Mentrans Ajak Mahasiswa Terlibat dalam Pengembangan Kawasan Transmigrasi

14 hours ago 8

Jakarta -

Kementerian Transmigrasi menegaskan pendidikan bukan sekadar instrumen pembangunan, melainkan jantung dari transformasi sosial dan ekonomi di kawasan transmigrasi. Pendidikan menjadi pondasi transmigrasi masa kini mengajarkan ketangguhan, kepemimpinan, dan keberanian.

"Pendidikan bukan hanya sekolah formal, tapi merubah cara pandang, berpikir, dan tingkah lakunya," ujar Menteri Transmigrasi, Iftitah Sulaiman Suryanagara dalam keterangan tertulis, Jumat (2/5/2025).

Dalam kuliah umum di Institut Pertanian Bogor (IPB), Iftitah menuturkan transmigrasi kini hadir sebagai living laboratory ruang integratif bagi riset, pendidikan terapan, dan pembangunan berkelanjutan. Bukan lagi sekadar perpindahan penduduk, transmigrasi masa kini adalah strategi penciptaan pusat pertumbuhan baru yang bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pendekatan baru ini, pembangunan kawasan transmigrasi mencakup pendirian pusat-pusat pembelajaran, pelatihan kewirausahaan, literasi digital, dan penguatan korporasi masyarakat.

Keberhasilan transmigrasi tidak lagi diukur dari kuantitas perpindahan, melainkan kualitas kehidupan dan kapasitas SDM yang tumbuh bersama masyarakat.

Salah satu terobosannya adalah Program Transmigrasi Patriot, yang melibatkan generasi muda sebagai pelaku utama dalam riset, pendampingan, dan pengembangan kawasan. Program ini menciptakan ruang belajar kontekstual di mana mahasiswa dan pemuda terjun langsung membangun desa, sembari membentuk jiwa kepemimpinan dan kewirausahaan.

"Transmigrasi modern kita arahkan untuk membentuk pusat-pusat pertumbuhan baru yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tapi juga menjadi pusat pengembangan SDM unggul," lanjut Menteri Iftitah.

Ia mengatakan Kementerian Transmigrasi aktif menjalin kolaborasi dengan perguruan tinggi dan lembaga riset nasional. Langkah ini memperkuat pendekatan interdisipliner yang menyatukan pendidikan, industrialisasi, dan pemerataan pembangunan dalam satu kerangka strategi nasional.

"Kami percaya bahwa pendidikan tidak hanya berlangsung di ruang kelas, tetapi juga di ladang, di pasar, dan di ruang-ruang interaksi sosial di kawasan transmigrasi," jelasnya.

Ia juga menegaskan hari ini harus jauh lebih baik dari kemarin, kuncinya adalah melalui pendidikan. Dalam kerangka visi Indonesia Emas 2045, transmigrasi diarahkan untuk menjadi simpul pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan yang merata dari pinggiran ke pusat.

Dengan fondasi pendidikan yang kuat, kawasan transmigrasi tidak hanya mencetak wirausahawan lokal, tetapi juga membangun ekosistem yang tangguh dan berdaya saing.

"Tinggal di Kota Besar, No! Bangun Perkotaan Baru, Yes!" tegas Menteri Iftitah kepada mahasiswa IPB.

Rektor IPB, Prof. Dr. Arif Satria, menyatakan dukungan penuh terhadap program transmigrasi baru, serta mendorong mahasiswa untuk aktif dalam Gerakan Transmigrasi Patriot.

"Cara baru yang dilakukan oleh Kementerian Transmigrasi, termasuk Trans Patriot, mencerminkan mentalitas pembelajar sejati. Jadikan setiap orang sebagai guru, semua tempat sebagai ruang belajar," tegasnya.

Dari Universitas Indonesia, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. Mahmud Subandriyo juga menyampaikan kesiapan UI mendukung program nasional yang berorientasi pada kemandirian dan industrialisasi kawasan.

"Keahlian dalam bidang ekonomi, manajemen, kewirausahaan, dan pengembangan bisnis akan sangat dibutuhkan dalam mewujudkan keberhasilan transformasi transmigrasi," imbuh Prof. Mahmud.

Dengan semangat Hardiknas 2025, Kementerian Transmigrasi mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersama membangun pendidikan yang bernyawa pendidikan yang tumbuh dari akar, membentuk karakter, dan membangun negeri dari pelosok.

(anl/ega)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial