Jakarta -
Saya lulusan ke-11 Tarbiyatul Muallimin Al Islamiyah (TMI) Pondok Pesantren Al Amien, Sumenep, Madura, Jawa Timur. TMI lahir tahun 1972. TMI adalah salah satu elemen penting dalam sejarah perjalanan Al Amien. TMI didesain oleh KH. Muhammad Idris Jauhari, untuk memproses lahirnya pendidik atau guru agama dengan keunggulan khusus. TMI merupakan sub lembaga dari lembaga lain di Al Amien. Masa belajar di TMI adalah 6 tahun untuk rekrutan siswa lulusan SD/Sederajat.
Sejak berdiri, TMI sudah melepas ribuan alumninya ke tengah-tengah masyarakat dan menjalankan tugas serta fungsinya sebagai 'cultural broker' dan 'agent of changes'. Mereka adalah pelita dengan dengan ukuran nyala yang berbeda-beda karena berbagai faktor dan dinamika sosial. Para santri TMI berkomunikasi dengan bahasa asing utama; Arab dan Inggris. Mereka datang dari seluruh provinsi di Indonesia. Dan ketika lulus, mereka pulang ke daerah asal mereka.
Semua berawal dari setelah saya lulus pondok pesantren Nurul Huda dan Sekolah Dasar Negeri 1 Pakandangan Barat. Mendaftar ke Panrisisba--Panitia Penerimaan Siswa Baru. Ikut ujian tulis dan lisan--psikotes. Setelah lulus, saya didistribusikan ke kamar. Kamar-kamar ini berderet-deret dalam satu bangunan. Bangunan panjang ini dinamakan rayon. Setiap rayon punya nama. Saya tinggal di rayon Al Munir. Semua perlengkapan selama mondok, dimasukkan lemari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siswa Baru
Di rayon Al Munir inilah tinggal semua siswa baru. Mereka terbilang berbadan sedang atau di bawah sedang. Al Munir masuk kategori rayon sighor. Sighor berarti yang berbadan kecil. Setiap satu kamar siswa baru, didampingi oleh dua orang kakak senior. Biasanya dari siswa kelas III atau IV. Mereka disebut mulahidz alias pengawas. Mereka bertugas menemani, melayani, mengawasi para siswa baru. Dari sinilah dimulainya agenda matrikulasi. Mulahidz adalah struktur ISMI terbawah.
ISMI singkatan dari Ikatan Santri TMI. Ketuanya dipilih menggunakan mekanisme one man one vote. Ketua dan pengurus ISMI adalah siswa kelas V atau XI versi saat ini. Nah, mulahidz ini adalah tangan-tangan ISMI di level bawah. Mereka tidak masuk dalam struktur ISMI tapi berperan vital bagi kelangsungan agenda-agenda day to day kesiswaan. Jajaran mulahidz berperan sebagai jangkar utama yang menghubungkan siswa dengan wali kelas. Pengawasan 24 jam.
Bagaimana pendistribusian input siswa berbadan di atas sedang? Meski lulusan SD/Sederajat, tapi jika tubuh mereka lebih besar maka mereka akan tinggal di rayon khusus kibar, yakni yang berbadan besar. Persis di rayon sighor, mereka juga ditemani, dilayani dan diawasi oleh mulahidz bertubuh seukuran mereka. Desain kamar sama persis dengan kamar sighor. Para siswa di rayon singhor dan kibar, masih boleh berkomunikasi dengan bahasa nasional. Tapi terlarang keras bahasa daerah.
Pada setiap bidang dinding kamar asrama, terdapat semacam papan tulis berukuran kecil. Berisi kata-kata bahasa Inggris dan Arab. Perbendaharaan kata-kata itu, diperbaharui secara berkala. Sebelum beranjak tidur (zaman saya di atas tikar atau selimut) mulahidz minta ketua kamar (dipilih oleh para penghuni kamar) membaca absensi. Lalu doa tidur dan doa untuk orang tua. Lampu berubah ke cahaya yang lebih redup. Terlarang ada kegiatan selain tidur!
Matrikulasi Bahasa Asing
Setengah jam sebelum waktu salat subuh, para siswa dibangunkan oleh para mulahidz. Terlambat datang saat salat jemaah, adalah pelanggaran. "Quumuu! Quumuu Ayyuhal Ikhwah--Bangun! Ayo bangun, Saudara sekalian." "Get up, please! It's time to prayer. Go go!" Sedang speaker masjid melantunkan panggilan serupa syair. "Tayaqqodzuu. Tayaqqodzuu yaa, Niyaam. Qod hazamal fajru junudad dholam--Bangunlah, hai yang tidur! Fajar telah menghalau tentara kegelapan."
Sapaan-sapaan itu akan didengar sejak hari pertama siswa tinggal di asrama. Kata-kata dan pembiasaan itu yang pertama mereka dengar sejak kelopak mata terbuka dari tidur. Sepanjang 6 tahun! Usai salat subuh, setelah sejumlah i'lan (taklimat), para siswa bersiap masuk kelas. Agenda pilihan. Ada yang masak, ada yang cuci baju, ada yang olahraga. Tapi tidak sedikit yang ziyadah hafalan untuk materi pelajaran tertentu. Tidak ada waktu balik ke kamar apalagi untuk tidur.
Tidur di kamar sehabis subuh masuk kategori pelanggaran. Semua alas tidur dikumpulkan di sudut tertentu di kamar. Nah, biasanya di jam-jam itu, mudir--pengasuh pondok, Kiai Idris Jauhari, terdengar memanaskan mesin motor. Para siswa sudah sangat paham. Pak kiai akan daur--keliling asrama. Sekadar menampakkan diri dan melirik. Dan hampir pasti tidak akan ada siswa yang tidak membaca buku pelajaran. Suara motor Kiai adalah jaminan kepatuhan.
Di sudut tertentu di asrama, ada jadwal performa siswa untuk muhadatsah dan drama berbahasa Arab. Di sudut lainnya juga ada conversation dalam bentuk drama pendek. Para performer adalah siswa lama, bisa siswa kelas II atau III. Diawasi oleh bagian pengajaran, qismut ta'lim atau education section ISMI. Di sudut lain, para siswa berkelompok di depan dinding asrama di rayon-rayon. Mereka sedang menikmati majalah dinding yang memuat tulisan penghuni rayon.
Para siswa baru, boleh menulis versi bahasa Indonesia. Biasanya cuma satu tulisan di antara semua artikel dalam bahasa Inggris dan Arab. Sampai kapan mereka boleh setor tulisan di mading (majalah dinding) dengan bahasa Indonesia? Satu semester. Semester kedua, Anda tidak akan pernah mendengar siswa bicara menggunakan bahasa selain Inggris dan Arab. Termasuk performa, mading dan announcement di masjid, asrama, kelas dan dapur. Di semua sudut asrama TMI.
Berkunjung ke TMI, Anda akan saksikan semua sudut menyediakan potongan-potongan dialog dua bahasa. Semua menyesuaikan fungsi tempat. Di dapur, Anda akan mendapati papan tulis berisi bahan dialog dalam urusan dapur. Di kantin demikian juga. Di lapangan, di ruangan kursus, di kamar mandi, di jalan-jalan utama, Anda akan temui sejumlah kalimat yang dapat memudahkan para siswa baru belajar bahasa Inggris dan Arab. Itu pemandangan di semester 1.
Fungsi Jasus
Di setiap kamar, Anda akan temukan kotak laporan. Setiap siswa adalah mata-mata alias jasus bagi siswa lain. Kotak ini adalah barang paling mendebarkan. Setiap sore, bagian keamanan alias qismul amn dan bagian pengajaran atau qismut ta'lim membuka kotak-kotak dan memilah laporan. Laporan terkait syara' diserahkan ke Bagian Peribadatan alias qismul ibadah, masalah keamanan diambil oleh bagian keamanan dan urusan bahasa diserahkan ke qismut ta'lim.
Usai salat ba'diyah isya, qismul i'lam--bagian penerangan, akan menyampaikan pengumuman. "Diharap mereka yang namanya disebut untuk memenuhi panggilan mahkamah bahasa". Para hakimnya adalah para pengurus ISMI di bawah koordinasi bagian pengajaran. Ada jadwal hakim yang bertugas. Ada sanksi yang disiapkan untuk pelanggar bahasa. "Anda tahu kenapa dipanggil ke mahkamah?" Banyak di antara terdakwa tidak menyadari kesalahan mereka.
"Limadza taka'ka'kum ka taka'kuikum fi hadzal makaan," begitu biasanya Dr. Amir Faishol Fath, salah seorang juri hafiz di sebuah stasiun televisi swasta yang pernah jadi hakim bahasa di ISMI TMI. Hakim akan memegang kertas laporan yang diambil dari kokak-kotak tadi sore. Menanyakan ini dan itu. "Anda bicara menggunakan bahasa Indonesia. Jam ini, di tempat ini, bersama ini," kata hakim. Dan al mad'u atau terdakwa tak akan bisa mengelak karena ada bukti.
"Besok anta akan jadi jasus. Temukan siapa pun yang berkomunikasi dengan selain bahasa Inggris dan Arab," kata hakim. Itulah salah satu sanksi bagi pelanggar bahasa. Sanksi lain adalah membuat sekian lembar tulisan yang berbahasa Arab atau Inggris. Jadi, semua siswa adalah jasus bagi siswa lainya. Bisa di kamar, di kelas, di rayon, di dapur, di masjid dan di mana-mana sepanjang di dalam lingkungan asrama. Jasus adalah formula disiplin dalam berbahasa.
Tanpa penguasaan kedua bahasa selama di semester pertama, siswa hampir pasti akan sulit mengejar target materi pelajaran. Kenapa? Karena semua materi pelajaran di semester kedua, diajarkan oleh para guru lewat dua bahasa tersebut. Di awal registrasi, penulis datang bersama 240 siswa baru, tapi saat yudisium hanya tersisa 46 siswa. Lainnya? Lainnya ada yang tidak mampu bertahan atau tidak naik kelas. Saya adalah santri produk boarding school.
Ishaq Zubaedi Raqib, Staf Khusus Menteri Sosial RI; Eks Wakil Direktur Litbang Al Amien; Eks Kepala Bagian Pengajaran TMI; Eks Wali Kelas di TMI Al Amien; Eks Wakil Kabag. Pengajaran ISMI
Tonton juga Video: BP Taskin Temui Mensos Ipul, Bahas Program Sekolah Rakyat Berasrama
(akd/ega)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu