Jakarta -
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) segera mengoperasikan KMP Cucut di lintasan Sape - Labuan Bajo sebagai respons dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini bertujuan untuk membantu mobilitas masyarakat yang terhambat oleh penutupan bandara di wilayah terdampak.
Sebagai informasi, letusan Gunung Lewotobi Laki-laki pada Sabtu (9/11) menyebabkan abu vulkanik menyebar ke berbagai wilayah di sekitarnya sehingga memaksa penutupan sementara bandara. Erupsi ini berdampak besar pada jalur transportasi udara, dan membuat perjalanan keluar-masuk Flores Timur menjadi sangat terbatas. Melihat kondisi ini, ASDP Indonesia Ferry gerak cepat dengan menyediakan layanan penyeberangan alternatif melalui KMP Cucut.
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin menjelaskan bahwa penutupan bandara menjadi kendala besar bagi masyarakat yang perlu bepergian, terutama mereka yang terdampak oleh erupsi. Dengan KMP Cucut, ASDP memastikan akses transportasi tetap terbuka bagi warga di kawasan terdampak, dan memberikan solusi alternatif untuk perjalanan ke wilayah lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim ASDP Cabang Sape langsung berkoordinasi dengan regulator untuk menyiapkan KMP Cucut sebagai transportasi alternatif. Langkah cepat ini bertujuan untuk memudahkan pengguna jasa yang harus melanjutkan perjalanan dari Sape menuju Bima, yang berjarak sekitar 2 jam dari pelabuhan," ungkap Shelvy dalam keterangan tertulis, Senin (11/11/2024).
Perjalanan laut dari Labuan Bajo menuju Sape diperkirakan memakan waktu sekitar 6 jam, tergantung kondisi cuaca. Dengan kapasitas hingga 250 penumpang, KMP Cucut diharapkan bisa melayani arus transportasi dengan optimal di tengah kondisi darurat.
Pelayaran perdana KMP Cucut di tengah krisis ini telah dimulai pada Senin (11/11), pukul 10.30 WITA dari Labuan Bajo untuk memastikan masyarakat yang membutuhkan akses transportasi tetap terlayani.
ASDP Indonesia Ferry menyadari bahwa penutupan bandara berdampak langsung pada kehidupan ekonomi masyarakat. Banyak pelaku usaha, terutama di sektor pariwisata dan perdagangan, mengalami kerugian akibat terbatasnya akses transportasi.
Kehadiran KMP Cucut sebagai solusi transportasi sementara diharapkan bisa membantu menjaga pergerakan ekonomi di kawasan tersebut. Jalur ini diharapkan dapat menghubungkan para wisatawan, pelaku bisnis, dan masyarakat lokal menuju tempat lain di NTT dengan lebih mudah.
Selain operasional kapal, ASDP juga menyalurkan bantuan kebutuhan pokok kepada warga terdampak melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Sebanyak 1.311 unit barang yang terdiri dari beras, mie instan, minyak goreng, air mineral, sarden, selimut, masker, perlengkapan bayi, dan perlengkapan mandi disalurkan untuk membantu meringankan beban masyarakat yang terdampak bencana.
"Melalui perwakilan ASDP di Kupang, kami telah menyalurkan bantuan ini sejak pekan lalu. Kami berharap bantuan ini bisa membantu masyarakat yang tengah menghadapi tantangan besar akibat erupsi gunung," tambah Shelvy.
Sebagai perusahaan penyedia layanan transportasi penyeberangan nasional, ASDP memiliki komitmen tinggi dalam memastikan konektivitas antar wilayah di Indonesia tetap terjaga, khususnya di saat-saat darurat seperti ini. Langkah cepat yang diambil ASDP untuk menghadirkan KMP Cucut di lintasan Sape - Labuan Bajo mencerminkan kesiapan perusahaan dalam menghadapi situasi bencana, dan memastikan kelancaran akses transportasi bagi masyarakat.
Dalam beberapa tahun terakhir, ASDP telah aktif berperan dalam berbagai kondisi darurat, termasuk membantu evakuasi di wilayah bencana. Hal ini sejalan dengan misi ASDP untuk menjadi mitra masyarakat dan pemerintah dalam menciptakan layanan transportasi yang andal dan responsif terhadap situasi apapun.
(akn/ega)