Jakarta -
Kematian pensiunan TNI Brigjen (Purn) Hendrawan Ostevan yang ditemukan tewas mengambang di perairan Marunda, Jakarta Utara masih menjadi teka-teki. Sebelum tewas, Hendrawan Ostevan diduga menyetir mobil ke dermaga dan diduga tercebur ke laut.
Hendrawan Ostevan ditemukan tewas di perairan Marunda, pada Jumat (10/1). Bersama jasadnya, ditemukan kartu tanda anggota (KTA) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Badan Intelijen Negara (BIN) atas nama Hendrawan Ostevan.
Berselang 8 hari kemudian, tepatnya 18 Januari 2025, mobil Toyota Vios bernopol B-1606-LB milik Hendrawan Ostevan ditemukan di perairan Marunda. Hendrawan diduga menyetir sendiri mobil berkelir hitam itu ke Dermaga KCN Marunda sebelum tewas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekaman CCTV memperlihatkan detik-detik mobil Vios tersebut meluncur di Kade 07-08 Dermaga KCN Marunda, pada Kamis (9/1) dini hari. CCTV tersebut memperlihatkan mobil melaju hingga kemudian tercebur saat berada di ujung dermaga.
detikcom mendatangi lokasi pada Selasa (21/1/2025). Sebagai gambaran, Kade 07-08 ini merupakan dermaga yang berada di tepi pantai.
Gerbang masuk kawasan Dermaga KCN Marunda (Mei Amelia/detikcom)
Di dermaga terdapat aktivitas bongkar muat tongkang yang mengangkut batubara hingga pasir. Tepi dermaga yang menjadi lokasi Hendrawan Ostevan diduga tercebur ke laut ini berjarak beberapa ratus meter dari pintu masuk.
Berdasarkan hasil rekaman CCTV, mobil Hendrawan Ostevan masuk melalui pintu gerbang utama beriringan dengan sebuah truk yang ada di depannya. Dari situ, mobil Vios yang diduga dikemudikan Hendrawan Ostevan masuk ke kawasan dermaga.
Dari pintu masuk, mobil Hendrawan Ostevan belok ke kiri. Yang mana di sini terdapat sejumlah truk yang mengangkut barang setelah aktivitas bongkar muat.
Kondisi jalan yang dilalui berlumpur dan bergelombang. Rute yang dilaluinya sampai ke ujung dermaga ini memutar.
Menurut beberapa orang yang berada di lokasi, sebenarnya mobil itu seharusnya mengambil jalan lurus saja tidak perlu belok kiri.
"Orang-orang yang sudah sering ke sini sudah tahu, kalau mau ke ujung dermaga ya tinggal lurus saja, tidak perlu belok kiri," kata warga yang enggan disebutkan namanya.
Rute yang dilalui Brigjen (Purn) Hendrawan Ostevan di kawasan Dermaga KCN Marunda. (Mei Amelia/detikcom)
Minim Penerangan
Mobil Hendrawan Ostevan terjun bebas ke laut setelah melintas di kade 07-08. Sebagai informasi, di ujung dermaga ini tidak ada pengaman seperti pagar.
Karena dermaga ini adalah tempat sandar tongkang yang melakukan aktivitas bongkar-muat. Di ujung tembok jalanan dermaga dipasang dapra atau bantalan dari ban bekas.
Dapra dipasang pada jarak beberapa meter. Dapra ini dipasang sebagai bantalan ketika tongkang bersandar di dermaga supaya tidak terjadi benturan.
Nah, di ujung dermaga ini tidak ada pengaman, hanya ada bollard untuk mengaitkan tali jangkar yang dipasang dengan jarak setiap 5 meter. Di ujung dermaga juga tidak ada penerangan. Penerangan hanya ada pada sisi daratan.
PoUjung dermaga posisi mobil milik Brigjen (Purn) Hendrawan Ostevan tercebur ke laut. (Mei Amelia/detikcom)
Menurut warga, kondisi pada malam hari di dermaga gelap. Sehingga, pada malam hari, air laut tidak terlihat.
"Kalau malam nggak keliatan air laut, bisa saja mungkin dia nggak melihat ada laut di ujung jalanan dermaga," ucap warga tersebut.
Lantas apa tujuan Hendrawan Ostevan pergi ke dermaga dini hari itu? Hingga saat ini teka-teki itu belum terjawab. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini.
(mei/imk)