Jakarta -
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hadir untuk masyarakat Indonesia dalam memberikan jaminan kesehatan dan pemberian layanan kesehatan yang optimal. Sumarni (52) peserta JKN asal Kota Sukabumi, Jawa Barat dari segmen kepesertaan Pekerja Penerima Upah (PPU) berbagi pengalamannya yang telah memanfaatkan Program JKN sebagai jaminan kesehatannya.
Sumarni mengatakan bahwa dirinya telah memanfaatkan fasilitas dari Program JKN sejak 2014. Tak hanya di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, ia bahkan pernah mendapat rujukan ke rumah sakit dengan JKN.
"Saya terdaftar sebagai peserta JKN sejak 2014 dan Program JKN ini menjadi andalan saya untuk berobat ke fasilitas kesehatan (faskes). Saya telah mengalami beberapa keluhan sakit dan berobat ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terdaftar. Namun, karena membutuhkan tindakan lebih lanjut, pihak FKTP merujuk saya ke salah satu rumah sakit di Kota Sukabumi," kata Sumarni dalam keterangan tertulis, Jumat (25/10/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumarni juga menceritakan bahwa ia beberapa kali mengakses layanan kesehatan di rumah sakit untuk berbagai tindakan operasi dan tidak pernah mengeluarkan biaya tambahan.
"Beberapa tahun terakhir, saya mengalami sakit hingga perlu dilakukan tindakan operasi. Mulai dari operasi bagian payudara, lalu operasi benjolan di leher, dan empat bulan yang lalu saya baru di operasi kista dan usus buntu. Selama bolak-balik ke rumah sakit untuk tindakan tersebut, saya sama sekali tidak mengeluarkan uang sepeser pun. Alhamdulillah full dijamin oleh BPJS Kesehatan. Tak terbayang, jika saya tidak menjadi peserta JKN, biaya yang dikeluarkan pastilah besar," ujar Sumarni.
Lebih lanjut, Sumarni mengatakan bahwa kala itu ia merasakan sakit yang cukup parah di perutnya. Hal itu terjadi pada dini hari, dan operasional FKTP-nya belum buka. Akhirnya, ia langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) di salah satu rumah sakit.
Ia menuturkan bahwa layanan yang diberikan rumah sakit sangat baik dan cepat. Mulai dari proses administrasi di IGD, kemudian berbagai pemeriksaan awal yang dilakukan berjalan dengan baik.
"Layanan yang diberikan oleh rumah sakit sangat baik, mulai dari proses administrasinya hingga tindakan medis yang dilakukan di IGD berjalan lancar. Sebelum saya dinyatakan untuk segera ditindak operasi, saya diperiksa terlebih dahulu oleh dokter jaga dan diberikan suntikan pereda nyeri dan diambil darah untuk di cek di laboratorium," kata Sumarni.
Sumarni bersyukur karena selama di rumah sakit ia dilayani dengan baik. Ia bisa masuk ruang rawat inap tanpa menunggu lama. Ia juga mendapat tindakan medis lain untuk menunjang proses tindakan operasinya.
"Prosesnya tidak lama, dari awal saya datang ke IGD di rumah sakit ini, di hari yang sama saya sudah masuk kamar rawat inap. Tak lama dari itu, saya dibawa ke salah satu ruangan untuk di rontgen. Lalu, keesokan harinya saya dioperasi kista dan usus buntu," lanjutnya.
Sumarni menegaskan bahwa tak ada diskriminasi di rumah sakit. Selama masa pengobatan, Ia tidak dibeda-bedakan dengan pasien yang membayar tunai.
"Selama saya menjalani pengobatan di rumah sakit ini, saya rasa tidak ada yang namanya diskriminasi dengan pasien lain. Semua diperlakukan sama, prosesnya sama, layanannya sama, makannya pun sama. Kalau yang disana makan dapat telur, saya juga sama kok dapet telur," tegas Sumarni.
Tak hanya itu, Sumarni membagikan pengalaman pelayanan di rumah sakit tersebut untuk rawat jalan. Jadi, tidak hanya pernah menggunakan layanan rawat inap. Layanan rawat jalan berupa kontrol setiap bulan pun pernah ia rasakan.
"Sudah beberapa kali saya berobat ke rumah sakit. Selain rawat inap, saya juga pernah berobat jalan dan ini kontrol saya ke-dua ke poli gigi, bulan depan juga saya kontrol lagi. Kalau berobat ini, saya tidak langsung ke rumah sakit. Namun, sesuai prosedur tentu saya datang ke FKTP terlebih dahulu, setelah diperiksa ternyata perlu ada tindakan lebih lanjut sehingga saya dirujuk ke rumah sakit ini," jelas Sumarni.
Sumarni memaparkan bahwa selama berobat jalan ke rumah sakit untuk keperluan kontrol ke poli gigi, ia telah merasakan kemudahan melalui aplikasi Mobile JKN yaitu dengan mendaftar antrean layanan secara online.
"Saya rasakan sendiri kemudahan yang disediakan oleh BPJS Kesehatan melalui aplikasi Mobile JKN. Untuk daftar antrean ke poli sudah mudah dan cepat melalui handphone. Dengan adanya aplikasi Mobile JKN, saya tidak perlu buru-buru datang langsung ke rumah sakit, cukup dari rumah untuk ambil nomor antrean. Seperti sekarang, saya kan berobat ke poli gigi, sebelum jadwal kontrolnya saya sudah daftar antrean online melalui aplikasi Mobile JKN. Lalu, saat saya ke rumah sakit, saya tunjukkan handphone saya dan memberitahukan kepada petugas rumah sakit bahwa saya sudah dapat nomor antreannya dan di rumah sakit hanya cukup check-in saja," ungkap Sumarni.
Sumarni menyampaikan rasa terima kasih, apresiasi, dan harapannya kepada BPJS Kesehatan yang menyelenggarakan Program JKN.
"Saya ucapkan terima kasih kepada BPJS Kesehatan karena dengan terselenggaranya Program JKN, saya tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan dalam mengakses layanan kesehatannya. Saya bersyukur juga dengan adanya Mobile JKN layanan ke faskes dipermudah melalui antrean online, sehingga saya sebagai pasien dapat dilayani dengan mudah dan cepat. Saya berharap semoga BPJS Kesehatan dan Mobile JKN tetap selalu ada mendampingi kami masyarakat Indonesia," tutup Sumarni.
(ega/ega)