Jakarta -
Anggota Polsek Hantakan, Bripka Riri Herlianto, rela menembus medan berat Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan untuk menginspirasi anak-anak suku Dayak. Bripka Riri mendorong anak-anak di wilayah binaannya untuk terus semangat belajar dan meraih pendidikan setinggi-tingginya.
Atas dedikasinya itu, Bripka Riri diusulkan Polda Kalsel dalam program Hoegeng Corner 2024. Dia memberikan inspirasi kepada anak-anak suku Dayak agar tidak putus sekolah lewat program Kelas Bhabinkamtibmas.
"Menerapkan Kelas Bhabinkamtibmas ini dengan tujuan dan misi supaya anak-anak pedalaman tidak putus sekolah, memberikan motivasi," kata Bripka Riri dalam perbincangan dengan detikcom beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia ingin anak-anak di pedalaman tidak terpaku pada pekerjaan orang tuanya, yang mayoritas merupakan petani karet. Bripka Riri ingin anak-anak tersebut untuk terus menggapai cita-cita setinggi-tingginya.
"Kita memberikan semangat untuk anak-anak di situ untuk nanti cita-citanya digapai, jangan putus asa. Walaupun kita berada di pegunungan, tidak jadi batu sandungan untuk mencari ilmu. Jadi laksanakan program itu di Kelas Bhabinkamtibmas, jadi memacu inspirasi anak-anak di pedalaman supaya tidak putus sekolah," kata Bripka Riri.
Wilayah Binaan Bripka Riri
Bripka Riri menjelaskan dirinya mempunyai empat desa binaan di Kecamatan Hantakan. Dua di antaranya merupakan desa dengan mayoritas masyarakat suku Dayak, yaitu Desa Haruyan Dayak dan Desa Datar Ajab di Pegunungan Meratus.
Jarak dari Polsek menuju dua desa itu memakan waktu yang lama. Beberapa akses jalan bahkan masih dengan kondisi berbatu dan tanah.
"Untuk di desa yang terjauh, yang tidak terdapat akses jalan di Handayak. Jadi terbagi (beberapa dusun), dusun yang paling jauh ini melewati pegunungan yang notabene tidak ada jalan, yang hanya berbatu dan tanah merah. Untuk daerah Dusun Kumuh, Desa Haruyan Dayak, kalau melewati desanya dengan normal itu harus melewati bukit-bukit pegunungan, untuk melewati akses alternatif, kita harus melewati kabupaten lain," kata Bripka Riri.
Bripka Riri Herlianto Diusulkan dalam Program Hoegeng Corner (Foto: Dok Ist)
Meski begitu, kata Bripka Riri, ada jalan alternatif yang bisa diakses agar tidak melewati pegunungan. Rute tersebut harus masuk ke jalan kabupaten lain.
"Namun untuk masuk ke sana pun nyeberang sungai dulu, masuk ke dalam hutan juga ke dalam pegunungan juga," ujar Bripka Riri.
"Kalau untuk ke Desa Haruyan Dayak, kalau melewati jalan alternatif memerlukan kurang lebih 1,5 jam. Artinya kalau mengambil akses jalan alternatif jalan beraspal. Kalau melewati desa 20 Km untuk sampai ke situ," sambung dia.
Dia menjelaskan khusus di Desa Kumuh Desa Haruyan Dayak, akses internet dan listrik PLN belum ada. Menurut Bripka Riri, masyarakat di sana sangat berharap akses internet dan listrik bisa masuk ke wilayahnya.
"Jadi untuk akses internet tidak ada, tidak ada listrik, PLN tidak ada. Di sana internet, jaringan HP tidak ada," tutur Bripka Riri.
Jalan yang Dilalui Bripka Riri Herlianto di Kalsel Foto: Dok Ist
Mengajar di Kelas Bhabinkamtibmas
Bripka Riri menjelaskan Kelas Bhabinkamtibmas tidak digelar setiap hari. Sebab Bripka Riri bertugas di Polsek Hantakan dan harus tetap melaksanakan poket.
"Jadi apabila lepas dinas, misal ada kesempatan untuk ke sana, kita melaksanakan Kelas Bhabinkamtibmas, artinya kita mengambil di luar dari tugas pokok kita," imbuh Bripka Riri.
Selain itu, tak ada materi khusus yang diajarkan dirinya kepada para siswa. Bripka Riri hanya memberikan inspirasi kepada anak-anak untuk terus belajar dan meraih pendidikan setinggi-tingginya.
"Untuk mengajar kapasitas kepolisian saya tidak berani untuk mengambil alih seorang guru," kata Bripka Riri.
Jalan yang Dilalui Bripka Riri Herlianto di Kalsel Foto: Dok Ist
Kelas Bhabinkamtibmas juga diupayakan agar tidak mengganggu kegiatan pembelajaran yang utama. Sebanyak 13 orang di satu sekolah biasa menghadiri Kelas Bhabinkamtibmas itu.
"Artinya saya meminta waktu supaya pelajaran mengajar dari pihak sekolah tidak terganggu, malah memberi semangat dengan kehadiran kita," ujar Bripka Riri.
"Kelas Bhabin hampir ada 7 desa, 7 sekolahan. Untuk di 4 desa binaan, kalau yang prioritaskan rata-rata yang pegunungan, yang memang akses jalan untuk ke sana yang jauh pasti kita datangi, dengan harapan di sana memberi semangat," sambung dia.
Di luar kegiatan Bhabinkamtibmas, Bripka Riri juga tetap melaksanakan tugas utama Bhabinkamtibmas melayani masyarakat dengan door to door system. Bripka Riri bertamu ke rumah warga untuk menjaring setiap aduan dan membangun hubungan emosional dengan mereka.
"Saat ini memang itu yang kita terapkan, baik masalah sosial atau keamanan memang langsung kita respons karena kita tahu untuk karakteristik wilayah pegunungan untuk orang-orang di sana. Memang sistem jemput bola, ada laporan kita datangi, baik itu malam Subuh artinya dini hari menuju pegunungan kita siap juga," ujar Bripka Riri.
Dedikasi Bripka Riri itu pun menuai sambutan positif dari warga setiap desa binaan. Bahkan dia sudah menerima penghargaan dari 3 desa atas pengabdiannya kepada masyarakat.
"Alhamdulillah untuk respons dari 4 desa binaan, 3 desa binaan sudah memberikan suatu apresiasi piagam penghargaan kepada saya sebagai berdedikasi kepada masyarakat, baik dari tokoh agama tokoh adat karena di sini berhubungan dengan masyarakat adat Dayak. Jadi mereka setiap balai-balai adat memberikan apresiasi karena memberikan pelayanan tidak membedakan suku, agama mereka," imbuh dia.
(knv/aud)