Tentang Peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara Setiap 1 Maret

5 hours ago 2

Jakarta -

Tanggal 1 Maret diperingati sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Hari ini ditetapkan sejak tahun 2022 melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022, dalam rangka memperingati peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

Keppres Nomor 2 Tahun 2022 menetapkan bahwa tanggal 1 Maret sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Kemudian disebutkan bahwa Hari Penegakan Kedaulatan Negara tanggal 1 Maret bukan merupakan hari libur nasional.

Keputusan tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara tersebut mulai berlaku sejak tahun 2022. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Februari 2022 oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi), dan berlaku sampai sekarang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuan dan Latar Belakang Peringatan

Dalam Keppres Nomor 2 Tahun 2022, dijelaskan bahwa peringatan Hari Penegakan Kedaulatan Negara dilatarbelakangi dari peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Ini merupakan bagian penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Adapun tujuan diperingatinya peristiwa tersebut sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara adalah dalam rangka menanamkan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai sejarah perjuangan bangsa. Hal ini guna memperkuat kepribadian dan harga diri bangsa yang panjang menyerah, patriotik, rela berkorban, berjiwa nasional, dan berwawasan kebangsaan, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan nasional.

Sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949

Serangan Umum 1 Maret 1949 digagas oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan diperintahkan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman serta disetujui dan digerakkan oleh presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dan didukung oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), laskar-laskar perjuangan rakyat, dan segenap komponen bangsa Indonesia lainnya.

Mengutip dari Kementerian Pendidikan, Serangan Umum 1 Maret 1949 dilancarkan oleh pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Subwehrkreise Yogyakarta dan sekitarnya terhadap tentara Belanda yang menduduki Yogyakarta. Serangan ini bentuk perlawanan terhadap Belanda yang melancarkan Agresi Militer II pada tanggal 9 Desember 1948 di Yogyakarta hingga menangkap sejumlah pemimpin negara Indonesia.

Pada 1 Maret 1949, pukul 06.00 pagi, TNI melancarkan serangan serentak ke Yogyakarta, membuat Belanda yang tidak siap kehilangan kendali atas kota tersebut. Untuk merebutnya kembali, Belanda mengirim pasukan bantuan dari Magelang dan Surakarta. Meski sempat dihadang gerilyawan republik, pasukan Belanda berhasil menembus pertahanan dan merebut Yogyakarta pada pukul 15.00, memaksa TNI mundur.

Serangan ini membuktikan kepada dunia bahwa tentara dan negara Republik Indonesia masih ada, bertentangan dengan klaim Belanda. Kabar peristiwa ini cepat menyebar berkat kehadiran tiga pengawas UNCI di Yogyakarta serta siaran radio AURI di Playen, RRI di Balong, dan PDRI di Bukittinggi, yang diteruskan hingga ke India dan dunia internasional.

(wia/imk)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial