Jakarta -
Modus penipuan online semakin canggih dan merajalela di media sosial. Bahkan, tak sedikit orang yang terjebak dengan modus tersebut hingga harus kehilangan banyak uang.
Berbagai edukasi dan sosialisasi pun sering kali digencarkan oleh pemerintah guna mencegah masyarakat terjebak di dalam modus ini. Sayangnya, terlepas dari kesadaran yang semakin meningkat, masih banyak individu yang tetap terjebak dalam penipuan ini. Lantas mengapa hal ini bisa terjadi?
Dikutip dari berbagai sumber, berikut adalah penyebab seseorang kerap mengalami penipuan daring.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Keterbatasan Informasi
Salah satu penyebab seseorang kerap mengalami penipuan online yakni karena keterbatasan informasi. Literasi digital yang minim mampu meningkatkan risiko seseorang menjadi korban penipuan daring.
Apalagi, saat ini, modus penipuan daring sudah beragam. Hal ini tentu menuntut seseorang untuk terus memperkaya literasi digital agar terhindar dari berbagai modus penipuannya.
2. Tergoda Hadiah
Selain keterbatasan informasi, iming-iming mendapatkan hadiah menarik juga menjadi salah satu penyebab seseorang berpotensi terkena penipuan daring. Sebab biasanya para penipu 'memancing' calon korbannya dengan sejumlah hadiah.
Ada berbagai modus penipuan hadiah, mulai dari tebus barang mewah dengan harga murah, undian gratis, dan lain sebagainya.
Untuk terhindar dari hal tersebut, usahakan untuk memiliki sikap kritis agar terhindar dari modus penipuan tersebut. Sikap kritis tersebut bertujuan untuk mendorong Anda agar lebih banyak mencari informasi yang dibutuhkan sebelum percaya dengan undian hadiah diberikan.
3. Stress & Penuh Tekanan
Stress dan penuh tekanan juga menjadi salah penyebab seseorang berpotensi untuk terkena penipuan online. Pasalnya, ketika seseorang mengalami stress maka tingkat rasional mereka cenderung menurun.
Hal ini menjadi salah penyebab seseorang memiliki potensi yang besar untuk terkena penipuan daring. Bicara soal modus penipuan, sempat beredar di media sosial soal informasi kartu fisik DANA.
Dalam unggahan tersebut, tertulis informasi terkait syarat dan ketentuan dalam proses pembuatan kartu fisik aplikasi DANA. Faktanya, DANA melalui situs resminya menyebut tidak pernah mengeluarkan atau menerbitkan kartu fisik dalam bentuk apapun.
DANA pun mengimbau masyarakat, khususnya pengguna DANA untuk menghindari modus ini dengan 3 langkah #AwasJebakanBadman berikut.
Foto: DANA
Monitor
Sadari dan deteksi jika menemukan aktivitas mencurigakan yang menghubungi kamu. Kalau ada seseorang yang menginfokan DANA memiliki kartu fisik, jangan tergiur apalagi sampai mengklik tautan yang diberikan orang tersebut! Karena bisa dipastikan, DANA tidak memiliki kartu fisik.
Konfirmasi
Konfirmasi nomor/akun/link yang menghubungi di DANA Protection untuk mengetahui apakah benar dari DANA. Caranya dengan membuka DANA Protection di aplikasi DANA, lalu masukkan nomor, sosial media, atau link tersebut untuk kemudian dicek keasliannya.
Lapor
Jika terbukti modus penipuan, segera melapor melalui DANA Protection. Nantinya, pengguna DANA akan langsung terhubung ke layanan dari Komdigi. Dengan melakukannya Anda telah membantu mencegah agar penipuan berkedok kartu fisik DANA tidak memakan korban lagi.
Ketiga hal tersebut yang bisa dilakukan oleh para pengguna DANA agar terhindar dari modus penipuan kartu fisik DANA. Untuk menjamin keamanan, pastikan hanya mengunduh DANA di penyedia aplikasi resmi.
Hindari juga untuk install dari link yang dibagikan di grup pesan instan, seperti WhatsApp, Telegram dan lainnya. Pengguna juga diminta untuk selalu menjaga kerahasiaan PIN dan kode OTP. Jangan pernah dibagikan ke siapa pun termasuk DANA.
Biar transaksi makin aman dan nyaman, pastikan mengakses informasi hanya melalui platform resmi DANA Indonesia. Jadi tunggu apa lagi? Yuk download dan gunakan dompet digital DANA sekarang!
(akn/ega)