Cara Brigadir Riefky Ubah Warga Sadar Kebersihan dan Hapus Stigma Stunting

5 days ago 4

Jakarta -

Bhabinkamtibmas, Brigadir Riefky Dj Al Idrus, mengungkapkan awalnya warga di Desa Salletto, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), masih menganggap stunting itu adalah aib. Melalui pendekatan emosional, Brigadir Riefky berhasil mengubah pandangan masyarakat tentang stunting sehingga mereka lebih peduli dalam mengatasi masalah tersebut.

"Yang saya temukan di lapangan masyarakat ini masih mengira bahwa stunting ini adalah sebuah aib yang perlu disembunyikan. Jadi ini adalah salah satu tantangan kami juga untuk menyampaikan melakukan pendekatan emosional kepada mereka-mereka. Stunting ini bukan sebuah aib, dan tentunya perlu penanganan yang sesegera mungkin untuk keluar dari situasinya," kata Riefky dalam program Hoegeng Corner di detikPagi seperti dikutip, Senin (11/11/2024).

Riefky juga bersyukur program 1 day 1 egg yang dia jalankan mendapat sambutan positif dari warga. Selain itu, dia juga berhasil mengubah pandangan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan mendorong mereka untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk respons warga tentunya dengan memberikan one day one egg ini, mereka lebih menjaga kebersihan tentunya. Karena banyak indikator stunting ini, bukan hanya kelengkapan gizi, bagaimana mereka menjalani kehidupan dengan menjaga kebersihan, mengantisipasi pernikahan dini," ujar Riefky.

Cerita Brigadir Riefky

Dalam perbincangan sebelumnya, Riefky menceritakan bahwa Desa Salletto, Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), berstatus locus stunting pada 2022 lalu. Kondisi inilah yang mendorong Brigadir Riefky membagikan 10 butir telur pada tiap anak yang gejala stunting dan ibu hamil sejak awal 2023.

"Berawal dari ada dua tahun, di mana angka anak stunting di sini banyak. Saya lalu berpikir bagaimana caranya agar warga saya yang masih usia anak-anak ini bisa bebas dari stunting. Lalu saya mulai berdiskusi-berdiskusi, salah satunya dengan ahli gizi. Dia mengatakan ke saya apa-apa saja makanan yang menjadi sumber protein untuk mencegah dan mengatasi stunting," kata Riefky kepada detikcom, Rabu (2/10).

Brigadir Riefky mengaku diberi tahu butuh proses lama bahkan sampai lima tahunan, untuk anak yang sudah terlanjur stunting dapat terbebas dari kondisi tersebut. Kendati, bagi anak yang kondisinya masih gejala stunting, dapat diselamatkan dengan asupan makanan bergizi.

"Saya diberitahu oleh orang dari BKKBN bahwa anak yang sudah stunting itu prosesnya penanganannya sangat lama dan mungkin hasilnya bisa terlihat lima tahun mendatang. Dan kalau penanganan anak stunting itu yang bisa mengatasi dari Dinas Kesehatan. Akhirnya saya fokus ke anak-anak yang kondisi tubuhnya mengarah ke stunting, seperti kurang berat badan," jelas dia.

Riefky menuturkan sumber dana program 1 Day 1 Egg yang telah berjalan sejak awal 2023 hingga hari ini masih dari sisihan gajinya.

"Dana program ini masih dari penghasilan saya, tidak ada open donasi, saya tidak ada minta-minta. Jadi selama ini ya uang gaji yang saya sisihkan," sambung Riefky.

Dia kemudian meminta data balita yang berada di ambang stunting ke petugas BKKBN Desa Salletto. Lalu mengajak orang tua yang memiliki anak balita untuk ke Posyandu.

"Di desa kami ada lima bangunan Posyandu, wilayah pegunungan. Desa kami terdiri dari 15 dusun, jadi anak-anak balita ini tersebar di dusun-dusun. Saya ajak orang tua mereka untuk bawa anaknya ke Posyandu, karena mereka sebenarnya jarang ke Posyandu," jelas Riefky.

"Jadi mereka ke Posyandu karena anggapnya, 'Oh Pak Bhabin mau bagi-bagi sembako telur'. Tiap anak saya bagi 10 butir masing-masing dengan harapan orang tuanya setiap hari memberi dia satu telur, kan telurnya dititipkan ke orang tuanya," tambah dia.

(knv/aud)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial