Inspirasi dari Sikka: Bripka Vinsen Berjuang untuk Pendidikan Lewat Rumah Belajar

6 days ago 14

Jakarta -

Ba Intelmob Sat Brimob Polda Nusa Tenggara Timur (NTT), Bripka Vinsensius Moat Nurak, membuka Rumah Belajar Sanctissima gratis untuk anak-anak di Dusun Woloara, Kabupaten Sikka. Di rumah belajar ini anak-anak diajarkan membaca, menulis, bercocok tanam hingga menenun.

Birpka Vinsen menjadi salah satu kandidat yang diusulkan untuk Hoegeng Awards 2025 oleh pembaca detikcom. Bripka Vinsen membangun rumah belajar ini di depan kediamannya.

Patricia (38), salah satu tenaga pengajar di rumah belajar itu mengatakan fasilitas di tempat tersebut diakses secara gratis oleh anak-anak. Rumah belajar ini didirikan Bripka Vinsen bersama istrinya Maria Sherly Hilene yang juga seorang guru Bahasa Inggris.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kegiatan itu di sore hari, satu minggu 3 kali, Senin, Rabu dan Jumat di sore hari. Kegiatan itu biasanya ada posyandu remaja juga, ikat tenun, anak-anak diajarkan untuk ikat, ada pembimbing juga ada, ibu-ibu di sekitar situ," kata Patricia kepada detikcom.

Menurutnya, anak-anak lebih fokus belajar dengan adanya rumah belajar itu. Kegiatan ini disebut sangat berdampak positif untuk anak-anak setempat.

Di rumah belajar ini, anak-anak juga diajarkan untuk menenun. Bripka Vinsen juga menyediakan kebun sebagai sarana edukasi untuk anak-anak bercocok tanam.

"Terus kadang kalau misalkan ada orang tua kekurangan, orang tua dari anak-anak sekolah itu sering dibantu. Memang ada berapa orang tua yang kondisi ekonominya masih kurang, kebetulan juga uang sekolahnya belum. Pak Vinsen selalu tanya orang sekolahnya bagaimana, ada pendekatan dengan orang tua, sering bantu," tutur dia.

Bripka Vinsensius membangun rumah belajar di Sikka, NTTBripka Vinsensius membangun rumah belajar di Sikka, NTT (Foto: dok. Istimewa)

Patricia menyebut anak-anak biasanya dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka akan belajar sesuai dengan usia dan pelajaran di sekolah.

"Kan saya juga mengajar, saya mengajarnya kelas 4, di sana juga saya ajarkan anak-anak kelas 4 sesuai materi. Supaya anak-anak lebih ingat kembali materi yang dari sekolah mereka terima itu, supaya terbiasa mengulang supaya mereka mengerti dan mengingat terus," jelasnya.

Patricia menyebut bahwa Bripka Vinsen juga memberikan bantuan alat tulis kepada anak-anak. Dia menyebut Bripka Vinsen adalah sosok yang sangat peduli dengan anak-anak.

"Kadang anak-anak sebelum sekolah sebelum ujian, itu selalu ditanya kebutuhan anak itu butuhnya apa, biasanya sering pulpen, buku, anak-anak yang mau masuk sekolah tahun ajaran baru biasanya dikasih itu. Kadang bulan Desember mau liburan dikasih sembako sedikit, telur, minyak. Terus anak-anak dapat semua, biar sedikit tapi mereka dapat," jelasnya.

Sementara itu, warga setempat, Mama Dince, bersyukur anak-anak bisa mendapatkan les gratis. Sehingga, kata dia, anak-anak bisa mendapatkan pendidikan tambahan.

"Menurut Mama rasa bersyukur karena atas perhatian Ibu Sherly dengan Pak Vinsen, memperhatikan anak-anak ini jangan sampai terlantar, jadi ada pendidikan tambahan di sini, rumah belajar Santisima," kata Dince.

"Jadi kami orang tua ikut senang bahwa sekalian dengan anak-anak, pendidikan anak-anak sore jadi kami bersyukur bahwa anak-anak tidak berkeliaran, jadi mereka terarah pendidikan itu," imbuhnya.

Dince menilai Bripka Vinsen dan istrinya sosok yang peduli dengan orang lain. Dia bersyukur Bripka Vinsen memperjuangkan pendidikan anak-anak di wilayahnya.

"Jadi kami orang tua juga ikut berbangga bahwa bukan saja di sini Ibu Sherly dan Pak Vinsen berjuang untuk keluarganya sendiri, tetapi prihatin dengan anak-anak makanya dia membuka sekolah sore untuk pendidikan anak-anak, les tambahan," tutur dia.

Bripka Vinsensius membangun rumah belajar di Sikka, NTTBripka Vinsensius membangun rumah belajar di Sikka, (NTT Foto: dok. Istimewa)

Rumah Belajar Gratis

Rumah belajar gratis ini didirikan oleh Vinsen bersama Istrinya Sherly pada tahun 2016. Berawal dari keprihatinannya terhadap anak-anak di lingkungan sekitar yang masih belum bisa baca tulis. Bripka Vinsen dan istrinya juga menunaikan nazar karena lulus S2 di Monash University, Australia.

"Kebetulan istri saya juga awalnya mendapatkan beasiswa S2 di Australia, beasiswa gratis. Jadi setelah pulang kami planning sama-sama kalau ada rezeki kita bisa membangun rumah belajar kecil, yang penting untuk anak-anak di sekitar kita. Karena banyak orang tua yang tidak mampu, terus pendidikannya juga kurang," tutur Vinsen.

Program di rumah belajar ini terdiri dari belajar baca-tulis untuk PAUD-SD, kelas Bahasa Inggris hingga materi mata pelajaran di sekolah. Selain itu, rumah belajar ini juga menggelar posyandu remaja setiap satu bulan.

"Kita ada posyandu untuk anak-anak dari SD sampai dengan SMA, kita bekerja sama dengan puskesmas, dengan para bidan, perawat, itu tiap bulan kita lakukan pemeriksaan kesehatan untuk anak-anak," jelasnya.

Bripka Vinsensius membangun rumah belajar di Sikka, NTTBripka Vinsensius membangun rumah belajar di Sikka, NTT. Di lokasi juga ada posyandu remaja (Foto: dok. Istimewa)

Bripka Vinsen juga menyediakan lahannya seluas satu hektare sebagai lahan perkebunan. Hasil perkebunan ini nantinya akan menjadi biaya operasional rumah belajar. Anak-anak juga belajar bercocok tanam di perkebunan ini.

"Untuk tanamannya dari sayur, jagung, lombok. Selain itu, kita juga selain hasil kebun kita bantu anak-anak anak punya sekolah, dari SD sampai SMA, terutama orang tua yang tidak mampu," sebut dia.

Ada 4 orang guru yang mengajar di rumah belajar ini. Mereka mayoritas tenaga honorer di sekolah. Bripka Vinsen mengatakan para guru itu akan mendapatkan honor sebesar Rp 400-500 ribu per bulan.

"Kalau gurunya kita minta dari guru honorer yang ada di sekitar dusun kita minta bantuan supaya bisa membantu anak-anak belajar, mereka juga bersedia. Honornya juga tidak terlalu besar, tapi adalah untuk mereka punya uang saku," tutur dia.

Hingga saat ini ada 57 anak mengikuti kegiatan di rumah belajar ini. Bripka Vinsen juga memberikan bantuan biaya sekolah untuk anak-anak yang kurang mampu.

Ketika tidak dalam kegiatan dinas, Bripka Vinsen akan mengajarkan anak-anak. Dia berfokus mengajarkan etika hingga peraturan baris-berbaris (PBB).

"Kalau saya di waktu prei bisa mengajar anak kayak PBB, pelajaran kelas khusus ke kenakalan remaja, karena banyak anak-anak di usia SMP-SMA, itu kan sudah mulai kenal ngerokok, alkohol, kita sampaikan supaya mereka menghindari yang merugikan diri sendiri," jelasnya.

Bripka Vinsensius membangun rumah belajar di Sikka, NTTBripka Vinsensius di Sikka, NTT (Foto: dok. Istimewa)

Gadaikan Sertifikat Tanah Bangun Rumah Belajar

Pada awal pembangunan rumah belajar ini, Bripka Vinsen menggadaikan sertifikat tanahnya. Pembangunan awal hingga operasional rumah belajar saat ini sudah menghabiskan dana sekitar Rp 200 juta.

"Lokasinya di depan rumah, saya bangunkan aula kecil ukurannya 8x12 meter. Kalau dari awal, dari biaya bangun sudah sekitar sampai 200 juta, dari 2016, kan sertifikat tanah saya gadaikan untuk kebutuhan anak-anak awalnya," tutur dia.

Bripka Vinsen mendirikan rumah belajar ini karena latar belakang masa kecilnya. Vinsen tidak ingin anak-anak harus berjuang untuk mendapatkan pendidikan gratis seperti yang pernah dia alami.

"Dulu pribadi saya sekolah juga sangat susah, saya yatim piatu, jadi seperti itu saya berjuang, udah dapat kerja saya tidak lupa. Pendidikan itu sangat penting, jadi harus dinomorsatukan, kalau untuk mengubah masa depan anak salah satu dengan pendidikan," tutur Vinsen.

Bripka Vinsensius membangun rumah belajar di Sikka, NTTBripka Vinsensius membangun rumah belajar di Sikka, NTT (Foto: dok. Istimewa)

Sementara itu, istri Bripka Vinsen, Maria Sherly, juga menjadi tenaga pengajar di rumah belajar ini. Sherly mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris.

"Kebetulan saya adalah guru Bahasa Inggris jadi saya juga mengajar kelas Bahasa Inggris untuk anak-anak," kata Sherly.

Sherly mengatakan dia bersama Bripka Vinsen juga memberikan makanan gratis setiap sebulan sekali untuk anak-anak. Selain itu, ada pula program satu telur dan satu susu untuk anak-anak setiap dua minggu sekali.

"Makanan berat seperti nasi dan lauk itu satu bulan satu kali, dan susu, telur itu 1 kali 2 minggu. Ada kelas berkebun, jadi suami saya memberikan kebunnya secara gratis untuk dikelola oleh anak-anak guru-guru honor kami dan hasilnya dijual kembali dan digunakan untuk operasional sekolah rumah belajar kami," jelasnya.

Bripka Vinsensius membangun rumah belajar di Sikka, NTTBripka Vinsensius membangun rumah belajar di Sikka, NTT. Ada kegiatan makan gratis. (Foto: dok. Istimewa)

Pada tahun 2023, kegiatan rumah belajar ini mendapatkan sumbangan dana dari warga Belgia yang peduli pendidikan anak. Bantuan yang diberikan dalam bentuk kursi, meja, LCD, printer, laptop hingga tambahan honor tenaga pengajar di Rumah Belajar Sanctissima.

"Ada seorang teman yang meminta saya menjadi penerjemah rapat di sebuah yayasan di Maumere yang kebetulan di-support oleh beberapa tamu Belgia. Setelah itu, mereka mencari tahu tentang pekerjaan sosial saya dan suami kemudian di akhir tahun 2023 mereka memutuskan membantu rumah belajar kami karena mereka juga banyak membantu anak-anak yang kesulitan dalam hal pendidikan yang layak," jelasnya.

Sherly berharap kegiatan Bripka Vinsen ini bisa menginspirasi banyak orang. Sehingga, kata dia, anak-anak bisa mendapatkan pendidikan yang layak.

"Saya merasa bahwa saya ingin agar apa yang dilakukan oleh suami saya selama ini dari tahun 2016 bisa menjadi contoh bagi... bukan hanya bagi sesama anggota kepolisian tetapi juga sesama masyarakat yang lain untuk lebih peduli kepada dunia pendidikan dan kesejahteraan anak-anak," jelasnya.

(lir/knv)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial