Jakarta -
Keluarga dari empat sandera Israel yang dibebaskan dari Gaza berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, menyerukan pembebasan semua orang yang masih ditawan di wilayah Palestina tersebut.
Keluarga tersebut juga berterima kasih kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang pemerintahannya telah terlibat dalam mengamankan gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera.
Dilansir kantor berita AFP, Senin (27/1/2025), Yoni Levy, yang putrinya, Naama Levy adalah salah satu dari empat sandera yang dibawa kembali pada hari Sabtu lalu, mengatakan bahwa "Naama aman bersama kami sekarang, tetapi pertarungan belum berakhir."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keempatnya, yang semuanya tentara wanita, dibebaskan oleh kelompok bersenjata Hamas dan Jihad Islam setelah lebih dari 15 bulan ditawan di Gaza. Mereka dibebaskan dengan imbalan pembebasan 200 tahanan di tahanan Israel, yang hampir semuanya warga Palestina.
Rumah sakit di dekat Tel Aviv, tempat keempat mantan sandera itu dirawat, mengatakan mereka dalam kondisi "stabil".
Sasha Ariev, saudara perempuan dari sandera yang dibebaskan, Karina Ariev, mengatakan: "Ucapan terima kasih yang sangat khusus ditujukan kepada Presiden Trump."
"Anda membuat kesepakatan ini menjadi mungkin, setelah berbulan-bulan rasanya semua harapan telah sirna," imbuhnya.
Eli Albag, ayah dari sandera Liri Albag, berterima kasih kepada para menteri Israel yang memberikan suara untuk menyetujui kesepakatan itu sambil mengecam mereka yang menentangnya, dengan mengatakan "rakyat akan membuat Anda membayarnya".
Lihat juga Video: Riuh Penyambutan 200 Warga Palestina yang Dibebaskan Israel
Menteri dari dua partai sayap kanan dalam koalisi yang berkuasa di Israel serta dua anggota kabinet dari partai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan suara menentang perjanjian gencatan senjata tersebut.
Tahap pertama kesepakatan gencatan senjata, yang dimulai pada 19 Januari, mengatur pembebasan 33 sandera -- wanita, anak-anak, pria berusia di atas 50 tahun dan mereka yang terluka atau sakit -- dengan imbalan 1.900 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Tahap-tahap gencatan senjata mendatang dan nasib para sandera yang tidak ada dalam daftar 33 orang tersebut akan menjadi pokok bahasan negosiasi lebih lanjut.
Selama serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 di Israel selatan, para militan menangkap 251 sandera, dengan 87 orang masih berada di Gaza, termasuk 34 orang yang telah dikonfirmasi oleh militer Israel sebagai korban tewas.
Jenazah seorang tentara Israel yang tewas dalam perang Gaza 2014 dan dua warga sipil lainnya yang ditahan selama bertahun-tahun sebelum serangan tersebut juga merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata.
Lihat juga Video: Riuh Penyambutan 200 Warga Palestina yang Dibebaskan Israel
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu