Riyadh -
Pemerintah Arab Saudi mengutuk keras serangan besar-besaran Israel yang kembali dilancarkan terhadap Jalur Gaza pada Selasa (18/3), yang sejauh ini dilaporkan menewaskan lebih dari 400 orang. Riyadh menyerukan penghentian segera pembunuhan dan kekerasan oleh Israel terhadap warga Palestina.
Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataannya, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (19/3/2025), mengecam "pengeboman langsung Israel terhadap area-area yang dihuni oleh warga sipil yang tidak berdaya, tanpa sedikit pun memperhatikan hukum kemanusiaan internasional".
Rentetan serangan udara Israel yang melanda beberapa wilayah Jalur Gaza pada Selasa (18/3) waktu setempat, menurut otoritas kesehatan Palestina, telah menewaskan lebih dari 400 orang. Serangan-serangan Tel Aviv dilancarkan saat upaya memperpanjang gencatan senjata Gaza dilanda kebuntuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saudi, dalam pernyataannya, menggarisbawahi pentingnya penghentian "segera" pembunuhan dan tindak kekerasan oleh Israel, serta perlunya melindungi warga Palestina.
Riyadh juga berfokus pada perlunya komunitas internasional untuk memikul tanggung jawab dengan "segera melakukan intervensi untuk mengakhiri kejahatan ini dan mengakhiri penderitaan manusia yang berat yang dialami oleh saudara-saudara Palestina".
Sementara itu, merespons serangan terbaru Israel, Hamas menuduh Tel Aviv melanggar gencatan senjata Gaza dan membahayakan upaya mediator untuk mengamankan gencatan senjata permanen.
Hamas juga menuduh Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu sama saja "menjatuhkan hukuman mati" terhadap 59 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, yang kini nasibnya tidak jelas.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Netanyahu, seperti dilansir Reuters, mengatakan dirinya telah memerintahkan militer untuk mengambil "tindakan keras" terhadap Hamas sebagai respons atas penolakan kelompok itu untuk membebaskan para sandera yang tersisa, dan karena penolakan mereka terhadap proposal gencatan senjata.
Militer Israel menggambarkan serangan terbarunya itu sebagai "serangan pendahuluan" yang dimaksudkan untuk menggagalkan kemampuan Hamas melancarkan serangan terhadap Tel Aviv, dan mencegah kelompok itu membangun kembali serta mempersenjatai kembali pasukannya di Jalur Gaza.
Diklaim oleh militer Israel bahwa serangannya menargetkan "komandan militer tingkat menengah, pejabat pimpinan dan infrastruktur teroris" milik Hamas.
Namun menurut para saksi mata, serangan-serangan udara Israel juga menghantam rumah-rumah warga dan area perkemahan yang menampung warga sipil Palestina yang mengungsi. Tank-tank Israel bahkan dilaporkan melintasi garis perbatasan Gaza.
Di antara mereka yang tewas dalam serangan Israel ini, terdapat sejumlah petinggi Hamas seperti Essam Addalees yang disebut sebagai kepala de-facto pemerintahan Hamas, kemudian Ahmed Al-Hetta yang menjabat Wakil Menteri Kehakiman Hamas dan Mahmoud Abu Watfa yang menjabat Wakil Menteri Dalam Negeri dan kepala Dinas Keamanan Hamas.
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu