Jakarta -
Menteri Kebudayaan Fadli Zon turut menghadiri Perayaan Waisak 2025 di Komplek Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Senin (12/5/2025). Tri Suci Waisak memperingati tiga peristiwa penting yakni kelahiran Pangeran Siddharta, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha; serta Buddha Gautama parinibbana (wafat).
Fadli Zon mengatakan sebagai warisan budaya dunia, Borobudur bukan hanya kebanggaan bangsa, tetapi juga simbol toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
Dia pun turut menyoroti tema Waisak Nasional 2025 yakni 'Tingkatkan Pengendalian Diri Dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia' yang menurutnya melalui tema ini diharapkan semua umat untuk sama-sama merenungi dan berintropeksi diri untuk mewujudkan sebuah perdamaian dunia yang hakiki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Borobudur sebagai warisan budaya kebanggaan bangsa Indonesia ketika awal ditemukannya merupakan sebuah death monument, namun demikian seiring waktu, Borobudur memiliki wajah barunya sebagai living monument," kata Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Selasa (13/5/2025).
"Saya sangat meyakini, nilai-nilai agung yang terkandung dalam kemegahan candi ini dapat memberikan dampak positif bagi bangsa dan negara yang kita cintai ini. Sehingga, kita dapat mendorong aktivasinya menjadi tempat destinasi ziarah bagi umat Buddha di seluruh dunia," Sambungnya.
Dia berharap agar Candi Borobudur tidak hanya situs bersejarah yang dilestarikan dan destinasi pariwisata saja, akan tetapi juga dapat menjadi pusat ziarah internasional yang diakui dunia. Fadli Zon pun menegaskan jika Candi Borobudur tidak hanya menjadi tempat ziarah bagi umat Buddha saja, akan tetapi juga untuk seluruh umat manusia dengan nilai-nilai spiritual universalnya.
"Saya berkomitmen untuk terus mempromosikan Borobudur sebagai tempat yang membawa kedamaian, inspirasi, dan pencerahan bagi siapa pun yang mengunjunginya," ungkapnya.
Sementara itu, Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan kebahagiaannya karena pada bisa hadir secara langsung dalam peringatan puncak Hari Raya Trisuci Waisak 2569 BE tahun 2025. Ini adalah pertama kali dirinya menghadiri acara tersebut.
"Kita berharap Indonesia di bawah kepemimpinan presiden Prabowo Subianto dapat semakin maju dan sejahtera rakyatnya. Landasan pembangunan adalah Indonesia yang aman dan damai. Kita harap umat Buddha semakin sejahtera, damai harus diperjuangkan dan Indonesia harus menjaga perdamaian," kata AHY.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar berpesan jika inti dari perayaan Waisak ini adalah kontemplasi, yakni jiwa dan pikiran kita fokus memikirkan siapa sesungguhnya diri kita. Menurutnya, kontemplasi ini penting ditengah-tengah kehidupan yang penuh dengan godaan seperti sekarang ini.
"Di sini kita juga ditemani oleh para bhante, sangha, dan bikhu yang mendedikasikan dirinya untuk menjadi guru. Kita semua diminta mencontoh orang-orang yang berkepribadian luhur seperti guru. Tantangannya adalah bagaimana mempraktekan pribadi luhur seperti guru di keluarganya. Saya berharap selepas mengikuti kegiatan keagamaan seperti ini dapat membawa pulang kepribadian yang baik," ujar Nasaruddin Umar.
Sedangkan Ketua Umum DPP WALUBI yang juga Ketua Panitia Waisak Nasional Hartati Murdaya menyebutkan bahwa selain kegiatan perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE Tahun 2025 Masehi, WALUBI juga berkomitmen untuk terus melaksanakan aksi kemanusiaan, baik dalam bentuk bakti sosial maupun bantuan bagi korban bencana di tanah air.
"Dengan semangat kasih sayang dan kepedulian, kita dapat menjadi pelita bagi sesama dan menciptakan dunia yang lebih baik," tutupnya.
Sebagai informasi tambahan, setelah acara utama, yakni menyambut detik-detik Waisak pukul 23.55.29 WIB, kegiatan dilanjutkan dengan acara Pradaksina atau mengelilingi Candi Borobudur sebanyak tiga (3) kali. Kegiatan ini dilakukan bersama majelis-majelis Agama Buddha anggota WALUBI dan seluruh umat Buddha yang hadir di Candi Agung Borobudur.
Perayaan Waisak 2025 diakhiri dengan pelepasan lampion sebanyak 2.569 buah, sebanyak umur Buddhis Era 2569 tahun ini. Dalam acara penutup ini Menko IPK, Menbud, Menag, Wamenkraf, serta tamu undangan lainnya turut mengikuti dan melepaskan lampion, pada prosesi yang berlangsung di Lapangan Marga Utama Zona 2 Candi Borobudur tersebut.
Acara tersebut juga mengusung sub-tema 'Bersatu Mewujudkan Damai Waisak Untuk Kebahagiaan Semua Makhluk'. Tema dan subtema ini dipilih karena dianggap memiliki relevansi besar bagi kehidupan yakni peperangan dan konflik yang terjadi akhir-akhir ini merupakan akar dari kebencian yang menjurus pada penderitaan semua makhluk.
Simak juga video "Ribuan Warga Semarakkan Kirab Waisak dari Candi Mendut ke Borobudur" di sini:
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini