Jakarta -
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon resmi diangkat sebagai Ketua Dewan Pembina Persatuan Artis Film Indonesia 1956 (PARFI '56). Pengangkatan tersebut dilakukan karena Fadli dinilai memiliki dedikasi tinggi di bidang kebudayaan dan mampu memperkuat ekosistem perfilman Indonesia.
Pengangkatan ini sejalan dengan semangat PARFI '56 untuk memperkuat perlindungan dan pembinaan bagi para pekerja film nasional. Adapun pengangkatan dilakukan di acara Buka Puasa Bersama dan penandatanganan kerja sama PARFI '56 dan BPJS Ketenagakerjaan di Museum Nasional, Jakarta, Kamis (29/3/2025).
Fadli Zon menegaskan pentingnya kolaborasi multipihak dalam membangun industri film yang sehat, inklusif, dan berdaya saing tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Film bukan hanya hiburan, tetapi juga cerminan budaya, ekspresi seni, dan alat diplomasi bangsa. Kolaborasi antara aktor, asosiasi profesi, dan pemerintah adalah kunci dalam memajukan industri perfilman kita," kata Fadli dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/3/2025).
Dia juga menyampaikan dukungan penuh terhadap perlindungan kesejahteraan pekerja film. Lewat dukungan tersebut diharapkan kesejahteraan pekerja film bisa diwujudkan.
"Kerja sama antara BPJS Ketenagakerjaan dan PARFI '56 adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa para pelaku industri film mendapatkan jaminan sosial yang layak. Ini adalah pondasi penting bagi ekosistem yang sehat dan berkelanjutan," tuturnya.
Fadli menjelaskan pemerintah, melalui Kementerian Kebudayaan terus mendorong pertumbuhan industri film dengan kebijakan berbasis data dan strategi. Apalagi saat ini, jumlah penonton film nasional jauh lebih tinggi dibandingkan film asing. Secara angka pada 2024, jumlah penonton film nasional mencapai lebih dari 80 juta orang, jauh melampaui penonton film asing, yang berjumlah sekitar 42 juta.
Meski demikian, dia menyoroti masih kurangnya jumlah layar bioskop di Indonesia. Memiliki populasi lebih dari 281 juta jiwa, Indonesia idealnya membutuhkan lebih dari 28.000 layar film, sementara jumlah saat ini baru mencapai 3.000 layar.
"Kita membutuhkan lebih banyak layar, serta ekosistem yang adil dan berkeadilan bagi semua pelaku industri film. Pemerintah siap mendukung upaya bersama untuk menghadirkan solusi konkret," tegas Fadli.
Selain membina komunitas film nasional, Fadli juga mendorong upaya pelestarian sejarah sinema Indonesia melalui rencana pembangunan Museum Film Indonesia yang proporsional dan modern.
"Museum film sangat penting, tidak hanya untuk mengenang sejarah sinema kita, tetapi juga sebagai ruang edukasi generasi baru dan diplomasi budaya Indonesia," pungkasnya.
Sebagai informasi tambahan, acara ini turut dihadiri oleh Ketua Dewan Pertimbangan PARFI '56 Dede Yusuf Macan Effendi, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Arswendy Bening, Komisaris Utama PFN Yessy Goesman, Kepala BPJS Ketenagakerjaan Wilayah DKI Jakarta Deny Yusyulian, serta para sineas dan insan perfilman nasional.
Adapun pengangkatan Fadli Zon sebagai Ketua Dewan Pembina PARFI '56 dilakukan oleh Ketua Umum PARFI '56 Marcella Zalianty.
Melalui semangat kolaboratif dan dukungan lintas sektor, pengangkatan Fadli Zon sebagai Ketua Dewan Pembina PARFI '56 diharapkan memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan utama perfilman di Asia, sekaligus melindungi para pelaku di balik layar industri perfilman nasional.
(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini