Riyadh -
Pemerintah Arab Saudi mengutuk keras langkah Israel menghentikan aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Otoritas Riyadh menyebut tindakan Tel Aviv itu sebagai "pemerasan" ketika pembicaraan untuk memperpanjang gencatan senjata Gaza yang rapuh menghadapi jalan buntu.
Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataannya, seperti dikutip kantor berita Saudi Press Agency (SPA) dan dilansir Al Arabiya, Senin (3/3/2025), juga menyebut keputusan Israel menghentikan aliran pasokan ke daerah kantong Palestina itu sebagai "hukuman kolektif".
Disebutkan oleh Kementerian Luar Negeri Saudi bahwa keputusan Israel "untuk menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, dan penggunaannya sebagai alat pemerasan dan hukuman kolektif... adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan pelanggaran langsung terhadap aturan hukum kemanusiaan internasional".
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Riyadh menyerukan masyarakat internasional untuk "menghentikan pelanggaran serius Israel ini".
Dengan perundingan untuk kelanjutan gencatan senjata digelar di Kairo, sumber-sumber di Mesir mengungkapkan bahwa delegasi Israel berupaya memperpanjang tahap pertama yang berlangsung selama 42 hari, sedangkan Hamas ingin segera melanjutkan ke tahap kedua.
`, ]; var currentAd = 0; // Mulai dari Creative B function refreshAd() { currentAd = (currentAd + 1) % ads.length; // Bergantian antara Creative B (0) dan A (1) document.getElementById("ad-slot").innerHTML = ads[currentAd]; // Ganti creative console.log("🔄 Ad refreshed to:", currentAd === 0 ? "Creative B" : "Creative A"); } setInterval(refreshAd, 30000); // Refresh setiap 30 detik
Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, mengatakan bahwa mereka menolak "formulasi" Israel untuk memperpanjang tahap pertama gencatan senjata Gaza.
Otoritas Israel kemudian mengumumkan pada Minggu (2/3) bahwa mereka menghentikan masuknya semua barang dan pasokan ke Jalur Gaza. Tel Aviv juga memperingatkan "konsekuensi tambahan" jika Hamas tidak setuju untuk memperpanjang tahap pertama gencatan senjata.
Lihat juga Video: Israel Tak Izinkan Truk Bantuan Masuki Rafah Gaza
Saksikan Live DetikSore :
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Hamas, dalam pernyataannya, menuduh Israel berusaha melemahkan gencatan senjata Gaza, yang mulai berlaku pada 19 Januari lalu dan sebagian besar tetap berlaku meskipun kedua saling menuduh adanya pelanggaran. Sejauh ini belum ada kesepakatan mengenai tahap kedua, atau tahap selanjutnya.
Mesir juga mengecam keputusan Israel untuk menghentikan bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza. Otoritas Kairo menyebutnya sebagai "pelanggaran terang-terangan" terhadap gencatan senjata Gaza, yang dimediasi oleh Mesir, Qatar dan Amerika Serikat (AS).
Selain menghentikan bantuan kemanusiaan, Israel juga kembali menggempur Jalur Gaza pada Minggu (2/3) waktu setempat. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya empat orang tewas dan enam orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara terbaru Tel Aviv tersebut.
Lihat juga Video: Israel Tak Izinkan Truk Bantuan Masuki Rafah Gaza
Saksikan Live DetikSore :
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu