Jakarta -
Bendungan Sidan yang dibangun oleh PT Brantas Abipraya (Persero) dirancang untuk menjadi salah satu solusi utama dalam memenuhi kebutuhan air baku di wilayah Sarbagita. Adapun wilayah tersebut meliputi Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan.
Berlokasi di Kabupaten Badung, Gianyar, dan Bangli, Bali, bendungan ini memiliki kapasitas suplai air baku mencapai 1.750 liter per detik. Diproyeksikan bandungan ini mampu melayani kebutuhan 1,3 juta jiwa penduduk Bali sekaligus menjawab tantangan ketahanan air di kawasan tersebut.
"Pembangunan Bendungan Sidan yang dimulai sejak tahun 2018 ini memiliki kapasitas tampung yang luar biasa, yakni sebesar 5,8 juta meter kubik dengan luas genangan mencapai 39 hektar. Lokasinya yang strategis memanfaatkan aliran Sungai Ayung sebagai sumber utama, menjadikan bendungan ini tulang punggung pengelolaan air di Bali," ujar Direktur Operasi I Brantas Abipraya Muhammad Toha Fauzi dalam keterangan tertulis, Rabu (11/12/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bendungan Sidan tidak hanya menyediakan air baku untuk empat wilayah utama, tetapi juga memiliki manfaat tambahan seperti pengendalian banjir dan pembangkit energi listrik. Keunggulan teknis bendungan ini terletak pada desainnya yang merupakan tipe zonal inti tegak, dengan desain inti aspal atau ACCED (Asphalt Concrete Core Embankment Dam).
Selain itu, bendungan ini juga dilengkapi dengan terowongan pengelak sepanjang 452 meter dengan diameter lima meter, yang dirancang untuk mengurangi debit banjir dari 405,09 meter kubik per detik menjadi 138,20 meter kubik per detik. Dengan demikian, bendungan ini tidak hanya memastikan ketersediaan air baku tetapi juga secara signifikan mengurangi risiko banjir di wilayah Denpasar dengan cakupan pengurangan banjir mencapai 108 hektar.
Salah satu aspek penting dari Bendungan Sidan adalah distribusi air baku yang didesain untuk memenuhi kebutuhan secara merata di wilayah Sarbagita. Kota Denpasar mendapat porsi terbesar yaitu 750 liter per detik, disusul Kabupaten Badung dengan 500 liter per detik, Kabupaten Gianyar dengan 300 liter per detik, dan Kabupaten Tabanan sebesar 200 liter per detik.
Distribusi ini dapat memenuhi kebutuhan air domestik di empat wilayah, sekaligus memberikan kontribusi signifikan terhadap swasembada air domestik bagi 1,26 juta jiwa atau sekitar 34% dari total kebutuhan air domestik di kawasan tersebut.
Tidak hanya berperan sebagai sumber air baku, Bendungan Sidan juga menjadi bagian dari solusi energi terbarukan di Bali. Bendungan ini dirancang untuk mendukung pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) dengan kapasitas 0,65 MW, serta pembangkit listrik tenaga surya terapung (PLTS) dengan kapasitas hingga 8 MW. Dengan demikian, total potensi energi listrik yang dihasilkan mencapai 8,65 MW, menjadikannya salah satu proyek strategis yang tidak hanya mendukung ketahanan air tetapi juga ketahanan energi di wilayah Bali.
Pembangunan Bendungan Sidan juga direncanakan menjadi salah satu destinasi wisata baru di Bali, mengingat lokasinya yang indah dan strategis. Kehadirannya diharapkan dapat menambah daya tarik pariwisata lokal sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Hal ini selaras dengan visi Brantas Abipraya untuk tidak hanya membangun infrastruktur yang fungsional tetapi juga memberikan dampak ekonomi dan sosial yang positif bagi masyarakat setempat.
Pentingnya pembangunan Bendungan Sidan semakin terasa mengingat proyeksi kebutuhan air baku di kawasan Sarbagita pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 5.097 liter per detik, sedangkan kapasitas eksisting baru mencapai 2.550 liter per detik. Ini menciptakan defisit sebesar 2.547 liter per detik. Dengan hadirnya Bendungan Sidan yang menyuplai tambahan 1.750 liter per detik, defisit tersebut dapat berkurang secara signifikan menjadi 797 liter per detik. Meski belum sepenuhnya menutupi kebutuhan, kehadiran bendungan ini menjadi langkah strategis dalam menjawab tantangan ketahanan air di Bali.
Toha mengungkapkan Bendungan Sidan merupakan salah satu dari 65 proyek strategis nasional di sektor infrastruktur sumber daya air yang diamanahkan pemerintah kepada Perusahaan. Ia menambahkan, proyek Bendungan Sidan ini adalah bentuk nyata dari komitmen Brantas Abipraya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
"Selain memenuhi kebutuhan air baku dan energi, bendungan ini juga menjadi solusi strategis untuk pengendalian banjir sekaligus mendukung sektor pariwisata yang menjadi salah satu motor ekonomi utama di Bali," ujar Toha.
Seiring rampungnya pembangunan Bendungan Sidan, Brantas Abipraya kembali membuktikan diri sebagai salah satu pelopor dalam pembangunan infrastruktur strategis di Indonesia. Kehadiran bendungan ini tidak hanya menjadi solusi bagi permasalahan air baku dan banjir di Bali, tetapi juga menciptakan peluang baru bagi pengembangan energi terbarukan. Bendungan Sidan diharapkan dapat terus memberikan manfaat besar bagi masyarakat Bali, sekaligus menjadi model bagi pembangunan bendungan lainnya di Indonesia.
"Dengan rampungnya Bendungan Sidan, diharapkan Bali tidak hanya semakin kuat dalam memenuhi kebutuhan air baku, tetapi juga memiliki infrastruktur yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakatnya," tutup Toha.
(anl/ega)