Jakarta -
Putra dari Presiden Prabowo Subianto, Didit Hediprasetyo, melakukan sowan ke Presiden ke-5 RI sekaligus Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Safari Didit ke tokoh-tokoh besar dinilai sebagai replika politik Prabowo yang hendak menjaga hubungan dengan semua pihak.
"Didit adalah replika politik Prabowo. Safari ke Jokowi dan Mega tentu sebagai upaya menjaga keseimbangan politik antara Teuku Umar dan Solo," kata Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno kepada wartawan, Selasa (1/4/2025).
Menurut Adi, Prabowo melalui Didit ingin menunjukkan ke publik bahwa dirinya adalah presiden yang bersahabat dengan presiden-presiden terdahulu. Dia menyebut Prabowo ingin menunjukkan ke publik bahwa hubungannya dengan Mega tak ada masalah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa pun judulnya tentu tak mudah menjaga keseimbangan politik antara Jokowi dan Mega mengingat kedua sosok ini sedang berkonflik serius," kata dia.
"Meski Prabowo terlihat sangat memuliakan Jokowi, tapi Prabowo juga ingin tunjukkan ke publik bahwa hubungannya dengan Mega juga sangat baik-baik saja," imbuhnya.
Adi menilai diutusnya Didit oleh Prabowo untuk menemui tokoh-tokoh besar menjadi pemandangan yang menarik. Didit dinilai kini mulai masuk dalam urusan politik meski ia tidak menjabat posisi politik tertentu.
"Yang menarik adalah sosok Didit yang dinilai sebagai duplikat Prabowo dalam komunikasi politik dengan elite-elite kunci. Apa pun judulnya publik melihat Didit adalah Prabowo yunior di mana setiap gestur politik dan perilaku politiknya pasti diidentikkan dengan Prabowo," kata dia.
"Secara perlahan Didit mulai terlihat terlibat dalam urusan politik dengan membangun jembatan komunikasi politik dengan berbagai elite kunci di negara ini. Tentu ini bagus, posisi Didit yang tak menjabat posisi politik apa pun di negara ini justru membuat publik respect. Meski begitu, fungsi Didit sangat vital dalam membangun pesan komunikasi politik istana ke berbagai elite," katanya.
Tidak adanya Didit di jabatan politik itu, menurut Adi, membuat publik 'respect'. Dia menganggap hal ini pula memperlihatkan komunikasi yang dibangun Didit bermakna politik kebangsaan.
"Sekali pun bukan pejabat publik, politik yang diperlihatkan Mas Didit adalah politik kebangsaan dengan membangun komunikasi politik dengan berbagai kalangan agar bangsa tetap harmoni. Ini keren tentu saja," katanya.
"Kalau membaca konteksnya, tentu silaturahmi Didit ke rumah Megawati, SBY, dan Jokowi dinilai publik mewakili Prabowo yang sedang sibuk open house menerima begitu banyak tamu yang berdatangan ke Istana. Apalagi pada saat bersamaan Jokowi dan Mega juga open house di kediamannya masing-masing. Di Indonesia, Idul Fitri selalu jadi ajang silaturahmi antarelite dan juga antar masyarakat di bawah," pungkas dia.
Diketahui, Didit mengunjungi kediaman Megawati untuk halalbihalal Lebaran kemarin. Didit sowan ke kediaman Megawati setelah mendampingi Prabowo open house di Istana.
Setelah itu Didit bertolak ke Solo. Ia mengunjungi kediaman Jokowi untuk halalbihalal.
(fca/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini