Truk ODOL Penyebab Utama Kerusakan Jalan?

1 week ago 10

Jakarta -

Penyebab kerusakan jalan memang beragam dan tidak hanya dapat dilihat dari sisi lalu lintas semata. Oleh karena itu, menyalahkan kendaraan dengan muatan berlebih atau Over Dimension Overloading (ODOL) sebagai penyebab utama kerusakan jalan dinilai kurang tepat.

Anggota Komisi V DPR RI, Zigo Rolanda, menegaskan ketidaksetujuannya jika ODOL dianggap sebagai penyebab utama kerusakan jalan. Menurutnya, masalah kerusakan jalan juga sangat bergantung pada kualitas infrastruktur itu sendiri. "Jika jalan hanya diperbaiki dengan overlay yang hanya menambah lapisan di atasnya, tanpa memperhatikan kualitas perbaikan, maka ini juga menjadi masalah bagi pengguna jalan," kata Zigo.

Pandangan serupa juga disampaikan oleh Dosen Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (UGM), Latif Budi Suparma, yang mengungkapkan bahwa kerusakan jalan terjadi karena faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal seperti kendaraan bertonase berat, perubahan suhu yang drastis, iklim ekstrem, dan bencana alam berkontribusi pada kerusakan. Sedangkan faktor internal meliputi kondisi tanah yang tidak stabil, sistem drainase yang buruk, serta kualitas konstruksi dan perawatan jalan yang rendah. "ODOL memang berpengaruh, tapi bukan penyebab utama kerusakan jalan," ujar Latif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Latif juga menjelaskan bahwa kerusakan jalan bukan hanya ditentukan oleh muatan kendaraan, melainkan juga oleh distribusi beban pada gandar kendaraan. "Yang dihitung bukan hanya muatannya, tetapi juga beban gandarnya. Itu yang menentukan apakah kendaraan tersebut berlebihan muatannya atau tidak," tambahnya.

Dosen Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB), Sony S. Wibowo, juga mengingatkan bahwa kerusakan jalan tidak selalu disebabkan oleh beban berlebih. Menurutnya, pengaruh dari beban berlebih pada jalan baru akan terasa dalam jangka waktu tertentu, biasanya setelah satu tahun. "Banyak yang langsung menyalahkan beban berlebih, padahal jika jalan dibangun dengan benar, efek beban itu baru terasa setahun kemudian, bukan langsung rusak," ujarnya.

Sony juga menekankan bahwa kerusakan jalan bisa disebabkan oleh beberapa faktor lainnya, seperti kualitas pengerjaan dan material yang digunakan. "Jika jalan baru saja diperbaiki dan dalam waktu 2-3 bulan sudah rusak, hampir pasti itu bukan karena beban. Itu bisa karena kualitas pekerjaan atau material yang buruk," jelasnya. Menurut Sony, jika kerusakan jalan terlihat jelas, kita bisa mengetahui apakah itu disebabkan oleh kualitas bahan, pekerjaan yang buruk, atau beban berlebih, karena jenis kerusakannya berbeda-beda.

Sony pun mengungkapkan bahwa banyak masyarakat yang keliru dalam memahami penyebab kerusakan jalan. Banyak orang berpikir jalan berlubang atau rusak disebabkan oleh beban berlebih, padahal kualitas pekerjaan dan material yang digunakan sering kali menjadi penyebab utama. "Hampir semua jalan di daerah rusak bukan karena beban, tetapi karena kualitas pekerjaan dan material yang buruk," tuturnya.

Contohnya adalah penggunaan material yang tidak sesuai spesifikasi. Misalnya, dalam pembangunan jalan, batu pecah yang seharusnya berkelas A untuk menahan beban kendaraan berat, kadang diganti dengan batu pecah kualitas B. "Ini bisa terjadi karena pengawasan yang kurang ketat atau kontraktor yang tidak jujur. Akibatnya, jalan cepat rusak dan kemudian disalahkan karena ODOL, padahal masalahnya ada pada material yang buruk," kata Sony.

Sony juga menjelaskan masalah lain yang sering terjadi, seperti penggunaan aspal dalam pengerasan jalan. Aspal seharusnya dipanaskan pada suhu lebih dari 100 derajat Celsius agar bisa bekerja efektif. Namun sering kali, aspal dipanaskan pada suhu yang lebih rendah, bahkan ada yang dicampur dengan oli bekas. "Ini yang menyebabkan kualitas jalan buruk dan cepat rusak. Jika tidak dipanaskan dengan benar atau dicampur bahan yang tidak sesuai, jalan akan cepat rusak," jelasnya.

Terkait dengan timbunan pada jalan, Sony menambahkan bahwa jika pemadatan tanah tidak sesuai spesifikasi, jalan juga bisa cepat rusak. "Pemadatan yang tidak sesuai spesifikasi akan membuat jalan cepat amblas atau retak," ungkapnya.

Secara keseluruhan, Sony berpendapat bahwa kerusakan jalan di Indonesia lebih sering disebabkan oleh kualitas pekerjaan dan material yang buruk, bukan semata-mata karena ODOL. "Sebagian besar kerusakan jalan di Indonesia itu karena kualitas pekerjaan dan material yang buruk. ODOL memang berpengaruh, tapi bukan penyebab utama," pungkasnya.

(rrd/rir)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial