Jakarta -
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon menjamu para delegasi Konferensi ke-19 Parlemen Negara-Negara Islam (OKI) atau Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) dalam resepsi budaya di Museum Nasional Indonesia, Jakarta pada Minggu (11/5/2025).
Acara ini mengawali rangkaian konferensi PUIC di Jakarta yang akan berlangsung pada 12-15 Mei 2025, dengan DPR RI bertindak sebagai tuan rumah.
Pada gelaran ini, Kementerian Kebudayaan menampilkan ragam kekayaan budaya Indonesia yang berakar pada sejarah panjang peradaban dan nilai-nilai Islam yang moderat dan toleran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sangat tersentuh melihat banyak wajah-wajah yang tak asing, rekan-rekan seperjuangan saya selama bertahun-tahun di parlemen dan dalam kerja sama antar parlemen, termasuk di PUIC," ujar Fadli dalam keterangannya, Senin (12/5/2025).
Lebih lanjut, Fadli menekankan pentingnya kebudayaan sebagai kekuatan lunak (soft power) untuk mendorong transformasi ekonomi, memperkuat institusi yang tangguh, dan membangun jembatan perdamaian.
"Budaya bukan sekadar warisan masa lalu, ia juga membentuk tata kelola masa depan yang adil. Nilai-nilai seperti gotong royong, musyawarah, dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan prinsip dasar dan pilar bagi institusi yang kuat," paparnya.
Dalam pidatonya, Fadli juga menegaskan pentingnya kerja sama atau diplomasi budaya lintas negara OKI untuk memperkuat narasi perdamaian dan keadilan.
Ia juga menyerukan solidaritas penuh untuk kemerdekaan Palestina dan penghentian kekerasan di Gaza, seraya mengutip Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa.
"Sebagai anggota pendiri OKI sejak 1969, Indonesia tetap konsisten dalam memperjuangkan nilai-nilai solidaritas, kemanusiaan, dan kolaborasi budaya lintas bangsa," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Fadli juga mengumumkan Indonesia akan menjadi tuan rumah World Culture Forum 2025 di Bali pada bulan Oktober mendatang dengan tema .Culture for the Future'. Forum ini akan menjadi wadah untuk mendorong kolaborasi global dalam pemajuan kebudayaan, pelestarian warisan, serta penguatan ekonomi budaya berkelanjutan.
Sebagaimana diketahui, Indonesia dikenal sebagai negara mega-diversity yang kaya akan warisan budaya, dengan 1.340 kelompok etnis dan 718 bahasa daerah.
Hingga akhir 2024, Indonesia telah mengakui lebih dari 2.200 warisan budaya takbenda di tingkat nasional, dengan 16 di antaranya telah masuk dalam daftar UNESCO, termasuk batik, angklung, pencak silat, hingga jamu dan reog ponorogo.
"Melalui World Culture Forum, kita ingin menghadirkan gelombang kebudayaan Indonesia-the Indonesian Wave-ke panggung dunia. Inilah saatnya kita menyatukan nilai-nilai kearifan lokal dengan inovasi global," jelas Fadli.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan pesan tentang pentingnya kolaborasi antar parlemen negara-negara OKI untuk menciptakan masa depan dunia yang lebih adil dan damai.
"Parlemen memiliki peran strategis dalam menjaga perdamaian dunia, memperjuangkan keadilan, dan mendukung Palestina," ujar Puan.
Ia juga mengajak negara-negara anggota PUIC untuk memperkuat kerja sama lintas sektor sebagai bagian dari komitmen kolektif mewujudkan tatanan dunia yang berkeadaban.
Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri Ketua DPR, Puan Maharani, dan para Ketua dan Anggota Parlemen negara-negara OKI, serta para Duta Besar dan tamu kehormatan dari berbagai negara.
Penyair legendaris Indonesia, Taufiq Ismail pun turut tampil membacakan puisi berjudul 'Palestina, Bagaimana Bisa Aku Melupakanmu?'. Anggota DPRD Jawa Barat, Ricky Kurniawan Lc, membacakan puisi itu dalam bahasa Arab.
Penampilan ini menjadi bagian dari ekspresi solidaritas budaya Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina, dan menggambarkan konsistensi Indonesia dalam menyuarakan keadilan melalui medium seni dan sastra.
Perhelatan malam itu pun ditutup dengan pertunjukan seni budaya Indonesia, yang menggambarkan wajah damai dan keberagaman nusantara. Di tengah arus tantangan global, Indonesia melalui diplomasi budaya, terus memperkuat posisinya sebagai bangsa yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
(akd/akd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini