Jakarta -
Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang diakibatkan oleh parameter-parameter meteorologi, seperti angin, curah hujan, kelembaban, dan temperatur. Bencana hidrometeorologi ini ada yang bersifat basah di musim hujan dan kering di musim kemarau.
Contoh-contoh bencana hidrometeorologi yang biasa terjadi di musim hujan adalah banjir, tanah longsor, dan badai petir. Sementara di musim pancaroba bisa terjadi bencana seperti angin kencang dan puting beliung. Sedangkan di musim kemarau berpotensi terjadi bencana seperti kekeringan, hingga kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Menurut BMKG, bencana hidrometeorologi menimbulkan dampak atau risiko pada banyak sektor. Mulai dari sektor sarana dan prasarana permukiman, kesehatan, lingkungan hidup dan kehutanan, pertanian dan perkebunan, transportasi, hingga pariwisata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini penjelasannya:
Sektor sarana dan prasarana permukiman
Dampak bencana hidrometeorologi di sektor sarana dan prasarana permukiman adalah berpotensi merusak sarana dan prasarana umum yang disebabkan oleh bencana seperti banjir dan tanah longsor, yang mana bencana-bencana ini dipicu oleh adanya curah hujan tinggi.
Sektor kesehatan
Dampak bencana hidrometeorologi di sektor kesehatan adalah berpotensi turut meningkatkan berkembang biak bakteri dan virus, sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit seperti flu, diare, DBD, tipes, malaria, leptospirosis, penyakit kulit, dan penyakit lainnya.
Sektor lingkungan hidup dan kehutanan
Dampak bencana hidrometeorologi di sektor lingkungan hidup dan kehutanan adalah potensi melimpahnya air ketika curah hujan tinggi, ini merupakan dampak baiknya, namun bisa juga berpotensi menimbulkan kekeringan ketika curah hujan rendah atau sedikit hingga bahkan tidak hujan sama sekali.
Sektor pertanian dan perkebunan
Dampak bencana hidrometeorologi di sektor pertanian dan perkebunan adalah dapat menyebabkan gagal panen pada beberapa jenis komoditas pertanian maupun perkebunan, yang mana hal ini terjadi ketika curah hujan terlalu tinggi atau adanya cuaca ekstrem.
Sektor transportasi
Dampak bencana hidrometeorologi di sektor transportasi adalah dapat menimbulkan kemacetan atau terhambatnya lalu lintas, yang mana hal ini bisa terjadi ketika terjadi bencana seperti banjir atau tanah longsor di jalan yang kerap dilalui masyarakat.
Sektor pariwisata
Dampak bencana hidrometeorologi di sektor pariwisata adalah bergantung karakteristik wilayahnya, misalnya pariwisata di sekitar pegunungan perlu waspada terhadap bencana tanah longsor, sementara pariwisata di wilayah perairan perlu waspada terhadap potensi tingginya gelombang air laut.
Guna mengurasi dampak atau risiko bencana hidrometeorologi, maka perlu dilakukan mitigasi atau upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap risiko bencana hidrometeorologi. Hal ini juga sebagai bentuk kesiapsiagaan terhadap bencana hidrometeorologi.
Mitigasi bencana hidrometeorologi ini perlu dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, mulai dari oleh pemerintah, lembaga dan media, dan masyarakat.
(wia/imk)