Damaskus -
Presiden baru Suriah, Ahmed al-Sharaa, menyambut baik keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mencabut semua sanksi terhadap negaranya. Al-Sharaa memuji keputusan Trump itu sebagai keputusan yang "bersejarah dan berani".
Dalam pidato terbarunya yang disiarkan televisi Suriah, seperti dilansir AFP, Kamis (15/5/2025), Al-Sharaa menyebut langkah Trump itu "merupakan keputusan yang bersejarah dan berani, yang meringankan penderitaan rakyat, berkontribusi pada kelahiran kembali, dan meletakkan dasar bagi stabilitas di kawasan tersebut".
Rencana Presiden AS untuk mencabut sanksi terhadap Suriah, yang sebagian besar diberlakukan selama pemerintahan mantan Presiden Bashar al-Assad, menjadi dorongan besar bagi negara yang dilanda perang berkepanjangan itu, yang masih bergulat dengan penggulingan Assad oleh Al-Sharaa pada Desember tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Trump secara mengejutkan mengumumkan pencabutan sanksi terhadap Suriah saat berbicara dalam Forum Investasi Arab Saudi-AS di Riyadh pada Selasa (13/5), yang disebutnya akan memberikan negara itu "kesempatan menjadi hebat."
Sehari setelah itu, Trump bertemu dengan Al-Sharaa di Riyadh, yang menjadi pertemuan pertama antara pemimpin AS dan Suriah dalam seperempat abad terakhir.
Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) turut menghadiri pertemuan itu, yang juga dihadiri oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara virtual.
Tidak hanya itu, Trump juga mengatakan bahwa AS sedang menjajaki normalisasi hubungan dengan Suriah setelah dirinya bertemu Al-Sharaa.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lihat juga Video: Warga Suriah Berpesta Sambut Pencabutan Sanksi Trump
Al-Sharaa, dalam pidatonya, mengucapkan terima kasih kepada MBS yang menyelenggarakan pertemuan itu, juga kepada Erdogan -- yang menjadi pendukung utama pemerintahan baru Damaskus -- atas perannya dalam pertemuan tersebut. "Rakyat Suriah, jalan di depan kita masih panjang. Hari ini kita memulai pekerjaan nyata, yang dengannya Suriah akan terlahir kembali," cetus Al-Sharaa. Perang sipil yang berkecamuk di Suriah sejak tahun 2011 lalu, telah menewaskan lebih dari setengah juta orang, memaksa jutaan orang lainnya mengungsi dan menghancurkan negara tersebut. AS menjatuhkan rentetan sanksi keuangan yang luas terhadap Suriah selama perang berlangsung. Saat mengumumkan rencana pencabutan sanksi-sanksi itu, Trump tidak memberikan indikasi bahwa AS akan mencoret Suriah dari blacklist negara sponsor terorisme -- penetapan sejak tahun 1979 atas dukungan negara itu terhadap militan Palestina yang sangat menghambat investasi. Lihat juga Video: Warga Suriah Berpesta Sambut Pencabutan Sanksi Trump
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini