Ilustrasi : Edi Wahyono
Senin, 2 Desember 2024
Kedatangan Ridwan Kamil di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pada Rabu, 27 November lalu, sama sekali tidak terpantau jurnalis. Seorang anggota tim pemenangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) mengatakan bosnya itu langsung masuk kamar untuk memantau hasil quick count. Ridwan, kata sumber ini, sedikit tertekan oleh hasil penghitungan cepat sejumlah lembaga survei yang ditampilkan sejumlah media nasional.
“Karena kan dari awal udah sesumbar satu putaran,” tutur sumber ini kepada detikX di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, pekan lalu.
Emil, begitu biasanya dia disapa, memang sempat beberapa kali mengatakan dia dan pasangannya akan memenangi Pilkada DKI Jakarta dalam satu putaran. Keyakinan itu juga disampaikan Emil selepas memberikan hak suaranya di Bandung, Jawa Barat, pada hari pencoblosan pekan lalu.
Pernyataan yang sama juga sempat disampaikan sejumlah petinggi di Koalisi Indonesia Maju (KIM), yang pada pilpres lalu mengusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Koalisi ini diisi Partai Gerindra, Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat, dan beberapa partai gurem. Di Jakarta, koalisi ini kian gemuk dengan tambahan Partai NasDem, PKB, dan PKS sehingga disebut KIM Plus.
Namun faktanya, pada hari pencoblosan Pilkada 2024, koalisi gemuk yang juga disokong mantan presiden Joko Widodo ini tidak bisa berbuat banyak di calon mantan ibu kota tersebut. Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menunjukkan pasangan nomor urut 1 ini berada di posisi dua, di bawah Pramono Anung-Rano Karno. Sementara itu, pasangan independen Dharma Pongrekun dan Kun Wardana berada pada posisi tiga.
Hasil penghitungan beberapa lembaga survei ini beda-beda tipis. Ada yang mencatatkan suara Pramono-Rano sudah di atas 50 persen. Ada juga yang masih sekitar 49 persen. Sedangkan, untuk RK-Suswono dan Dharma-Kun, hampir semua lembaga survei konsisten menghitung suara mereka di angka 39 persen dan 10 persen.
Seorang pejabat teras di KIM Plus mengatakan kekalahan RK-Suswono di Pilkada Jakarta ini sebetulnya sudah bisa ditebak sejak jauh-jauh hari. Terutama setelah mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan dukungan kepada Pramono-Rano.
Dalam perhitungan internal KIM Plus, kata sumber ini, dukungan Anies dapat langsung menggeser 20 persen suara pemilih di Jakarta ke pasangan nomor urut 3. Apalagi Anies turut aktif turun ke lapangan menjaring suara untuk Pramono-Rano. Tidak seperti dukungan Prabowo dan Jokowi kepada RK-Suswono, yang hanya menyampaikan pernyataan sikap.
Konferensi pers Ridwan Kamil dan Suswono terkait hasil hitung cepat Pilkada DKI Jakarta 2024 di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (27/11/2024).
Foto : Fajar Yusuf Rasdianto/detikX
Di sisi lain, dana logistik untuk pemenangan RIDO juga kian tipis. Ini, kata sumber tersebut, membuat mesin partai di KIM Plus tidak mampu bergerak maksimal lantaran sudah kehabisan bensin.
Di tengah situasi sulit ini, RK dan Suswono malah membuat blunder soal ibu tunggal yang memperburuk citra keduanya. RK dalam sebuah kampanye di Jakarta Timur sempat mengatakan para ‘janda’—begitu istilah RK—akan disantuni Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman dan akan dinafkahi ‘lahir-batin’ oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Jakarta Timur Ali Lubis. Demikian juga dengan Suswono, yang sempat nyeletuk soal ‘kartu janda’.
“Dengan isu janda, abis kita itu. Mau minta maaf atau apa, nggak akan bisa. Itu slip of tongue (terpeleset lidah), yang mirip kaya Ahok (Basuki Tjahaja Purnama)-lah itu,” tutur sumber ini kepada detikX pekan lalu.
Seorang anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Gerindra juga mengatakan hal yang nyaris serupa. Kekalahan RK-Suswono di Jakarta, kata sumber ini, sebetulnya sudah bisa ditebak beberapa petinggi KIM Plus. Itu kenapa saat hari pencoblosan tidak banyak pimpinan pusat partai-partai di KIM Plus yang hadir di Hotel Sultan pada Rabu, 27 November lalu.
“Tadinya mau selebrasi di sini (Hotel Sultan), tapi kan udah tahu bakal kalah. Jadi banyak yang nggak datang,” tutur sumber ini kepada detikX pekan lalu.
Berdasarkan pantauan detikX di Hotel Sultan pekan lalu, memang tidak banyak pimpinan pusat dari KIM Plus yang hadir. Hanya ada dua petinggi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra yang terlihat batang hidungnya: Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Rahayu Saraswati dan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani.
Sedangkan pemimpin pusat partai-partai KIM Plus lainnya sama sekali tidak terlihat. Hanya beberapa pimpinan wilayah yang hadir dari partai-partai ini. Namun mereka juga cenderung menghindari jurnalis. Sebagian besar hanya duduk di ruang VIP sembari menunggu kehadiran RK dan Suswono, yang saat itu masih berada di kamar.
Ketidakhadiran para pimpinan pusat ini membuat suasana di Hotel Sultan saat itu cenderung sepi. Balai riung besar yang direncanakan sebagai area selebrasi kemenangan RK-Suswono tidak jadi digunakan.
Ratusan kursi di ruangan ini hampir tidak ada yang menduduki. Hanya sesekali digunakan relawan RIDO untuk menyantap makanan yang sudah berjibun disajikan. Kamera-kamera wartawan yang sebelumnya sudah siap merekam selebrasi kemenangan RIDO pun diminta dipindahkan ke luar. Ke lorong hotel depan balai riung, tempat RK dan Suswono menggelar konferensi pers kecil-kecilan. Konferensi pers singkat yang tidak lebih dari 15 menit.
Tidak seperti sebelum-sebelumnya—dalam konferensi pers itu—nada optimistis tidak lagi muncul dari mulut RK. Tampangnya lesu dan lebih banyak menunduk saat memberi pernyataan. RK bilang, “Beginilah demokrasi kita, di mana-mana dalam kontestasi, siap menang harus siap kalah.”
Konferensi pers itu menjadi satu-satunya kemunculan RK ke hadapan wartawan di Hotel Sultan. Setelah itu, RK-Suswono dan sejumlah pengurus partai KIM Plus dikabarkan langsung melipir ke kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Golkar di Cikini, Jakarta Pusat.
Pelaksana Harian (Plh) Presiden PKS Ahmad Heryawan menolak jika dikatakan KIM Plus pesimistis atas kemenangan RK-Suswono. KIM Plus, kata Aher, selalu optimistis untuk memenangkan mantan Gubernur Jawa Barat dan pasangannya itu.
Ketidakhadiran para pemimpin pusat partai di Hotel Sultan, menurut Suswono, lantaran memang tidak ada petinggi partai, khususnya PKS, yang diundang hadir. Lagi pula, kata Suswono, urusan Jakarta rasa-rasanya sudah bisa diatasi para pemimpin wilayah. “Kami (pimpinan pusat PKS) ada rapat di DPP (PKS),” ungkap Aher kepada detikX via telepon pada Kamis, 28 November 2024.
Senada dengan Aher, juru bicara RK-Suswono, Cheryl Tanzil, juga mengatakan KIM Plus masih optimistis RK-Suswono belum kalah. Sebab, berdasarkan data internal Tim Pemenangan RIDO, kata Cheryl, suara Pramono-Rano saat ini masih berada di angka 49,3 persen. Sedangkan RK-Suswono di angka 40,2 persen dan Dharma-Kun 10,5 persen.
Cheryl mengatakan hasil penghitungan suara internal ini akan terus dipantau hingga nanti ada pengumuman resmi dari KPU Provinsi DKI Jakarta. Sembari menunggu pengumuman itu, kata Cheryl lagi, tim pemenangan RIDO akan terus mengumpulkan bukti-bukti kecurangan yang diduga dilakukan kubu sebelah.
“Oleh karenanya, kami meminta pendukung dan relawan untuk melaporkan sehingga kita bisa kirimkan bukti-bukti ke pihak Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu),” terang Cherl melalui pesan singkat.
Ketua Tim Pemenangan RIDO, Ahmad Riza Patria, mengungkapkan saat ini pihaknya sudah menemukan bukti-bukti kecurangan yang dilakukan kubu lawan. Bukti kecurangan tersebut ditemukan di Kepulauan Seribu dalam bentuk sembako siap edar dan politik uang.
Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil saat menggunakan hak pilihnya TPS 23 Kelurahan Ciumbuleuit, Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/11/2024).
Foto : Novrian Arbi/Antarafoto
“Inilah salah satu faktor yang mencederai proses Pilkada di DKI Jakarta,” ungkap Riza Patria dalam konferensi pers di kantor DPP Golkar pada Kamis, 28 November lalu.
Politikus PDI Perjuangan Bonnie Triyana membantah jika disebut pihaknya melakukan kecurangan dalam Pilkada DKI Jakarta. Sebaliknya, dia malah menuding pihak lawannya yang melakukan kecurangan dengan upaya pengerahan aparat penegak hukum, khususnya polisi, untuk memenangkan salah satu paslon.
“Saya pikir ini bukan sebuah hal yang eksklusif ya sifatnya. Ini suatu hal yang sudah diketahui umumlah. Cuma kan kadang-kadang kita sering kali menutup mata,” tegas Bonnie kepada detikX.
Terlepas dari saling tuding di antara kedua kubu itu, Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan mengatakan pemenang Pilkada DKI Jakarta belum bisa ditentukan sekarang. Pasalnya, hasil penghitungan cepat sejumlah lembaga survei masih beda tipis dan berada di area margin of error (MoE) 0,52 persen.
Secara aturan, Pilkada DKI Jakarta hanya bisa berlangsung satu putaran jika salah satu paslon mendapatkan suara 50 persen plus satu orang. Sedangkan saat ini, suara Pramono-Rano masih di kisaran 49,87-51,03 persen.
“Nah, kalau berdasarkan hasil quick count, masih mungkin tuh, baik satu putaran atau dua putaran. Jadi harus diputuskan oleh real count,” jelas Djayadi pekan lalu.
Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno juga memberikan pandangan senada. Menurut Adi, sampai saat ini, belum ada satu pun lembaga survei yang meyakini Pilkada Jakarta akan berlangsung satu putaran.
“Semuanya masih serba-mungkin, satu atau dua putaran,” pungkas Adi.
Reporter: Fajar Yusuf Rasdianto, Ani Mardatila, Ahmad Thovan Sugandi, Natasya Oktavia Raymond (magang)
Penulis: Fajar Yusuf Rasdianto
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Fuad Hasim