Dua Bendungan Era Jokowi Masih 'Kewalahan' Hadang Banjir

5 days ago 6

Jakarta -

Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi menjadi dua infrastruktur era Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) yang sebelumnya dipercaya dapat membantu mereduksi banjir. Namun ternyata, keberadaannya belum mampu menghadang banjir bandang yang terjadi di kawasan Jabodetabek beberapa waktu lalu.

Adapun kedua bendungan ini diresmikan Jokowi pada bulan Desember 2022 silam. Kedua infrastruktur ini difungsikan agar dapat membantu mencegah banjir dari hulu tidak terkirim ke wilayah hilir.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Lilik Retno Cahyadiningsih mengakui bahwa tidak semua aliran air mampu tertahan oleh kedua bendungan itu. Sebab, pada kala itu curah hujan terbilang sangat ekstrem, hingga tembus 350 milimeter (mm) kubik per hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenapa masih terjadi banjir? Karena di bawahnya memang curah hujannya cukup ekstrem. Sangat ekstrem. Kalau sangat lebat dan ekstrem itu ukurannya adalah lebih besar dari 150 mm kubik per hari. Dan yang terjadi berapa? 356 mm kubik per hari. Jadi memang sangat ekstrem," kata Lilik, dalam konferensi pers di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Jumat (7/3/2025).

Meski demikian, menurutnya kedua bendungan ini telah menunjukkan kinerjanya dengan baik. Bendungan Ciawi dan Sukamahi telah mampu menahan aliran air hujan 2,3 juta meter kubik.

"Sebenarnya Ciawi-Sukamahi itu sudah menunjukkan kinerja menakjubkan. Karena kemarin waktu banjir itu sudah mampu menahan (aliran air) 2 juta (meter kubik) Ciawi, 0,3 juta (meter kubik) Sukamahi, jadi sudah cukup besar yang ditahan," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri PU Dody Hanggodo. Menurutnya, banjir bandang yang terjadi sejumlah titik di Jabodetabek, termasuk Bekasi, karena curah hujan yang sangat tinggi di hulu.

"Lebih karena kemarin hujan cukup deras di hulu, di atas dan di bawah dry dam kita yang di Ciawi dan Sukamahi itu. Jadi itu kan menyebabkan banjir," kata Dody, dalam kesempatan yang sama.

Dody mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat juga akan mengadakan diskusi bersama Pemprov DKI Jakarta dan Pemda Bekasi untuk membahas aksi lanjutan. Salah satunya, menyangkut pembangunan tanggul Sungai Bekasi.

"Urusan tanggul misalnya itu kan selalu butuh lahan. Biasanya lahan disiapkan oleh pemda setempat. Kemarin-kemarin itu agak sedikit terkendala penyiapan lahan sehingga pekerjaan-pekerjaan ini sedikit tertunda," ujar dia.

"Harapannya ke depan ini bisa selesai semua sehingga misalnya Jakarta yang timur itu kemarin, (nantinya) nggak banjir lagi. Bupati Bekasi juga insyaAllah kalau tanggulnya itu diselesaikan, 32 km, nggak akan terjadi banjir seperti kemarin," sambungnya.

Sebagai informasi, sebelumnya Jokowi juga sempat bicara terkait banjir bandang yang melanda Jabodetabek. Menurutnya, hal itu akibat intensitas hujan yang sangat besar. Ia mengingatkan bahwa bendungan itu dibangun untuk mereduksi aliran Sungai Ciliwung, padahal di Jakarta terdapat 13 aliran sungai. Adapun bendungan yang ada saat ini yang berkaitan sungai Ciliwung.

"Memang Jakarta dan sekitarnya tempat turunnya air dari atas. Lewat sungai-sungai tadi yang saya sebutkan. Saya kira kita sudah membangun Waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi kemudian sodetan Ciliwung, kemudian menormalisasi Sungai Ciliwung yang tinggal 16 kilometer," ujar Jokowi di Sumber, Kamis (6/3/2025) dikutip dari detikJateng.

"Itu memang harus segera dilanjutkan setelah Ciliwung selesai masih ada sungai lain yang perlu dinormalisasi. Jadi ada 12 sungai lagi yang perlu. Belum lagi urusan air dari atas (laut), masih ada lagi air dari laut yang naik setiap 8-12 cm, sehingga diperkirakan satelit NASA memang 2050-an sepertiga Jakarta bisa terkena banjir dari laut atas (utara)," sambungnya.

Jokowi mengatakan, bendungan yang diresmikan tahun 2022 lalu itu merupakan bendungan kering yang dibangun untuk mengendalikan banjir di Jakarta. Namun, bila airnya terlalu banyak, waduk tidak bisa menampung.

(shc/rrd)

Read Entire Article
Koran | News | Luar negri | Bisnis Finansial