Jakarta -
Hujan mulai mengguyur wilayah Jakarta jelang akhir 2024. Karena itu, Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menginstruksikan jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menempuh sejumlah langkah antisipasi genangan dan banjir.
Pj. Gubernur Teguh pun meninjau sejumlah rumah pompa. Salah satunya, Rumah Pompa Green Garden di Kedoya Utara, Jakarta Barat. Kunjungan ini untuk memastikan kesiapan operasional infrastruktur penanganan banjir dalam menghadapi potensi curah hujan tinggi dan risiko banjir di Jakarta.
Teguh menjelaskan, Rumah Pompa Green Garden merupakan bagian dari upaya mitigasi banjir struktural di Jakarta Barat. Infrastruktur tersebut berfungsi untuk meminimalkan genangan yang sering terjadi di sekitar Jalan Panjang dan Perumahan Green Garden.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita betul-betul mengantisipasi musim hujan, khususnya untuk mitigasi banjir. Jadi, pada awal saya menjabat Pj. Gubernur, antisipasi terhadap musim hujan dan mitigasi banjir menjadi prioritas juga," ujar Pj. Gubernur Teguh, dalam keterangan tertulis, Senin (11/11/2024).
Sementara itu, Ketua RW 02 Kedoya Utara Mahrup Usman mengapresiasi pembangunan Rumah Pompa Green Garden. Kehadiran rumah pompa ini sangat bermanfaat bagi warga sekitar.
"Warga kami yang terimbas banjir, jumlahnya 1.446 jiwa. Alhamdulillah, sekarang sangat tertolong sekali. Dulu kami, tahun 2020, mengalami banjir kurang lebih sekitar pinggang. Alhamdulillah, sampai saat ini, kami belum merasakan banjir lagi. Kalau sekadar air tidak lancar, wajar atau tersumbat mungkin," tutur Usman.
Mewakili warga RW 02 Kedoya Utara, ia menyampaikan apresiasi yang luar biasa untuk penanganan banjir, berkat pompa air Green Garden. Menurutnya, pompa ini sangat membantu warga di sekitarnya.
Sebelumnya, Pj. Gubernur Teguh juga telah mengunjungi Rumah Pompa Waduk Pluit dan mendata titik-titik banjir di Jakarta Utara. Ke depan, lanjutnya, rumah pompa harus dipastikan perawatannya, agar infrastruktur tersebut bisa beroperasi dengan baik.
"Tidak hanya itu, perawatan juga meliputi sarana dan prasarana pendukung lainnya, serta peningkatan sumber daya manusia. Tentu perlu dibarengi dengan peran serta masyarakat, kami imbau untuk tidak membuang sampah sembarangan," kata Teguh.
Tak hanya itu, Pj. Gubernur Teguh mengungkapkan, Pemprov DKI Jakarta terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengoptimalkan pengendalian banjir di Jakarta. Termasuk bersinergi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memprediksi cuaca di Jakarta.
"Tadi kami juga berkoordinasi dengan BMKG dan ingin memastikan prediksi cuaca untuk DKI Jakarta itu day-to-day-nya, titik-titiknya di mana saja. Bukan hanya menyebut Jakarta Barat hujan, tapi juga Jakarta Barat bagian mana, serta kalau perlu ada titik-titik koordinasi dan sebagainya. Ini untuk antisipasi bersama. Saya sudah minta Perangkat Daerah terkait untuk betul-betul mewaspadai," urainya.
Ia juga menanggapi temuan genangan yang terjadi beberapa waktu lalu pascahujan lebat mengguyur wilayah Jakarta Selatan. Di satu sisi, ia mengapresiasi Perangkat Daerah yang telah menanganinya dengan cepat. Namun, Pj. Gubernur Teguh pun mencatat sejumlah hal yang harus segera ditangani, seperti penanganan saluran.
"Sebagian besar sudah kita kuras dan akan terus dilakukan secara bertahap. Hal yang saya minta kepada jajaran asisten dan dinas adalah terus bekerja, tidak mendiamkan titik yang belum ditangani, harus ada solusinya. Kalau perlu, solusinya out of the box, sepanjang masih memungkinkan," tegas Teguh.
Ia meminta pula kepada jajaran Pemprov DKI Jakarta, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta, yang menangani bencana untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin, sehingga dampak musim hujan dapat tertangani dengan cepat. Bahkan, pihaknya pun sudah siap kalau diperlukan rekayasa cuaca.
Lebih lanjut, Pj. Gubernur Teguh menginstrukstikan masing-masing Perangkat Daerah di lingkungan Pemprov DKI Jakarta untuk menjalankan peran dan tugasnya dalam pengendalian banjir saat musim hujan. Di antaranya Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta yang harus memastikan pompa-pompa air berfungsi dengan baik. Di samping itu, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta yang menangani sampah akibat banjir.
Kemudian, saat terjadi banjir, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, serta BPBD Provinsi DKI Jakarta agar siap siaga membantu masyarakat. Termasuk saat pascabanjir, ketiganya dapat bergerak semua.
"Kami juga meminta partisipasi masyarakat dalam penanganan dan pengendalian banjir. Salah satunya tidak membuang sampah di saluran air. Oleh karena itu, edukasi kepada masyarakat dan dukungan pemangku kepentingan lainnya sangat penting," paparnya.
Sementara itu, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris meminta seluruh Perangkat Daerah terkait mengecek kesiapan menghadapi musim hujan, termasuk pompa-pompa air di underpass dan pembersihan sampah-sampah di badan saluran air. sesuai arahan Pj. Gubernur Teguh. Selain itu, pos-pos kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga harus siap. Begitu pula Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta mesti menyiapkan pos dapur umum jika dibutuhkan.
Sedangkan Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta Ika Agustin Ningrum menjelaskan, saat ini terdapat 577 pompa stasioner yang tersebar di 202 lokasi. Ada pula 557 pompa mobile yang tersebar di lima wilayah administrasi Jakarta.
"Untuk persiapan musim hujan saat ini, kami sudah siapkan dengan baik untuk melayani warga. Namun, kami mengharapkan, warga Jakarta juga tidak membuang sampah sembarangan. Karena sampah-sampah itu akan membuat block dan cloaking dari pompa-pompa air, sehingga tidak bisa dioperasikan dengan baik," bebernya.
Berdasarkan informasi BMKG, puncak musim hujan akan terjadi pada Januari dan Februari 2025, khususnya pertengahan Februari. Ia pun mengungkapkan, berbagai persiapan menghadapi musim hujan sudah dan akan terus dilakukan oleh jajarannya.
"Seluruh persiapan telah dilakukan oleh Dinas SDA. Warga jangan khawatir, kami siapkan pompa mobile di lima wilayah Provinsi DKI Jakarta, di titik-titik yang berpotensi terjadi genangan. Jika ada daerah yang memang belum tertangani oleh Dinas SDA, warga bisa menghubungi kami di 112 melalui kanal Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atau aplikasi JAKI," pungkas Ika.
Simak juga Video 'Pandangan RK Terhadap Kinerja Anies-Ahok Selama Jadi Gubernur Jakarta':
(akd/akd)