Langkah Madam Puri 'Bersih-bersih' Kenakalan Remaja

11 hours ago 6

Jakarta -

Tri "Madam Puri" Purwanti punya sebuah misi. Ia tak ingin melihat remaja di wilayah kediamannya terus berada dalam pusaran kenakalan remaja. Alih-alih menghakimi atau menjauhi, Puri justru merangkul dan mendorong mereka untuk hidup dengan lebih baik.

Sebagai penduduk kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur, Puri sadar akan langgengnya berbagai praktik kenakalan remaja dan kriminalitas yang mengakar di sana. Prostitusi, tawuran, begal, seks bebas, hingga narkoba kerap 'menghiasi' Bambu Apus pada masa-masa kelamnya.

Kekhawatiran utama Puri adalah perkembangan anak-anak dan remaja Bambu Apus. Kerap berinteraksi dengan mereka, Puri memperhatikan anak-anak di lingkungan tersebut kerap luput dari perhatian orang tua. Lantaran tumbuh tanpa mendapat hak-hak seperti perhatian dan kasih sayang orang tua, hingga pendidikan yang memadai, anak-anak ini rentan menjadi pelaku kenakalan remaja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa mereka bisa lepas dari tangan orang tua? Kenapa mereka akhirnya kehilangan hak-hak mereka? Mereka menghabiskan usia mereka, waktunya mereka, untuk hal yang sia-sia. Anak itu nggak lahir dan besar di jalanan begitu aja, gitu lho. Dan saya akhirnya berpikir, semua itu bermuara di rumah," terang Puri di program Sosok detikcom.

Dugaan Puri terbukti benar. Suatu hari ia diminta datang ke Polsek setempat setelah remaja-remaja di wilayahnya tertangkap tawuran. Lantaran tak ada yang membebaskan, Puri pun maju untuk memulangkan mereka.

Sejak saat itu, para remaja dan Puri semakin dekat. Puri tak pernah lelah mendengarkan keluh kesah mereka tanpa menghakiminya. Tak jarang, Puri juga membantu mereka mengerjakan pekerjaan sekolah. Lambat laun, Puri menjelma sebagai 'ibu' bagi mereka.

"Karena saya lihat mereka lari ke mari karena nggak nyaman di rumah. Artinya saya nangkap, oh anak ini hanya butuh diperhatikan. Apapun yang mereka ceritakan, saya hanya mendengarkan. Jadi sedikit-sedikit saya juga tahu, oh ternyata hanya ini yang dibutuhkan mereka. Hanya butuh didengarkan, diperhatikan. Awalnya itu, kenapa mereka percaya, gitu," kenang Puri.

Ide untuk membentuk komunitas pun tercetus. Atas saran dari remaja-remaja binaannya, terciptalah nama KMD (Komunitas Madam) di tahun 2016.

Tak hanya dibina sendiri, Ketua RT 10 kelurahan Bambu Apus ini juga mengajak berbagai pihak bekerja sama. Puri tak pernah absen melibatkan Ketua RW setempat, menggandeng lembaga pendamping Gerakan Kepedulian Indonesia, dan mengajak kader-kader Dasawisma dalam berbagai kegiatan Komunitas Madam.

Sembilan tahun menjalankan komunitas, Puri bukannya tak pernah mengalami kesulitan. Membina remaja-remaja adalah satu hal, namun tantangan sebenarnya ada pada stigma masyarakat terhadap mereka. Label 'anak nakal' yang tersemat membuat Puri harus bekerja ekstra hanya supaya mereka diterima dengan baik oleh sekitar. Langkah pertama yang mesti ditempuh Puri adalah menguatkan hati anak-anak binaan.

"Saya selalu kasih motivasi mereka, jadikan masa lalu kamu, kenakalannya kamu, segala hal-hal negatif yang udah kamu lakukan, image buruk yang udah kamu dapatkan, itu jadi motivasi. Biarkan orang menilai apa. Sekarang, cukup jangan banyak bicara, cukup buktikan," jelas Puri.

Lambat laun, Puri melihat perubahan berarti. Alih-alih berkumpul untuk hal negatif, anak-anak Madam justru sibuk belajar dan melebur dengan masyarakat. Dibimbing Puri, mereka belajar berbagai mata pelajaran, berlatih servis motor, hingga menjadi tenaga bantu untuk acara-acara masyarakat setempat.

"Alhamdulillah. yang tadinya mereka nggak pernah nganggep orang, sekarang kalau ketemu saya bilang, oh salim (sama) orang tua. Mereka salim. Sholat, mereka bisa jaga. Pekerjaan, ya untuk kelas-kelasnya mereka, dan ternyata mereka bertahan di dalam satu profesi pekerjaan, itu buat saya sudah bagus, gitu," tutur Puri.

(nel/ppy)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial