Jakarta -
Bhabinkamtibmas Aiptu Suhati mengungkapkan rasa syukurnya karena warga di Desa Patangga dan Desa Lea, Kecamatan Tellu Siattinge, Bone, Sulawesi Selatan, merasa terbantu dengan dedikasinya dalam mengajar anak-anak mengaji. Dia juga merasa senang karena Pondok Iqra yang didirikannya memberikan manfaat bagi banyak orang di sekitar desa tersebut.
"Alhamdulillah dengan adanya seperti ini, orang tua merasa tenang, merasa bahagia, merasa terbantu karena memang ada desa-desa tidak ada TPA yang mengajarkan tajwid. Sehingga ada salah satu desa, mungkin jauh dari desa tersebut maka mereka mengantar anaknya jauh," kata Aiptu Suhati dalam program Hoegeng Corner di detikPagi, Jumat (8/11/2024).
Aiptu Suhati menyampaikan Pondok Iqra dibangun setelah dirinya mendengarkan aspirasi dari masyarakat setempat. Dia mendengar keluhan dari warga mengenai tidak adanya tempat yang mengajarkan tajwid kepada anak-anak, sehingga ia merasa terpanggil untuk menyediakan fasilitas pendidikan agama bagi mereka
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Begitu saya terjun ke masyarakat, ke lapangan. Itu istilahnya door to door system, pindah pintu ke pintu rumah masyarakat untuk mencari informasi, mendengarkan keluhan warga. Ternyata memang di desa itu jarang ada TPA yang mengajarkan tajwid," ujar Aiptu Suhati.
Seperti diberitakan sebelumnya, Aiptu Suhati menjadi Bhabinkamtibmas di Desa Patangga dan Desa Lea sejak 2020, artinya sudah sekitar 4 tahun bertugas. Selama jadi Bhabin, dia sering menggelar kunjungan ke warga untuk mendengar berbagai keluhan masyarakat di desa binaannya, kemudian dicari solusinya.
"Bhabin sebagai ujung tombak di kepolisian, yaitu setiap harinya melaksanakan door to door system ke rumah-rumah, kemudian melakukan sambang kunjungan, pergi penyuluhan di sekolah-sekolah, kemudian ketika ada pesta masyarakat dan lain sebagainya, ikut ke sana," kata Suhati kepada detikcom, Sabtu (5/10/2024).
Aiptu Suhati punya berbagai program yang dilaksanakan di dua desa binaannya. Pertama, Aiptu Suhati mendirikan Pondok Iqra Al Muhajirin dan dirinya menjadi guru ngaji di pondok yang dibangunnya setahun yang lalu tersebut.
"Alhamdulillah sebenarnya mengajar Iqra kepada anak-anak dan ibu-ibu di desa sebelum menjadi Bhabin juga memang sudah saya laksanakan ya tahun 2006, waktu masih di Binmas. Kemudian waktu jadi Bhabin, saya lanjutkan kembali untuk membuat, membangun pondok. Ya alhamdulillah kecil-kecilan untuk mengajar anak-anak, kebetulan kan di desa binaannya nggak ada TPA," ucapnya.
Aiptu Suhati menjelaskan pondok iqra itu dibangun hasil dari menyerap aspirasi ibu-ibu di desa. Menurutnya, masyarakat ingin anak-anaknya belajar mengaji Al Quran secara baik dan benar berikut dengan hukum tajwidnya. Saat ini, sekitar 30 anak-anak yang ngaji di pondok tersebut.
"Jadi alhamdulillah tergerak hati saya untuk membangun pondok kecil di salah satu desa itu, Desa Lea diberikan nama Pondok Iqra Kamtibmas Al Muhajirin. Nah itu dibina langsung oleh saya bersama suami dan rencananya insyaallah kalau ada donatur-donatur tetap ini akan apa mau ngambil 1 guru lagi," ujar Suhati.
Dia mengaku membagi tugas dengan suaminya setiap hari mengajar ngaji anak-anak dan ibu-ibu di Desa Patangga dan Desa Lea. Menurut Suhati, ketika dirinya mengajar di Desa Patangga, suaminya akan mengajar di Desa Lea. Begitu pun sebaliknya.
Aiptu Suhati menyebut Pondok Iqra Kamtibmas Al Muhajirin dibangun di atas tanah warga yang dihibahkan. Untuk membangun pondok berukuran 5 meter x 5 meter itu, Aiptu Suhati pakai dana pribadi dan dibantu para donatur.
"Bangunannya itu dari kayu memang sudah saya bikin, alhamdulillah kalau tempat untuk mengajar anak-anak itu (ukurannya) 5x5, jadi masih agak kecil sih. Karena situasi tanahnya memang itu masih tanah masyarakat," katanya.
Tak hanya menjadi tempat belajar ngaji, pondok iqra itu menjadi perpustakaan bagi anak-anak untuk membaca buku-buku cerita tentang agama Islam yang telah disiapkan. Pondok ini juga bisa dipakai warga desa untuk menggelar pertemuan.
(knv/aud)