Bantu Ukraina, Trump Tuntut Imbal Balik Lebih Akses Mineral

7 hours ago 4

Jakarta -

Amerika Serikat dan Ukraina telah menandatangani kesepakatan pembentukan dana "investasi rekonstruksi", demikian dikonfirmasi kedua pemerintah pada Rabu (30/4) di Washington. Meskipun rincian lengkap perjanjian tersebut belum dirilis, diyakini bahwa kesepakatan itu memberi Washington akses istimewa terhadap sumber daya strategis Ukraina yang krusial bagi industri teknologi tinggi.

Namun, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Ekonomi Ukraina, Yulia Svyrydenko, menegaskan bahwa Ukraina akan tetap memegang kepemilikan penuh atas seluruh sumber daya mineralnya dalam kerangka kerja sama ini.

Di sisi lain, mantan Presiden Donald Trump mengomentari kesepakatan itu dalam wawancara dengan NewsNation pada Rabu (30/4) malam. Ia menyatakan bahwa, "secara teori," perjanjian tersebut memungkinkan AS mendapatkan lebih banyak dari Ukraina dibandingkan apa yang telah dikontribusikan. "Saya ingin dilindungi," ujarnya, seraya menambahkan bahwa ia tidak ingin terlihat "bodoh" karena tidak memperoleh imbal balik dari bantuan AS kepada Ukraina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ukraina tegaskan kendali atas sumber daya

Ukraina akan mempertahankan kendali atas seluruh sumber daya di wilayahnya, demikian ditegaskan oleh Wakil Perdana Menteri dan Menteri Ekonomi Yulia Svyrydenko, yang turut menandatangani kesepakatan dana investasi rekonstruksi di Washington. Dalam unggahannya di platform X, Svyrydenko menulis, "Negara Ukraina yang menentukan apa dan di mana akan mengekstraksi."

Ia juga menekankan bahwa dana tersebut akan dikelola secara bersama oleh kedua negara. "Tidak ada pihak yang akan memiliki suara dominan, ini mencerminkan kemitraan yang setara antara Ukraina dan Amerika Serikat," tambahnya.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan bahwa kesepakatan ini juga merupakan bagian dari upaya mendorong berakhirnya konflik yang dipicu oleh invasi penuh Rusia ke Ukraina pada 2023. "Perjanjian ini memberi sinyal yang jelas kepada Rusia bahwa Pemerintahan Trump berkomitmen pada proses perdamaian yang berfokus pada Ukraina yang bebas, berdaulat, dan makmur dalam jangka panjang," ujarnya.

Dalam pernyataan resminya, Departemen Keuangan AS menambahkan bahwa kemitraan ekonomi ini memungkinkan kedua negara untuk bekerja dan berinvestasi bersama, guna mempercepat pemulihan ekonomi Ukraina melalui pemanfaatan aset, bakat, dan kapabilitas bersama.

Trump desak kompensasi lebih besar

Kembalinya Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke tampuk kekuasaan pada Januari 2025 mendorong upaya untuk mengakhiri perang antara Ukraina dan Rusia. Namun, Trump juga menyatakan ketidakpuasan atas kompensasi yang diberikan Kyiv atas dukungan militer dan keuangan yang telah diterima, dan menegaskan bahwa Washington seharusnya memperoleh imbal balik yang lebih besar.

"Presiden Trump membayangkan adanya kemitraan antara rakyat Amerika dan rakyat Ukraina sebagai bentuk komitmen kedua pihak terhadap perdamaian dan kemakmuran jangka panjang di Ukraina," ujar Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

Ia juga menegaskan bahwa tidak ada negara atau individu yang membiayai atau memasok mesin perang Rusia yang akan diperbolehkan untuk mengambil keuntungan dari proses rekonstruksi Ukraina.

Sementara itu, parlemen Ukraina masih harus meratifikasi perjanjian ini sebelum dapat diberlakukan secara resmi. Negosiasi terkait kesepakatan tersebut sempat berada di titik kritis setelah pertengkaran tajam terjadi antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan Presiden Trump di Gedung Putih pada Februari lalu.

Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Fika Ramadhani

Editor: Rahka Susanto

Simak juga Video 'Trump Serukan Pertemuan Tingkat Tinggi Rusia-Ukraina':

(ita/ita)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial