Dampak Pertumbuhan Permintaan Nikel terhadap Ekonomi Lokal

1 month ago 22

Jakarta -

Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa, khususnya di sektor pertambangan seperti nikel. Hilirisasi atau pengolahan bijih nikel menjadi barang setengah jadi pun ikut berperan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI mencatat, pada 2023 lalu Indonesia terhitung memenuhi permintaan nikel dunia hingga 59%. Produksi nikel Indonesia terhitung semakin tinggi bahkan pada tahun ini diklaimnya bisa menguasai produksi nikel dunia mencapai 70%.

Selain itu, masifnya pembangunan infrastruktur yang membutuhkan sejumlah bahan baku logam berkualitas turut memperkokoh permintaan nikel di pasar global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dituturkan Presiden ke-7 RI Joko Widodo, hilirisasi nikel telah membawa lonjakan besar bagi penerimaan negara. Nilai ekspor nikel Indonesia melonjak drastis dari yang sebelumnya Rp 45 triliun menjadi Rp 520 triliun sejak kebijakan hilirisasi diberlakukan.

"Ada yang menyampaikan kepada saya 'Pak itu yang untung kan perusahaan Pak, rakyat dapat apa?' Jangan keliru, kita pungut pajak dari sana, pajak perusahaan pajak karyawan, bea ekspor, pajak ekspor, bea keluar, belum PNBP-nya, penerimaan negara bukan pajak, besar sekali," ungkap Jokowi beberapa waktu lalu.

Tak hanya membawa pengaruh positif bagi perekonomian negara, hilirisasi nikel juga membawa nilai plus bagi perekonomian lokal, seperti di Morowali Utara, Sulawesi Tengah. Salah satu smelter terkemuka dan pioneer di daerah tersebut yaitu PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) berkomitmen untuk mengoptimalkan penyerapan tenaga kerja lokal. Diketahui hingga saat ini perusahaan telah merekrut belasan ribu karyawan yang berasal dari warga sekitar lingkar industri, baik pada tahap konstruksi maupun operasional.

Head of Corporate Communication PT GNI Mellysa Tanoyo mengungkapkan pihaknya akan terus melakukan perekrutan karyawan yang berasal dari warga sekitar sebagai komitmen perusahaan untuk dapat berkontribusi positif bagi masyarakat. Dengan begitu manfaat ekonomi yang dirasakan masyarakat di Morowali Utara terus bertambah, terutama dalam hal peningkatan pendapatan dan taraf hidup.

"Dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja di PT GNI, maka dampak ekonomi bagi warga di Morowali Utara akan terus bergeliat roda perekonomiannya. Sektor lain pun akan merasakan dampaknya, yaitu semakin bertumbuhnya UMKM," ungkap Mellysa.

Salah satu warga yang terdampak oleh hilirisasi nikel PT GNI yaitu penjual toko material di Desa Bunta, Yusi Simamora. Ia mengungkapkan perusahaan industri smelter ikut berperan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar.

Seperti dirinya, yang terinspirasi membuka toko bangunan karena melihat peluang dari pembangunan di sekitar smelter. Hingga kini, tokonya yang semula kecil terus berkembang dan semakin besar.

"Puji Tuhan, dampaknya cukup baik, semakin ramai dan semakin banyak orang yang membutuhkan bahan-bahan untuk membangun rumah, banyak pembeli yang kita rasakan," ungkap Yusi.


Hal yang sama dirasakan Suwardi, warga Desa Bunta yang berjualan siomay di dekat perusahaan smelter. Dagangannya laris manis diburu para pembeli yang mayoritas karyawan industri dan masyarakat sekitar.

"Setelah saya berjualan ini, pendapatan saya juga meningkat, banyak sekali perubahan termasuk penghasilan. Saat ini saya sudah bisa membuat kos-kosan," ucapnya.

Berkat seluruh kontribusi ini, perekonomian masyarakat di Morowali Utara turut meningkat. Data BPS menunjukkan ekonomi Morowali Utara pada 2023 tumbuh sebesar 11,91% dibandingkan dengan 2022.

Di sisi lain, angka kemiskinan di Morowali Utara pun merosot dari 13,90 persen pada 2021, menjadi 12,29% pada 2022. Lalu Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) juga menurun di angka 2,23% pada 2023.


(akn/ega)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial