Jakarta -
Ps Kasubnit Binmas Air Satpolairud Polresta Banjarmasin, Aiptu Ronny Setiadi, menceritakan dukungan dari anak laki-lakinya terhadap misi kemanusiaan, yakni ambulans gratis yang diperuntukkan bagi warga miskin. Anak sulungnya, Muhammad Randika Nova Ramadhan, adalah orang pertama yang menyatakan dukungan saat Aiptu Ronny hendak menjual tanah untuk membeli mobil ambulans.
"Proses ambulans ini tidak semudah yang kita lihat sekarang. Jadi waktu itu saya beserta istri dan anak, saya bilang saya punya sebidang tanah, apakah boleh saya jual untuk membeli ambulans. Awalnya istri kaget, untuk apa katanya," cerita Aiptu Ronny dalam program Hoegeng Corner di detikPagi, Jumat (18/10/2024).
Aiptu Ronny menjelaskan ingin memiliki ambulans untuk pelayanan gratis terhadap masyarakat. Tak dinyana, putranya yang paling pertama menyatakan dukungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bilang untuk membantu orang, kapan lagi kita berbuat. Akhirnya yang memberi jawaban pertama anak saya, Randika ini, 'Jual aja, Pak, kalau memang untuk bantu orang'," kata Ronny menirukan respons anak sulungnya kala itu.
Ronny mengaku bangga atas kebesaran hati anak pertamanya. Bahkan anak pertamanya juga terlibat dalam operasional ambulans gratis ini.
"Untuk operasional mobil (ambulans) tersebut, saya sendiri yang menggunakan, sama anak, putra saya yang pertama, yaitu Muhammad Randika Nova Ramadhan," jelas Ronny.
Ronny menyebut anak sulungnya sedari sekolah dasar (SD) membantunya melayani warga miskin yang hendak menggunakan ambulans. Saat sudah mendapat surat izin mengemudi (SIM), anak sulungnya kerap menggantikan Ronny menyopiri ambulans.
"Jadi kami ganti-gantian kalau ada telepon dari warga, kadang kerabat, kadang keluarga, kalau kebetulan saya nggak piket, saya minta izin ke pimpinan untuk saya sendiri yang berangkat. Tapi pada saat saya piket, tidak bisa ditinggalkan, anak saya yang bawa," terang Ronny.
Diberitakan sebelumnya, Aiptu Ronny rela menjual tanahnya demi membeli mobil ambulans untuk membantu warga di Banjarmasin. Dia tergerak melakukan hal tersebut lantaran pengalaman pahitnya membantu warga yang sedang sakit, namun tak mempunyai mobil untuk pergi ke rumah sakit.
Cerita dedikasi Aiptu Ronny membantu warga dengan ambulans gratis itu bermula pada 2015. Saat itu Aiptu Ronny sedang piket dan mendapati warga bantaran sungai dalam kondisi sakit.
Aiptu Ronny kemudian berupaya membantu warga tersebut dengan membawanya ke rumah sakit terdekat. Namun saat itu dia terkendala tidak punya mobil. Akhirnya dia melihat ada mobil warga lain yang terparkir di sekitar lokasi.
Ronny lalu membujuk pemobil itu untuk membantu mengantar warga yang sedang dalam kondisi sakit. Awalnya pengendara mobil tersebut tak menuruti permintaan Ronny karena berdalih mobil itu milik perusahaan.
Setelah cekcok lumayan panjang, akhirnya pemobil itu bersedia mengantar warga yang sedang sakit tersebut ke rumah sakit. Dari pengalaman itulah, Aiptu Ronny berniat membeli ambulans agar bisa langsung membantu warga yang sangat membutuhkan.
Dua tahun setelah kejadian di atas, Aiptu Ronny akhirnya bisa membeli mobil ambulans lewat uang yang dipinjamnya dari bank. Sebenarnya Aiptu Ronny berniat untuk menjual tanah yang dibelinya pada 2012 senilai Rp 35 juta namun saat itu tanah tersebut belum laku.
Setelah memegang uang pinjaman dari bank sekitar Rp 30 juta, Ronny kemudian diberi tahu oleh koleganya bahwa ada mobil ambulans yang hendak dijual oleh pengurus yayasan. Dia pun langsung mendatangi masjid tersebut dan menyampaikan niatnya untuk membeli mobil ambulans.
"Jadi karena dana saya pas-pasan, ada dana di saya Rp 30 juta, saya terus terang, mobil ini peruntukannya tetap untuk ambulans, saya kelola pribadi, tapi saya mohon dalam artian saya menawar dana saya cuma ada Rp 30 juta, untuk lebih nggak ada," ujar Ronny.
Begitu transaksi jual beli selesai dilakukan, Ronny membawa mobil ambulans itu ke bengkel. Namun lagi-lagi Ronny terkendala masalah biaya perawatan yang cukup mahal.
"Itu biayanya Rp 15 juta, jadi saya bilang ke orang bengkel bisa kurang nggak, Pak. Saya bilang dulu ini milik Yayasan, sekarang dikelola pribadi. Akhirnya ada dibantu pengurangan satu juta," ujar Ronny.
Seiring berjalannya waktu, tanah yang dijual Ronny akhirnya laku. Tanahnya itu dibeli sama temannya senilai Rp 40 juta. Namun jika dihitung-hitung, uang tersebut tak menutupi biaya pembelian hingga perawatan mobil ambulans.
"Untuk biaya ke bengkel, biaya kita sebelumnya, habis itu tambah aksesori segala macam dan itu kurang. Akhirnya saya jual sapi ternak satu ekor ditambah yang mobil tua saya tahun 94 dengan harga Rp 35 juta semua dananya masuk ke situ," imbuh Ronny.
Perihal dana operasional, Ronny menyisihkan dari uang pribadinya. Dia mengaku tak mempunyai donatur tetap.
"Jadi kalau untuk dana, saya nggak punya donatur. Bahkan saya nggak punya juga uang kas untuk mobil saya ini, jadi kadang setiap berangkat kadang pinjam dulu sama istri. Kadang ada rezeki kita dari rezeki kita untuk uang bensin, ngantar ke sini ngantar ke sini, kadang orang datang ke rumah saya bilang nggak usah," kata dia.
(aud/hri)