Melihat Potensi Kopra di Wawonii, Sekali Panen Bisa Tembus 500 Kg

1 month ago 28

Wawonii -

Pulau Wawonii, Kabupaten Konawe Kepulauan, merupakan sebuah wilayah di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam. Kopra menjadi salah satu komoditas unggulan yang menopang kehidupan masyarakat setempat.

Bagi para petani, kopra bukan hanya sumber penghidupan, tetapi juga menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu petani kopra di Desa Watuondo, Wawonii Timur, Iwan berbagi kisahnya menjadi petani yang telah ia geluti sejak usia 17 tahun.

"Saya menjadi petani kopra karena tidak ada mata pencaharian lain di sini," ujar Iwan kepada detikcom belum lama ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kopra telah menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Wawonii selama bertahun-tahun. Biasanya kopra-kopra ini diolah menjadi minyak sayur kelapa asli, termasuk bahan baku oli. Menurut Iwan, lahan lebih dari satu hektare yang ia garap tersebut telah ada ratusan tahun sejak dari nenek moyangnya.

"Ini lahannya mertua. Ada 100 (pohon) lebih ini. Kalau lahan luas ini 1 hektare lebih. Kalau satu kali panen ini semuanya dipanjat kadang kita dapat 3.000-4.000 biji," jelas Iwan.

Proses Panjang Membuat Kopra

Petani Kopra di WawoniiPetani Kopra di Wawonii Foto: Rafida Fauzi/detikcom

Lebih lanjut Iwan pun menceritakan proses produksi kopra yang dimulai dengan menanam pohon kelapa. Pohon-pohon ini membutuhkan waktu hingga tujuh tahun untuk mulai berbuah. Setelah itu, panen dilakukan secara berkala setiap tiga bulan.

"Hasil panennya itu tergantung pohonnya kalau tiga puluh pohon mungkin ada 1.000 biji. Dan di prosesnya menjadi kopra kalau kita dapat 1.000 biji itu hanya satu minggu," katanya.

Dengan keahlian memanjat, Iwan dapat memetik hingga 30 pohon selama 2 hari saja. Setelah dipetik, kelapa tua itu lalu dikupas dan dibelah menjadi dua. Setelah itu, kelapa dikeringkan di atas panggangan hingga benar-benar kering. Proses ini membutuhkan ketelitian, terutama dalam memastikan kelapa benar-benar kering sebelum dipecah dan diambil dagingnya. Daging kelapa kemudian dicincang menjadi ukuran segitiga kecil sebelum dimasukkan ke dalam karung.

"Kalau tidak kering, pisahkan lagi, dipanggang kembali. Habis dipanggang kembali, jadi semuanya sudah bagus keringnya, baru dicincang," jelasnya.

Internet Mempercepat Proses Penjualan

Petani Kopra di WawoniiPetani Kopra di Wawonii Foto: Rafida Fauzi/detikcom

Ketika semua sudah siap, petani tinggal mencari pembeli yang cocok, yang kini jauh lebih mudah berkat kemajuan teknologi. Hadirnya internet membawa perubahan besar bagi petani kopra di Wawonii. Dahulu, setelah kopra selesai diproduksi, petani harus berurusan dengan kapten kapal kayu yang membawa hasil panen mereka ke Kendari. Proses ini bisa memakan waktu berminggu-minggu hingga hasil penjualan diterima.

"Nah, sekarang sudah ada internet cara menjualnya ini cepat. Selesai bikin kopra, langsung ditimbang, langsung terima. Bukan kayak dulu-dulu. Sekarang tinggal ditelepon yang pembeli itu. Mereka bilang oke, tinggal perjanjian jamnya. Jam sekian atau sore. Kalau pagi selesai, berarti ya, siang-siang harus datang. Apalagi kalau kita membutuhkan sekarang, cepat-cepat mereka datang. Ya, tinggal WA, telepon, SMS," beber Iwan.

Dalam sekali panen, petani ini mampu menghasilkan hingga 500 kilogram kopra, yang dihargai sekitar Rp 10 ribu-Rp 12 ribu per kilogram. Dengan demikian, sekali panen dapat menghasilkan omzet hingga Rp 5 juta.

"Kalau setahun, kami bisa dapat sekitar Rp 15 juta sampai Rp 20 juta, tergantung buahnya. Kalau musim hujan bisa kita dapat. Kalau musim kemarau kan agak rendah juga buahnya," ujarnya.

Meskipun tidak memerlukan modal besar, budidaya kelapa dan produksi kopra memiliki tantangan tersendiri. Cuaca ekstrem seperti angin kencang atau petir dapat merusak pohon kelapa.

Sebagai informasi, Konawe Kepulauan merupakan salah satu daerah yang kini merasakan manfaat langsung dari proyek Palapa Ring. Kehadiran titik interkoneksi internet di Wawonii ini menjadi angin segar bagi masyarakat setempat.

Selain terdapat titik Network Operation Center (NOC) Palapa Ring, Konawe Kepulauan memiliki 119 titik akses internet yang tersebar di sekolah, kantor desa, tempat ibadah, dan hingga tempat wisata Pantai Kampa ini. BAKTI Komdigi juga telah membangun 35 tower BTS yang tersebar di seluruh kabupaten ini.

detikcom bersama BAKTI Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengadakan program Tapal Batas untuk mengulas perkembangan ekonomi, wisata, infrastruktur, dan pemerataan akses internet di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Ikuti terus berita informatif, inspiratif, unik dan menarik dari program Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!


(anl/ega)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial