Trump Bilang Akan Kontak Kim Jong Un Lagi, Bahas Apa?

6 days ago 1

Washington DC -

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dirinya akan kembali menghubungi pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un. Trump menyebut Kim Jong Un, yang telah ditemuinya sebanyak tiga kali, sebagai "sosok yang pintar".

Trump memiliki hubungan diplomatik yang tergolong langka dengan Kim Jong Un yang sangat tertutup. Pada masa jabatan pertamanya tahun 2017 hingga tahun 2021, Trump tidak hanya bertemu langsung dengan Kim Jong Un, tapi juga menyebut mereka berdua telah "jatuh cinta".

Namun Menteri Luar Negeri (Menlu) baru AS, Marco Rubio, yang ditunjuk Trump mengakui dalam sidang konfirmasi penunjukannya bahwa upaya tersebut tidak menghasilkan kesepakatan jangka panjang untuk mengakhiri program nuklir Korut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika ditanya dalam wawancara dengan Fox News soal rencananya untuk Kim Jong Un dan apakah dia akan "menghubungi" pemimpin Korut tersebut, seperti dilansir AFP, Jumat (24/1/2025), Trump mengiyakan.

"Saya akan melakukannya, iya. Dia menyukai saya," jawab Trump dalam wawancara tersebut.

Namun Trump tidak menyebutkan lebih spesifik soal kapan komunikasi dengan pemimpin Korut itu akan dilakukan, dan apa yang akan dibahas keduanya.

Pernyataan terbaru Trump soal Kim Jong Un ini disampaikan setelah Korut mengatakan negaranya sedang mengupayakan senjata nuklir untuk menangkal ancaman dari AS dan sekutunya, Korea Selatan (Korsel).

Simak juga Video 'Korsel: Prajurit Korut Budak Kim Jong Un, Dicuci Otaknya untuk Perang di Rusia':

[Gambas:Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pyongyang dan Seoul secara teknis masih berperang sejak tahun 1950-1953 silam, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.

Trump dan Kim Jong Un memiliki hubungan yang sangat kuat selama masa jabatan pertama Trump. Dalam pernyataannya baru-baru ini, Trump menggambarkan hubungan antara dirinya dan Kim Jong Un sebagai "sangat, sangat baik" dan dia menyebut pemimpin Korut itu sebagai "sosok yang pintar".

Selama masa jabatan pertamanya, Trump bertemu Kim Jong Un dalam tiga kesempatan terpisah antara tahun 2018 dan tahun 2019.

Namun setelah Trump meninggalkan Gedung Putih, rezim Kim Jong Un melakukan rentetan uji coba senjata dan peluncuran rudal, bahkan memamerkan program nuklirnya.

AS dan negara-negara lainnya memperingatkan bahwa program nuklir Korut mengganggu stabilitas, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan beberapa resolusi yang melarang upaya-upaya Pyongyang terkait program tersebut.

Dalam wawancara dengan Fox News, Trump mengenang upayanya mewujudkan kesepakatan dengan sekutu Korut, seperti Rusia dan China, pada akhir masa jabatan pertamanya. Upaya tahun 2019 itu akan menetapkan batasan baru bagi senjata nuklir Moskow yang tidak diregulasi dan membujuk Beijing bergabung dengan pakta pengendalian senjata.

"Saya hampir mencapai kesepakatan. Saya akan mencapai kesepakatan dengan (Presiden Vladimir) Putin mengenai denuklirisasi... Tapi kita mengalami pemilu yang buruk yang mengganggu kita," ucapnya, merujuk pada kekalahannya dari mantan Presiden Joe Biden dalam pemilu tahun 2020.

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial