs ini.

(kny/jbr)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial