Menyiasati Mahalnya Demokrasi di Indonesia

1 month ago 20

Jakarta -

Negara menggelontorkan anggaran hingga Rp 71,3 triliun untuk rangkaian Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Uang sebesar ini digunakan untuk melancarkan jalannya Pemilu hingga Pilkada Serentak mulai dari pengawasan penyelenggara Pemilu, pemutakhiran data pemilih, penyusunan dapil, pengelolaan dan pengadaan laporan, hingga persiapan logistik.

Hal inilah yang menjadi latar belakang utama yang memunculkan wacana pengetatan anggaran pemilu. Salah satunya adalah ide lawas yang kembali diangkat oleh Presiden Prabowo Subianto, mengembalikan pemilihan Gubernur ke DPRD. Hal itu ia sampaikan dalam sambutan di ulang tahun Golkar ke-60 pekan lalu.

Awalnya, ia mengatakan setuju dengan ide Ketum Golkar, Bahlil Lahadalia soal perbaikan sistem demokrasi di Indonesia. Terkait hal ini, Prabowo meminta seluruh partai politik mengakui jika sistem pilkada dinilai terlalu mahal. Prabowo juga sempat. Mengatakan jika uang negara senilai pulihan triliun habis dalam beberapa hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Prabowo mencontohkan jika Gubernur di Malaysia, Singapura, hingga India dipilih oleh DPRD. Menurut Prabowo, sistem ini dinilai lebih efisien dan tidak mengeluarkan banyak anggaran.

"Saya lihat negara tetangga kita efisien, Malaysia, Singapura, India, sekali milih anggota DPRD, ya sudah DPRD itulah milih gubernur atau bupati," ujarnya.

Dalam kesempatan lain, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyebut jika dirinya setuju dengan wacana tersebut melihat besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk proses pilkada. Mengutip detikNews, Tito menyebut pemilihan gubernur melalui DPRD juga bisa dilihat sebagai bentuk demokrasi.

"Ya, saya sependapat tentunya, kita melihat sendirilah bagaimana besarnya biaya untuk pilkada. Belum lagi ada beberapa daerah-daerah yang kita lihat terjadi kekerasan, dari dulu saya mengatakan pilkada asimetris salah satunya melalui DPRD kan," kata Tito kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/12/2024).

"Demokrasi juga bisa diterjemahkan demokrasi langsung dan demokrasi dengan perwakilan. Kalau DPRD demokrasi juga, tapi demokrasi perwakilan," kata Tito, dikutip dari detikNews.

Meski demikian, Tito pun melempar kembali wacana ini ke pihak-pihak terkait. Ia mengatakan jika pihaknya akan mengkaji lebih lanjut wacana ini, namun tetap saja pemerintah akan mengikuti pertimbangan dari DPR, parpol, hingga para akademisi.

Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda, pun angkat bicara terkait hal ini. Rifqinizami menghargai pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto soal perbaikan sistem pilkada. Terkait gubernur dipilih oleh DPRD, ia menyebut hal ini bisa menjadi bahan dalam merancang paket undang-undang tentang pemilu atau omnibus law politik.

"Kita menghargai pernyataan Bapak Presiden Prabowo Subianto agar terjadi revisi terhadap sistem politik nasional, salah satunya adalah pemilihan kepala daerah melalui DPRD. Bagi Komisi II DPR RI hari ini, menjadi penting sebagai salah satu bahan untuk kami melakukan revisi terhadap omnibus law politik," kata Rifqinizamy, dikutip dari detikNews, Jumat (13/12/2024).

Lalu melihat berbagai pertimbangan serta fakta yang muncul tatkala pilkada berjalan, apakah wacana ini akan terealisasi? Benarkah pemilihan gubernur oleh DPRD merupakan bentuk dari perbaikan demokrasi masa kini ataukah sebaliknya? Menghadirkan Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda, ikuti diskusinya dalam Editorial Review.

Beralih ke topik lain, detikSore akan bergabung dengan detikJatim untuk membahas peristiwa tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Trenggalek. Seperti diberitakan detikJatim, bencana tanah bergeser ini mengancam kawasan seluas 10 Ha. Oleh karenanya, sepuluh KK harus segera dievakuasi. Lalu bagaimana kabar terbarunya? benarkah kawasan tersebut tak lagi bisa dihuni? Kawasan mana saja di Trenggalek yang memiliki risiko serupa? Temukan jawabannya lewat laporan jurnalis detikJatim dalam Indonesia Detik Ini.

Sementara itu untuk menutup edisi kali ini, detikSore akan menghadirkan sosok perempuan yang bertugas sebagai seorang pemadam kebakaran. Dikenal sebagai satu-satunya srikandi pemadam kebakaran, Tessy Haryati menciptakan strategi untuk dapat bekerja efektif. Bagaimana sepak terjang Tessy dalam menjalankan tugasnya? Simak ceritanya dalam Sunsetalk jelang matahari terbenam nanti.

Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.

"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"

(far/vys)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial