Rusia-China Bahas Nasib Hubungan Mereka di Era Trump

4 hours ago 3

Jakarta -

Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Presiden Cina Xi Jinping tentang kedekatan hubungan mereka sehari setelah Donald Trump dilantik sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat.

Dalam panggilan video yang berlangsung lebih dari 1,5 jam pada Selasa (21/01), Putin dan Xi membahas prospektif hubungan negara mereka selama masa pemerintahan Donald Trump.

Keduanya punya hubungan pribadi yang kuat, dan semakin erat setelah Putin menginvasi Ukraina pada tahun 2022. Cina menjadi pelanggan utama minyak dan gas Rusia dan sumber teknologi utama di tengah sanksi Barat yang luas terhadap Moskow.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam percakapan dengan Xi, Putin menekankan bahwa hubungan Rusia-Cina didasarkan pada kepentingan bersama, kesetaraan, dan saling menguntungkan, dengan mencatat bahwa hubungan tersebut "tidak bergantung pada faktor politik internal dan lingkungan internasional saat ini."

Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

"Kami bersama-sama mendukung pengembangan tatanan global multipolar yang lebih adil, dan berupaya untuk memastikan keamanan yang tak terpisahkan di Eurasia dan dunia secara keseluruhan," kata Putin kepada Xi dalam pernyataan yang disiarkan oleh TV pemerintah Rusia. "Upaya bersama oleh Rusia dan Cina memainkan peran penting dalam menstabilkan urusan global."

Xi juga memuji eratnya kerja sama mereka dengan menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Putin guna "memimpin hubungan Cina-Rusia ke tingkat yang lebih tinggi, mengatasi ketidakpastian lingkungan eksternal dengan stabilitas dan ketahanan hubungan Cina-Rusia," dan "menjaga keadilan dan kewajaran internasional."

Ia menekankan bahwa Rusia dan Cina harus terus memperdalam kerja sama strategis, saling memberi dukungan kuat, dan menjaga kepentingan sah kedua negara.

Putin, Xi Jinping berharap hubungan positif dengan Trump

Meski mereka tidak secara langsung menyebut Trump dalam cuplikan panggilan telepon yang disiarkan di televisi, Kremlin mengatakan bahwa mereka menyinggung kemungkinan kontak dengan pemerintahan baru AS.

Presiden Cina berbicara melalui telepon dengan Trump pada hari Jumat (17/01) dan menyatakan harapan untuk hubungan positif dengan AS.

Trump mengancam akan mengenakan tarif dan tindakan lain terhadap Cina pada masa jabatan keduanya.

Penasihat urusan luar negeri Putin, Yuri Ushakov, mengatakan kepada wartawan bahwa panggilan telepon Putin-Xi telah direncanakan sebelumnya dan tidak secara khusus dikaitkan dengan pelantikan Trump. Namun, ia mencatat bahwa Xi memberi pengarahan kepada Putin tentang hal itu.

Putin dan Xi Jinping menyatakan kesiapan untuk mengembangkan hubungan dengan Washington atas dasar saling menguntungkan dan saling menghormati jika tim Trump menunjukkan minat dalam hal itu, katanya.

Putin, yang belum berbicara dengan Trump, mengucapkan selamat kepadanya atas pelantikannya dalam pidato yang disiarkan televisi selama panggilan video dengan para pejabat dan menyambut baik niatnya untuk membuka dialog dengan Moskow.

Trump mengatakan kepada wartawan hari Senin (21/01) setelah menjabat bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah mengatakan kepadanya bahwa ia ingin membuat kesepakatan damai dan berharap Putin akan setuju. Trump menambahkan bahwa jika tidak mencapai kesepakatan, Putin berpotensi menghancurkan perekonomian Rusia.

Ushakov mengelak mengomentari pernyataan Trump, dengan mengatakan Kremlin sedang menunggu "proposal konkret yang dapat menjadi dasar untuk kontak."

"Kami terbuka dan siap untuk dialog serius dengan pemerintahan baru AS mengenai konflik Ukraina, dan jika sinyal yang relevan datang dari Washington, kami akan menerimanya dan siap untuk melakukan pembicaraan," katanya. Namun ia menambahkan bahwa Kremlin belum menerima sinyal tersebut.

Moskow siap "berdialog tentang Ukraina" dengan Trump

Berbicara kepada Dewan Keamanan Rusia pada hari Senin, Putin memuji keterbukaan Trump untuk berdialog. "Kami mendengar pernyataan dari Trump dan anggota timnya tentang keinginan mereka untuk memulihkan kontak langsung dengan Rusia," kata Putin.

"Kami juga mendengar pernyataannya tentang perlunya melakukan segala hal untuk mencegah Perang Dunia III. Kami tentu menyambut baik pendekatan tersebut dan mengucapkan selamat kepada presiden terpilih AS atas pelantikannya."

Putin juga menekankan bahwa dialog harus didasarkan pada "dasar yang setara dan saling menghormati, dengan mempertimbangkan peran penting negara kita dalam beberapa isu utama dalam agenda global, termasuk penguatan stabilitas dan keamanan global."

Moskow terbuka untuk berdialog dengan pemerintahan Trump terkait Ukraina, kata Putin. Ia juga menekankan perlunya menghormati kepentingan Rusia dan menambahkan bahwa "hal terpenting adalah menyingkirkan akar penyebab krisis."

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov pada hari Rabu (22/01) mengatakan Moskow melihat celah untuk menjalin kesepakatan dengan pemerintahan baru AS di bawah Presiden Donald Trump, kantor berita Interfax melaporkan.

"Saat ini, kami tidak dapat mengatakan apa pun tentang tingkat kapasitas pemerintahan yang akan datang untuk bernegosiasi, tetapi tetap saja, dibandingkan dengan keputusasaan dalam setiap aspek dari kepala Gedung Putih sebelumnya (Joe Biden), ada peluang, meskipun kecil," kata Ryabkov, menurut Interfax.

ae/yf (AP, Reuters)

(ita/ita)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial