Zelensky Kritik Trump Diselimuti Gelembung Disinformasi Rusia

1 day ago 3

Kyiv -

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terlibat perang kata-kata dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menyebut Zelensky sebagai "diktator".

Zelensky mengkritik Trump kini hidup diselimuti gelombang "disinformasi" Rusia, setelah sang Presiden AS itu secara keliru menuduh Ukraina memulai perang dengan Rusia. Trump kemudian menyebut Zelensky sebagai "diktator" dalam komentar via media sosial beberapa jam setelah kritikan itu.

Berbicara kepada wartawan di Kyiv, seperti dilansir AFP dan CNN, Kamis (20/2/2025), Zelensky membantah beberapa klaim tidak berdasar yang dilontarkan Trump, sembari memperkuat posisi Ukraina bahwa kesepakatan untuk mengakhiri perang memerlukan keterlibatan langsung negaranya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zelensky mengatakan dirinya menginginkan jaminan keamanan dari sekutu-sekutu Barat yang memungkinkan berakhirnya perang Ukraina tahun ini.

"Sangat disayangkan, Presiden Trump -- saya sangat menghormatinya sebagai pemimpin negara yang sangat kami hormati, rakyat Amerika yang selalu mendukung kami -- sayangnya (Trump) hidup di dalam ruang disinformasi ini," sebut Zelensky, yang menuduh Rusia telah menyesatkan Trump.

Disinformasi merupakan penyampaian informasi yang salah, secara sengaja, untuk menyesatkan orang lain.

Trump menegaskan dirinya ingin perang Ukraina berakhir sesegera mungkin, bahkan jika hal itu berarti kerugian teritorial lebih lanjut bagi Ukraina. Dan yang membuat Kyiv dan sekutu-sekutunya merasa ngeri, Trump terkadang mengadopsi narasi Kremlin dan menyalahkan Ukraina serta NATO atas konflik tersebut. Trump bahkan pernah mengatakan bahwa Ukraina "mungkin akan menjadi bagian Rusia suatu hari nanti".

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Dalam pernyataannya pada Selasa (18/2) tengah malam, Trump melontarkan klaim keliru soal Ukraina memulai perang -- klaim yang sejak lama digaungkan Kremlin dan para pendukungnya. Klaim ini disampaikan Trump saat menanggapi keluhan Zelensky soal dirinya tidak diundang dalam pertemuan delegasi AS-Rusia di Arab Saudi.

"Hari ini saya mendengar, 'Oh baiklah, kami tidak diundang.' Ya, Anda sudah di sana selama tiga tahun. Anda seharusnya mengakhirinya setelah tiga tahun. Anda seharusnya tidak pernah memulainya. Anda bisa saja membuat kesepakatan," ujar Trump dalam komentarnya merujuk pada Zelensky.

Trump juga mempertanyakan legitimasi Zelensky sebagai Presiden Ukraina, yang lagi-lagi mencerminkan isu yang sering didorong oleh Kremlin selama perang berkecamuk. Dia menyerukan pemilu di Ukraina, yang dilarang dalam keadaan darurat militer yang saat ini berlaku di negara itu.

Trump bahkan mengklaim bahwa tingkat dukungan publik Ukraina terhadap Zelensky hanya mencapai "empat persen". Zelensky, dalam tanggapannya, menyebut angka itu "berasal dari Rusia".

Dia kemudian menyinggung hasil jajak pendapat via telepon yang dilakukan Institut Sosiologi Internasional Kyiv, yang dirilis Rabu (19/2), yang menunjukkan 57 persen responden mempercayai Zelensky, sedangkan 37 persen mengatakan tidak mempercayainya dan sisanya ragu-ragu.

Zelensky berjanji menunjukkan jajak pendapat tersebut kepada tim Trump karena menurutnya, "penting bagi kami untuk menyampaikan kebenaran" kepada pemerintahan baru AS.

Dalam pernyataannya, Zelensky juga mengkritik AS sedang membantu mengakhiri isolasi internasional terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. "Saya meyakini bahwa Amerika Serikat membantu Putin keluar dari isolasi selama bertahun-tahun," sebutnya.

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial