Bentrokan Renggut 1.000 Nyawa, Presiden Suriah Janji Tindak Tegas Pelaku

2 days ago 5

Damaskus -

Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa bersumpah bahwa pemerintahannya akan menuntut pertanggungjawaban dari siapa pun yang terlibat dalam aksi menyakiti warga sipil di negara tersebut. Sumpah ini disampaikan beberapa hari setelah rentetan tindak kekerasan mematikan melanda area pesisir Mediterania.

"Kita akan meminta pertanggungjawaban, dengan tegas dan tanpa keringanan, kepada siapa pun yang terlibat dalam pertumpahan darah warga sipil... atau siapa saja yang melangkahi kewenangan negara," tegas Al-Sharaa dalam pernyataan yang diunggah kantor berita SANA dan dilansir Al Arabiya, Senin (10/3/2025).

Dia menambahkan bahwa sebuah komite khusus akan dibentuk untuk "melindungi perdamaian sipil".

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Al-Sharaa mengatakan bahwa Suriah sedang menghadapi upaya untuk menyeret negara tersebut kembali ke dalam perang saudara. Dia menegaskan bahwa "sisa-sisa rezim sebelumnya" tidak memiliki pilihan lainnya selain menyerahkan diri segera.

Ditegaskan juga oleh Al-Sharaa bahwa Suriah tidak akan membiarkan "kekuatan eksternal atau lokal" menyeretnya ke dalam kekacauan atau perang saudara.

Data terbaru yang dilaporkan kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, menyebut sedikitnya 830 warga sipil dari etnis Alawite tewas dalam "eksekusi mati" yang dilakukan oleh para personel keamanan atau petempur pro-pemerintah di Provinsi Latakia dan Tartus.

Alawite merupakan komunitas minoritas di Suriah yang menjadi asal mantan Presiden Bashar al-Assad, yang digulingkan dari pemerintahannya pada Desember lalu. Area Mediterania yang menjadi lokasi kebanyakan tindak kekerasan itu, merupakan jantung komunitas Alawite.

Lihat juga Video 'Mencekam Orang-orang Bersenjata Menyerang Restoran di Suriah':

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Pertempuran antara pasukan keamanan Suriah yang baru dan loyalis Assad pecah sejak Kamis (6/3) pekan lalu, setelah ketegangan sebelumnya, dan meningkat menjadi aksi pembunuhan massal.

Rentetan pertempuran itu, menurut Syrian Observatory, juga menewaskan 231 personel pasukan keamanan Suriah dan 250 petempur pro-Assad. Jumlah total korban tewas dalam serangkaian pertempuran dan tindak kekerasan itu mencapai sedikitnya 1.311 orang sejauh ini.

Kepala hak asasi manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Volker Turk, menyerukan agar rentetan pembunuhan di Suriah itu "harus segera dihentikan". Sementara Liga Arab, PBB, Amerika Serikat (AS), Inggris, dan negara-negara lainnya mengecam tindak kekerasan itu.

Kantor kepresidenan Suriah, pada Minggu (9/3), mengumumkan via Telegram bahwa "komite independen" telah dibentuk untuk "menyelidiki pelanggaran terhadap warga sipil dan mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut", yang akan diadili.

Al-Sharaa dalam pernyataannya juga menyerukan persatuan nasional. "Insya Allah, kita akan dapat hidup bersama di negara ini," cetusnya dalam pidato terpisah dari sebuah masjid di Damaskus.

Lihat juga Video 'Mencekam Orang-orang Bersenjata Menyerang Restoran di Suriah':

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial