Jakarta -
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto membentuk 'Tim Pemecah Macet' untuk mengatasi kepadatan lalu lintas yang terjadi di wilayah Jakarta. Lantas bagaimana cara kerja 'Tim Pemecah Macet' tersebut?
Irjen Karyoto menyebut volume kendaraan di Jakarta menurun 50 persen saat akhir pekan. Namun dia merasa aneh lantaran tetap terjadi kemacetan di wilayah Jakarta.
"Hari Minggu Sabtu itu kalau volume kendaraan di jakarta, tentunya berkurang lebih dari 50 persen. Karena kebanyakan pegawai, karyawan-karyawan yang ada di Jakarta itu adalah orang yang tinggal aglomerasi, seperti Depok, Bekasi, maupun Tangerang. Sehingga, agak aneh kok hari Sabtu dan Minggu macet," kata Karyoto kepada wartawan, Selasa (11/2/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karyoto mencontohkan kemacetan yang terjadi di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat. Karyoto menyebut kemacetan terjadi lantaran terjadinya crossing kendaraan menuju Jalan MH Thamrin.
"Kalau crossing itu dilancarkan, putarannya lebih cepat. Hanya saja putaran dari sebelah kanan yang nabrak arah dikendalikan. Karena keluar dari (hotel) Kempinski satu jalur, itu menghambat yang berputar ke arah itu. Sehingga harus saling...kalau efek domino itu, ini kemacetan disini ternyata bukan disini aja, yang disini dilancarkan efeknya begitu," jelasnya.
Patroli Bermotor
Karyoto menuturkan tim pemecah macet nantinya terdiri dari beberapa satuan, mulai dari Satlantas, Samapta hingga Brimob. Personel tersebut akan bergerak menggunakan motor ke titik-titik yang terjadi kepadatan arus lalu lintas.
"Mereka pergerakannya bermotor. Kalau pakai mobil, udah ngantri. Kalau motor kan ya bisa, kalo memang sangat dibutuhkan bisa mepet-mepet, kemudian bisa mengambil langkah menempati titik-titik yang diperlukan," ujarnya.
Karyoto menyebut, nantinya akan diterapkan rekayasa lalu lintas buka tutup di lokasi kemacetan. Titik kemacetan yang paling panjang akan diurai terlebih dahulu.
"Memang ketika ada kemacetan begitu, normalnya sebuah traffic light yang normal itu pasti akan dibikin tidak normal pada pengaturan-pengaturan tambahan, yang kita katakan sebagai diskresi. Yang paling panjang antriannya, kita dahulukan, mungkin di sana 2 kaki, di sini 1 kali," jelasnya.
"Masyarakat yang sedang berkendara juga harus bisa bersabar, melihat mana yang harus didahulukan. Artinya oh ya di sana terlalu (macet), antrian 1 kilo di sini hanya 100 meter. Tentunya yang 100 meter harus sabar, berikan yang (kemacetan) 1 kilo bisa terurai menjadi pecah mungkin 500 meter, sehingga dalam waktu yang secara berurutan, lama-lama kemacetan ya walaupun tidak terlalu signifikan, tapi akan lebih mengurangi waktu kemacetan," imbuhnya.
Karyoto meminta maaf jika nantinya rekayasa lalu lintas akan mengganggu kenyamanan masyarakat. Dia berharap tim pemecah macet tersebut nantinya bisa mengurai kemacetan lalu lintas di Jakarta.
"Karena dampaknya banyak, ketika dia macet itu BBM lebih boros, polusi juga lebih banyak, ini masih bersyukur musim hujan. Kalau nggak musim hujan kadang-kadang langit kita terasa lebih pekat dengan polusi," pungkasnya.
(wnv/mea)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu